Potret Kerukunan Warga di Surabaya dengan 6 Rumah Ibadah Saling Berdampingan
Hidup rukun berdampingan tentu menjadi dambaan setiap warga. Apalagi, di tengah perbedaan keyakinan, umat yang ada mampu menyelaraskan kehidupan bertetangga yang cukup harmonis.
Hidup rukun berdampingan tentu menjadi dambaan setiap warga. Apalagi, di tengah perbedaan keyakinan, umat yang ada mampu menyelaraskan kehidupan bertetangga yang cukup harmonis.
Hal ini lah yang tercermin dari kehidupan rukun tetangga di Perumahan Royal Residence, Wiyung, Surabaya. Dengan berbagai macam latar belakang, mulai dari multi etnis, pekerjaan, hingga agama, warga perumahan di kawasan tersebut dapat menjadi representasi kehidupan rukun masyarakat Indonesia pada umumnya.
-
Kapan peristiwa penting yang terjadi di Surabaya yang memicu peringatan Hari Pahlawan? 10 November tahun 1945 silam, sebuah peristiwa penting terjadi di tanah Surabaya. Para pemuda rela bertempur menghadapi tentara Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia.
-
Kapan Krisdayanti merayakan ulang tahunnya? Selain menjadi diva dan anggota dewan, Kris Dayanti kini telah menjadi nenek bagi dua cucu cantik yang menggemaskan, Ameena & Azura. Fotonya Saat Momong Cucu-Cucunya Viral di Media Sosial Kris Dayanti sering disebut sebagai salah satu nenek tercantik.
-
Kapan Festival Sriwijaya tahun ini diselenggarakan? Terselenggara pada 22-26 Juni 2023 lalu, namun Sriwijaya Lentern Festival masih hadir hingga 30 September mendatang. Festival ini akan terus diadakan setiap tahunnya untuk mengenang era kejayaan Sriwijaya.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Apa yang dirayakan dalam puisi Natal ini? Natal adalah saat untuk merayakan kasih sayang, saling berbagi, dan mengenang kelahiran Sang Penebus.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
Yang paling unik, adalah kehidupan rukun beragama warga di kawasan tersebut. Hal ini tercermin dari berdirinya 6 rumah ibadah yang saling berdampingan pada lokasi yang sama. Keenam rumah ibadah tersebut, sesuai dengan 6 agama yang diakui di Indonesia, yakni, Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.
Uniknya meski berbeda, keenam rumah ibadah yang berdiri dalam satu lokasi berdampingan itu tidak menggunakan pagar atau pembatas lainnya. Sehingga, lokasi rumah ibadah itu terlihat menyatu dan indah, lantaran antara satu bangunan dan lainnya memiliki perbedaan gaya arsitektur masing-masing agama.
"Dalam satu lokasi itu ada Masjid Muhajirin, Gereja Katolik Kapel Santo Yustinus dan Kristen Protestan GKI Royal Residence, Kelenteng Ba De Miao, Vihara Budhayana Royal Residence, dan Pura Sakti Raden Wijaya," ujar Ketua Forum Komunikasi antar Rumah Ibadah (FKRI) Royal Residence, Indra Prasetyo, saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (24/12).
Indra menambahkan, selama ini kerukunan antar umat di kawasan perumahan ini diakuinya cukup terjaga, meski dalam satu lokasi berderet 6 rumah ibadah dari 6 agama yang berbeda. Untuk tetap menjaga kebersamaan tanpa mengganggu peribadatan masing-masing umat, ada beberapa kesepakatan yang dicapai oleh warga.
Ia mencontohkan, meski masjid berpengeras suara, namun itu hanya digunakan untuk azan saja. Di luar itu, masjid hanya menggunakan pengeras suara yang ada di dalam masjid. Demikian juga dengan gereja maupun tempat ibadah lainnya, meski terdapat lonceng, namun tidak pernah dibunyikan.
"Kesepakatan warga demikian. Bahkan, di masjid tidak ada bedhugnya. Lonceng di gereja atau rumah ibadah lainnya tetap ada, tapi bandulnya dilepas, sehingga tidak dapat dibunyikan," ujarnya.
Ia mengakui, hal ini dikarenakan adanya rasa toleransi dan komunikasi yang baik antar umat beragama yang tergabung dalam FKRI.
"Komunikasi ini yang terus kita jaga. Karena dari komunikasi ini, kita dapat saling menjaga kerukunan antar umat beragama di sini," tambahnya.
Saling Menjaga Toleransi
Indra menceritakan, meski keenam rumah ibadah itu saling berdampingan antara satu dengan lainnya, namun selama ini tidak pernah menimbulkan persoalan yang pelik antar umat beragama yang memakai rumah ibadah tersebut.
Bahkan, antar rumah ibadah tidak saling terganggu jikalau ada peribadatan yang sedang berlangsung pada setiap rumah ibadah. "Komunikasi itu kuncinya. Kalau umat Islam kan harus 5 waktu (salat) kegiatan ibadahnya, sedangkan yang lain kan waktu tertentu. Nah di situlah forum ini berperan. Yang penting komunikasi dan tidak saling mengganggu," ungkapnya.
Selama ini, umat masing-masing agama yang beribadah di tempat ibadah tersebut, dapat saling memahami. Sehingga, proses peribadatan masing-masing agama di perumahan itu, dapat berjalan dengan lancar dan tiada kendala yang berarti.
"Contohnya lagi begini, umat Kristen biasanya ibadah pada hari Minggu, dengan demikian yang Katolik biasanya memilih hari Sabtu. Jadi mereka dapat menjalankan prosesi ibadahnya dengan tenang," ungkapnya.
Lalu, bagaimana kebhinekaan ini diwujudkan dalam kegiatan umat bersama? Indra menegaskan meski soal ibadah adalah urusan umat masing-masing, namun di kawasannya tetap ada kegiatan yang melibatkan antar umat beragama.
Ia mencontohkan, saat ada kegiatan Agustusan (memperingati hari kemerdekaan), setiap masing-masing agama mengirimkan wakilnya, untuk berperan sebagai pendoa. Mereka pun berdoa dalam kegiatan bersama dengan doa dan kepercayaan masing-masing umat.
"Semua (agama) mengirimkan perwakilannya. Kemudian berdoa bergantian sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Yang mengamini ya umatnya masing-masing. Itu kan gak papa, mendoakan negara sesuai dengan agama masing-masing," pungkasnya.
Untuk terus menjaga kerukunan umat di wilayah tersebut, komunikasi yang intensif dalam FKRI lah yang menjadi kuncinya. Untuk itu, sebagai Ketua FKRI, dirinya bertekad untuk terus dapat menjaga kondisi di wilayah tersebut agar dapat terus kondusif. "Kuncinya sekali lagi adalah komunikasi di sini. Kami juga mohon doanya supaya kerukunan umat ini akan dapat terus terjaga," tegasnya.
(mdk/bal)