Puan Maharani Dukung Pemerintah Perkuat Edukasi Masyarakat Guna Berantas Judi Online
Puan menekankan agar Pemerintah berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait untuk berantas judol dari semua kalangan.
Ketua DPR RI Puan Maharani mendukung Pemerintah melakukan berbagai intervensi untuk memberantas judi online (judol) yang semakin menyasar anak-anak. Puan juga meminta Pemerintah perkuat edukasi masyarakat serta bekerja sama dengan stakeholder terkait untuk blokir semua situs judol.
"Judi online kini semakin mengkhawatirkan di Indonesia, anak-anak semakin banyak yang terpapar karena mudahnya akses melalui internet. Ini mengancam masa depan generasi muda kita," kata Puan Maharani, Jumat (15/11/2024).
- Meutya Hafid Blak-blakan di Depan DPR: Judi Online Banyak Sasar Pegawai Pemerintahan hingga Kader Parpol
- Marak Anak Berjudi Online, Ketua DPR: Pemerintah Harus Segera Bertindak
- Puan Maharani: Berantas Judi Online Hingga ke Bandarnya
- Diberantas Pemerintah, Judi Online Bukan Hanya Mempertaruhkan Uang Tetapi Masa Depan Bangsa
Berdasarkan data PPATK, anak terpapar judi online meningkat hingga 300%, lebih dari 197.000 anak-anak terlibat judol berada di rentang usia 11-19 tahun, sebanyak 1.836 anak di bawah usia 17 tahun pun juga terpapar judol. Beberapa tahun terakhir diketahui transaksi anak berjudi online ini mencapai sekitar Rp2,29 miliar.
Puan menilai kondisi tersebut menuntut perhatian bersama dari para stakeholder, terutama bagi pemangku kebijakan.
"Temuan ini merupakan sebuah kabar yang sangat mengkhawatirkan, apalagi menyangkut anak-anak. Saya berharap Pemerintah serius dalam menangani kasus Judol ini demi menyelamatkan generasi penerus bangsa Indonesia," ujar Puan.
Mantan Menko PMK ini pun mendorong penguatan pengawasan serta edukasi lebih kepada anak-anak yang juga harus dimulai lingkungan keluarga dan satuan pendidikan tentang bahaya mengakses situs judi online. "Tentunya diperlukan juga kerja sama dari lingkungan pendidikan. Misalnya program sosialisasi bisa dilakukan di sekolah-sekolah," ujar Puan.
Menurut Puan, sekolah-sekolah bisa meningkatkan program ekstrakulikuler atau program pemberdayaan keterampilan siswa, sebab kegiatan non-akademik bisa membuat anak mengurangi penggunaan gadget. Selain itu, ia berpesan kepada Pemerintah yang perlu menciptakan program berkelanjutan terkait isu ketahanan keluarga.
"Sehingga tidak ada lagi keluarga yang rentan tetapi lebih banyak keluarga yang stabil dan sejahtera," tegas Puan.
Puan pun menyoroti judol terus menimbulkan masalah ekonomi dan memberi dampak di berbagai sektor kehidupan, seperti menciptakan lingkungan keluarga yang tidak sehat dan stres berlebih serta mengancam keutuhan atau ketahanan keluarga.
"Banyak kejadian yang menunjukkan anak-anak dengan anggota keluarga pecandu judol sering kali kekurangan dukungan emosional dan finansial yang diperlukan untuk mencapai potensi terbaik dalam pendidikan, pemenuhan gizi, dan tumbuh kembang mereka," ujar Puan.
Puan menekankan agar Pemerintah berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait untuk berantas judol dari semua kalangan. Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), PPATK, pihak sekolah dan lembaga/instansi terkait lainnya sangat diperlukan.
"Kita mendukung penegakan hukum terhadap pihak-pihak yang memfasilitasi aktivitas judol, tapi langkah preventif pencegahan termasuk melalui lingkungan pendidikan dan literasi digital yang menyeluruh juga harus ditingkatkan," imbaunya.
"Seperti edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya judi online, baik dari segi ketahanan keluarga maupun bagaimana menjaga sebaik-baiknya masa depan anak-anak yang akan menjadi generasi penerus bangsa ini," pungkas Puan.