Psikolog Forensik Ungkap Makna Tulisan 'To You Whomever' di Lokasi Ibu dan Anak Tinggal Kerangka di Depok
Kata tersebut bisa jadi menandakan keluarga tersebut sudah lama terisolasi dari lingkungan sosial.
Kata tersebut bisa jadi menandakan keluarga tersebut sudah lama terisolasi dari lingkungan sosial.
Psikolog Forensik Ungkap Makna Tulisan 'To You Whomever' di Lokasi Ibu dan Anak Tinggal Kerangka di Depok
Psikolog forensik, Reza Indragiri Amriel mengatakan, file dalam laptop yang ditemukan di rumah ibu dan anak tewas tersisa kerangka menandakan keluarga tersebut sudah terisolasi sejak lama. Diketahui file tersebut bertuliskan 'To You Whomever'.
"Pilihan kata 'whomever' menjadi unik. Karena pesan itu seolah tidak dikirim kepada pihak tertentu secara spesifik, entah keluarga, teman, tetangga atau pihak tertentu yang memang dialamatkan menerima pesan tersebut," kata Reza di lokasi kejadian perumahan kawasan Cinere, Depok, Jumat (8/9).
Pemilihan kata 'whomever' tidak ditujukan pada pihak tertentu. Kata tersebut bisa jadi menandakan keluarga tersebut sudah lama terisolasi dari lingkungan sosial.
- Sosok Ini Diyakini Bisa Mengungkap Misteri Kematian Bapak & Anak di Jakut
- Barang Bukti Ditemukan di TKP Anak Perwira TNI Tewas Terbakar di Lanud Halim, Ada Pisau Sampai Tutup Botol
- Dalami Keseharian Ibu & Anak Jasadnya Ditemukan di Depok, Ini Cara Kerja Psikolog Forensik
- Tim Forensik Ungkap Penyebab Meninggalnya Siswa SPN
Ibu dan anak itu juga berkeyakinan bahwa jasad mereka nantinya akan ditemukan oleh orang lain dengan cara apapun.
Kalimat itu mengindikasikan boleh jadi keluarga ini sudah terisolasi dan berjarak sedemikian rupa dari lingkungan sosialnya.
Sampai-sampai pesan terakhir yang mereka bikin pun tidak ditujukan pada pihak tertentu. Dan mereka sudah seperti membayangkan bahwa jenazah mereka akan ditemukan lewat penemuan secara sengaja atau tidak sengaja," ujar Reza.
Analisis psikolog forensik
Dari gambaran yang ada, dia mendapatkan profil kecil tentang bagaimana tentang relasi sosial orang yang mengakhiri hidupnya dengan lingkungan sosialnya dengan cara demikian.
Reza menyebut 90 persen pelaku bunuh diri adalah mereka yang mengidap gangguan afektif, perasaan yang tidak stabil, mood yang berayun, depresi.
"Kalau ini yang terjadi, maka kalimat 'To You Whomever" memang mengindikasikan relasi sosial yang sedemikian jauh, yang menjadi penanda orang yang barangkali mengalami depresi, gangguan afektif," beber Reza.
Selain tulisan kalimat 'To You Whomever' ditemukan juga adanya nama dan nomor telepon.
Reza menyarankan agar polisi menusuri hal tersebut. Dari situlah akan diketahui gambaran mengenai keluarga Grace dan anaknya.
"Siapa pemilik nomor tersebut bisa dicari tahu. Tidak hanya identitas pemilik nomot telepon tapi pihak tersebut akan bisa memberikan gambaran tentang keluarga ini," ujar dia.
Reza berpendapat, mengetahui profil keluarga korban penting untuk menguak di balik kematian misteri ibu dan anak tersebut.
Sebagai psikolog forensik, akan bekerja melalui dua cara. Yaitu pengecekan terhadap orang yang signifikan dan pengecekan dokumen.
"Gambaran kepribadian keluarga ini penting karena merupakan salah satu teori ilmu forensik ketika mencari tahu sebab orang yang meninggal dunia," ujar Reza.
Pengecekan terhadap orang baik itu keluarga, teman pasangan tetangga yang mereka tahu akan memberi gambaran yang lebih jelas mengenai kaus ini.
Dibantu juga dengan pengecekan dokumen mulai dokumen kesehatan, kepemilikan rumah, listrik.
"Itu akan bisa memberikan gambaran tentang apa kondisi yang dialami keluarga ini sehingga memutuskan hidup mereka kalau itu dianggap bunuh diri," ujar Reza.
Mirip Kasus Kematian Satu Keluarga di Kalideres
Dalam kasus kematian ibu dan anak di Cinere, Depok ditemukan temuan bahwa ada bantal yang digunakan untuk bersandar. Bantal tersebut ditemukan di kamar mandi tempat keduanya tewas.
Temuan lain, adanya file dengan tulisan 'To You Whomever' serta secarik kertas berisi nama dan nomor telepon. Di dekat jasad keduanya juga ditemukan botol minum air mineral dan minuman cokelat.
Hingga saat ini polisi belum bisa memastikan penyebab kematian Grace (64) dan David (38). Hasil autopsi juga belum keluar.
Reza mengatakan, kematian ibu dan anak itu mengingatkan kasus kematian satu keluarga yang pernah terjadi di Kalideres, Jakarta Barat.
"Memang tidak bisa dipungkiri sepintas saya membayangan kasus Kalideres. Karena ada sekumpulan orang meninggal di satu TKP, di waktu yang saya anggap sama," kata Reza.
Dia juga mengingat kasus kematian satu keluarga yang ditemukan di kamar mandi di Pulomas. Namun kasus di Pulomas bukan disebabkan bunuh diri. Dia mengingatkan agar polisi tetap memastikan penyebab kematian walaupun ada asumsi soal bunuh diri.
"Di Pulomas beberapa tahun silam juga ada satu keluarga yang meninggal di waktu yang kurang lebih sama juga di kamar mandi, tapi bukan bunuh diri, tapi pembunuhan. Jadi kendati sudah ada asumsi ini bunuh diri tetap polisi harus memastikan penyebab kematian masing-masing jenazah," ujar dia.
Reza menuturkan, ada empat hal yang harus didalami terkait mata rantai bunuh diri. Yaitu, ide, pemikiran tentang bunuh diri. Kemudian, plan atau perencanaan. Selanjutnya aksi. Teakhir, pada akhirnya terjadi kematian atau tidak.
"Empat hal ini yang harus diinvestigasi polisi untuk sampai pada kesimpulan bundar sempurna ini meninggal akibat bunuh diri,” kata Reza.
Dalam kasus ini, dia melihat sudah ada dua unsur yang terpenuhi. Yaitu plan dan action.
"Kalau sebatas surat yang ditinggalkan kemudian sepertinya kehilangan nyawa di kamar mandi, maka itu mengindikasikan adanya plan dan action,” ujar Reza
Selanjutnya yang harus didalami adalah mencari ide penyebab mereka meninggal dan tentang kematian itu apakah betul bunuh diri atau pembunuhan.
“Sudah dua unsur yang terjawab. Tinggal mencari ide penyebab mereka meninggal dan tentang kematian itu apakah betul bunuh diri atau pembunuhan,” tukasnya.
Terkait dengan file berjudul ‘To You Whomever’, Reza melihat ada pemilihan kata yang unik. Menurutnya, ‘whomever’ mengindikasikan relasi sosial yang sedemikian jauh. Ini menjadi penanda orang yang barangkali mengalami depresi dan gangguan afektif. Reza menegaskan, dirinya tidak pernah membenarkan bunuh diri sebagai sebuah solusi.
“Walaupun realitas menunjukkan ada orang-orang yang menjadikan bunuh diri sebagai keputusan rasional mereka,” kata Reza.
Reza mengatakan, ada empat hal yang harus diperhatikan penyidik untuk mengungkap kasus kematian. Apakah korban meninggal disebabkan faktor alam atau kecelakaan. Kemudian didalami mengenai homicide dan bunuh diri.
Polisi harus mencari tahu satu per satu penyebab kematian kedua korban kendati ibu dan anak itu ditemukan dalam satu tempat yang sama.
"Karena yang meninggal lebih dari satu orang, maka betapapun kejadiannya di satu TKP dan barangkali di satu waktu yang sama, penyebab kematian harus tetap disisir satu per satu. Sehingga secara spesifik bisa disimpulkan jenazah A meninggal karena apa, mayat B karena apa. Tidak bisa pukul rata semua karena bunuh diri atau meninggal akibat kecelakaan,” pungkasnya.