Potret suram kehidupan warga Lebak bergantung pada jembatan rusak
Ketika mereka akan pergi dan pulang sekolah harus bertaruh nyawa melewati jembatan-jembatan yang tidak layak itu.
Di tengah mewahnya kehidupan para pejabat di negeri ini, ada banyak masyarakat yang hidupnya masih sengsara. Meskipun begitu, mereka tak peduli akan kehidupan rakyat kecil tersebut. Janji manis yang dilontarkan ketika kampanye seakan hilang tak pernah terucap.
Janji-janji memperbaiki infrastruktur cuma isapan jempol belaka dan hanya terjadi pada saat kampanye saja. Hal ini yang dirasakan oleh warga Lebak, kehidupan yang suram tak pernah tersentuh oleh para wakil rakyat.
Jalanan rusak, jembatan roboh atau gedung-gedung sekolah yang hancur bukan menjadi hal yang baru lagi. Dan yang lebih miris anak-anak pun harus merasakan akibat tersebut. Betapa tidak, ketika mereka akan pergi dan pulang sekolah harus bertaruh nyawa melewati jembatan-jembatan yang tidak layak itu.
Seperti yang terjadi baru-baru ini, belasan siswa SD mengalami luka-luka karena jatuh ke sungai, akibat robohnya jembatan ketika mereka akan ke sekolah. Ini terjadi di jembatan gantung yang menghubungkan Desa Sindai, Kecamatan Sajira dan Pasir Eurih, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten.
Hingga saat ini, pemerintah daerah belum tergerak hatinya untuk memperbaiki jembatan atau jalanan yang rusak di daerah Lebak.
Berikut potret suram warga Lebak yang bergantung pada jembatan rusak, yang dirangkum merdeka.com:
-
Kenapa lantai jembatan kaca Wahana Wisata Banyumas pecah? “Tadi sekitar pukul 10 pagi kami mendapat informasi bahwa ada kecelakaan, di mana ada orang yang jatuh dari wahana jembatan kaca,” kata Kapolresta Banyumas Kombes Pol Edy Suranta Sitepu dikutip dari ANTARA. Edy menjelaskan berdasarkan informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, para pengunjung yang menggunakan wahana jembatan kaca itu merupakan rombongan wisatawan dari Cilacap sebanyak 11 orang. Ia mengatakan rombongan wisatawan itu menggunakan wahana jembatan kaca sekitar pukul 10.00 WIB. Empat orang wisatawan dalam rombongan itu jatuh karena ada lembaran kaca yang pecah saat diinjak.
-
Apa yang terjadi di jembatan kaca Wahana Wisata Banyumas? Pecahnya lantai jembatan kaca hingga kini masih dalam penyelidikan polisi Rabu (25/10), sebuah wahana wisata jembatan kaca di kawasan wisata The Geog, Hutan Pinus Limpakuwus, Banyumas, pecah. Insiden pecahnya jembatan kaca itu menyebabkan seorang pengunjung meninggal dunia dan seorang lainnya terluka.
-
Kapan jembatan kaca di Banyumas pecah? Pecahnya wahana jembatan kaca di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus pada Rabu (25/10) mengundang perhatian banyak pihak.
-
Bagaimana bentuk Batu Wongwongan Lebak? Batu Wongwongan diketahui memiliki ciri unik, yakni berbentuk Yoni tanpa cerat, serta terdiri dari masing-masing muka di setiap sisi yang memiliki kepala arca dan berhias rambut anting-anting dengan kondisi yang telah usang.
-
Apa yang terjadi pada jembatan kaca di Banyumas? Pecahnya wahana jembatan kaca di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus pada Rabu (25/10) mengundang perhatian banyak pihak.
-
Jembatan Panyindangan ini ada di mana tepatnya? Jembatan gantung Panyindangan penghubung Desa Baginda dengan Desa Gunasari, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat berhasil mencuri perhatian.
Jembatan gantung di Lebak roboh, 45 siswa SD jatuh ke sungai
Jembatan gantung yang menghubungkan Desa Sindai, Kecamatan Sajira dan Pasir Eurih, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, roboh. Kejadian ini menyebabkan 45 siswa SD yang sedang menyeberang jatuh ke sungai yang beraliran deras.
"Beruntung musibah ini tidak menimbulkan korban jiwa," kata Kasubag Pemberitaan Humas Sekretariat Pemerintahan Kabupaten Lebak Aep Dian Hendriawan kepada wartawan di Lebak, Selasa (10/3).
Menurut dia, jembatan gantung berusia 27 tahun itu kekuatannya hanya mampu dilintasi empat sampai lima orang. Selain itu juga kayu jembatan yang dilintasi sudah lapuk dan bolong-bolong, termasuk penahan dari sling kawat. Kemungkinan jembatan itu roboh karena tidak kuat menahan beban yang dilintasi sebanyak 45 siswa SD dan satu pasangan suami istri mengendarai sepeda motor.
"Semua warga yang melintasi jembatan itu tercebur ke Sungai Ciberang yang kondisinya deras," katanya.
Jatuh ke sungai akibat jembatan roboh, belasan siswa SD luka-luka
Akibat robohnya jembatan gantung yang menghubungkan Desa Sindai, Kecamatan Sajira dan Pasir Eurih, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, puluhan siswa SD harus terjatuh ke sungai.
Meskipun tidak ada korban jiwa, namun tercatat satu siswa SD kelas V bernama Umi (11) mengalami luka serius pada bagian kepala akibat terbentur bebatuan. Saat ini, Umi ditangani oleh tenaga medis RSUD Adjidarmo Rangkasbitung.
Sedangkan, korban lain yakni sebanyak empat siswa SD mendapat perawatan medis di Puskesmas Pajagan karena lukanya tidak serius.
"Pemerintah daerah dalam waktu dekat ini akan membangun kembali jembatan yang roboh itu," kata Kasubag Pemberitaan Humas Sekretariat Pemerintahan Kabupaten Lebak Aep Dian Hendriawan kepada wartawan di Lebak, Selasa (10/3).
Sementara itu, sejumlah siswa SD yang selamat mengaku bahwa dirinya merasa kaget tercebur ke sungai yang deras, setelah tali sling kawat penahan jembatan gantung putus.
"Kami jatuh ke sungai dan tidak begitu dalam sehingga menyelamatkan diri dengan cara berenang," kata Amin, siswa SD warga Pasir Eurih, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak.
Gara-gara jembatan roboh, belasan siswa SD tidak bisa ujian
Dua belas siswa SDN 1 Pajagan tidak bisa mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) karena mengalami luka dan trauma pasca jembatan gantung di kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten putus kemarin (10/3).
Salah seorang siswa yang tidak mengikuti ujian adalah Denis (11). Dia masih terbaring lemas di rumahnya dan mengalami luka memar di kaki. Korban mengalami luka akibat terkena tali sling jembatan saat terjatuh bersama 46 orang lainnya kemarin.
Masih enggak kuat, masih sakit di kaki sama punggung masih memar jadi enggak bisa diri keluh siswa kelas 5 SDN 1 Pajagan ini di kediamannya di Kampung Polad Desa Tambak Kecamatan Cimarga, Rabu (11/3).
Oleh karena itu, kini pihak sekolah sudah memberikan keringanan kepada dua belas siswa tersebut.
"Hari ini UTS mata pelajaran matematika, namun karena musibah kemarin sebanyak 12 Siswa tidak mengikutinya, hal ini sudah dibicarakan dengan pihak Dinas Pendidikan," kata Sabrowi kepala Sekolah SDN 1 Pajagan kepada wartawan.
Saat jembatan jatuh para siswa tengah menyeberang di jembatan yang menghubungkan desa Tambak dan desa Pajagan. Mereka mengalami luka berat akibat jatuh ke sungai Ciberang saat jembatan rubuh.
360 Jembatan gantung rusak, Bupati Lebak ogah bangun jembatan baru
Sebanyak 360 jembatan gantung di wilayah Kabupaten Lebak, Banten, mengalami kerusakan. Kerusakan yang diakibatkan faktor usia ini jika dibiarkan maka bisa saja seperti jembatan gantung yang menghubungkan Kampung Sinday, Desa Pajagan, Kecamatan Sajira dengan Kampung Pasir Eurih, Desa Tambak Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak yang putus pada Selasa (10/3) kemarin.
"Di Lebak ini masih ada 360 jembatan yang kondisinya sudah rusak, makanya saya menginstruksikan kepada dinas terkait untuk segera menanganinya," kata Bupati Kabupaten Lebak Iti Octavia Jayabaya, kepada sejumlah wartawan, Kamis (12/3).
Iti berjanji akan segera memberikan bantuan stimulan untuk memperbaiki jembatan gantung yang rusak, termasuk jembatan gantung yang menghubungkan Kampung Sinday, Desa Pajagan, Kecamatan Sajira dengan Kampung Pasir Eurih, Desa Tambak Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak tersebut.
"Untuk jembatan yang menghubungkan Kampung Sinday dan Kampung Pasir Eurih, kami tidak bisa membangun jembatan baru, mengingat lahan ini akan menjadi daerah rendaman Waduk Karian dan lahan ini juga sudah dibebaskan, tapi Pemda Lebak tetap akan memberikan bantuan stimulan untuk memperbaiki jembatan gantung ini agar warga bisa tetap beraktivitas dan juga anak-anak bisa tetap sekolah," ujar Iti.
Diketahui, Jembatan gantung yang menghubungkan Kampung Sinday, Desa Pajagan, Kecamatan Sajira dengan Kampung Pasir Eurih, Desa Tambak Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten terputus, Selasa (10/3/2015). Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, tapi puluhan anak sekolah dasar (SD) mengalami luka-luka.
Saat ini, untuk sarana penyeberangan sementara tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak menurunkan perahu karet untuk menyeberangkan masyarakat.