Rebutan Pacar Jadi Pemicu Bullying Siswi SMP di Bojonggede
Sekolah akan tegas terhadap siswa yang terlibat perundungan dan hukum.
Sekolah akan tegas terhadap siswa yang terlibat perundungan dan hukum.
Rebutan Pacar Jadi Pemicu Bullying Siswi SMP di Bojonggede
Kasus perundungan yang menimpa siswi SMP Al Basyariah, Bojonggede, Kabupaten Bogor diduga persoalan pacar. Hal itu dibenarkan olehWakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Al Basyariah, Uus Saharoh.
“Betul, jadi seperti itu (rebutan pacar). Saya sudah dapat informasi itu. Tapi kita belum bisa memastikan semua. Kita tanyakan anak-anak yang bersangkutan ternyata masalah cowok,” katanya, Jumat (17/5).
Antara pelaku dan terduga pelaku sebenarnya saling kenal. Mereka adalah teman main, namun berbeda sekolah.
“Pelaku dan korban saling kenal, satu grup satu tongkrongan teman main, tapi beda sekolah,” ujarnya.
Ditegaskan pembinaan terhadap siswa didik sudah sering dilakukan pihak sekolah. Bahkan untuk bimbingan rohani dilakukan setiap hari. Pihak sekolah pun merasa kecolongan dan kecewa dengan terjadinya kasus ini.
“Dari jam 7 sudah masuk, pembacaan ayat pendek di awal belajar. Jemaah solat zuhur, ada pembinaan rohani khusus. Pembinaan agama rohani insya allah kami tidak ketinggalan. Ya kami kecolongan sekali dengan kejadian ini, kami ada kecewa karena sebagai pendidik pengajar mengharapkan semua peserta didik sesuai harapan,” ungkapnya.
Uus juga menuturkan permasalahan yang terjadi pada siswa didik tidak lepas dari permasalahan di rumah siswa. Anak-anak di sekolah hanya sekitar delapan jam. Selebihnya, anak berada di rumah dan seharusnya dalam pengawasan orang tua.
“Waktu di sekolah hanya 8 jam, selebihnya sama ornag tua. Ada faktor keluarga juga, permasalahan yang menimpa anak-anak di sekolah itu lepas dari permasalahan rumah tangga,” tukasnya.
Terpisah, pengurus yayasan Wira Buana, Ahmd Ruli Irawan menambahkan pihak sekolah akan menjatuhkan sanksi jika siswinya terbukti melakukan perundungan. Saat ini kasusnya masih terus didalami.
“Tentu sanksinya akan sangat berat dari sekolah. Jika terbukti akan dikeluarkan,” katanya.
Ditegaskan, pihak sekolah tidak membenarkan tindakan perundungan dalam bentuk apapun. Sekolah akan tegas terhadap siswa yang terlibat perundungan dan hukum. Ini dilakukan untuk memberi efek jera dan tidak terulang lagi.
“Sekolah sangat tidak membenarkan, ini untuk pelajaran supaya tidak terulang,” ujarnya.
Peristiwa perundungan itu terjadi pada Kamis (16/5) sore sekitar pukul 16.00 WIB. Peristiwa itu terjadi di luar area sekolah dan di luar jam sekolah.
“(Terjadi )di luar jam sekolah, siswa lagi libur,” pungkasnya.