Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah
Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Menkes buka suara soal efek samping yang ditimbulkan dari vaksin AstraZeneca
- Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran
- Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Picu Kasus TTS, Begini Penjelasan Ilmiahnya
- Disinyalir Ada Efek Samping Pendarahan Otak, Sudah 70 Juta Vaksin AstraZeneca Disuntikkan ke Rakyat Indonesia
- Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca. Hal ini merespons hebohnya media sosial terkait vaksin AstraZeneca memicu munculnya trombosis with trombositopenia (TTS) atau pembekuan darah.
Budi menerangkan, hingga saat ini, berdasarkan laporan Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) belum ada kasus dari efek samping langka tersebut.
"Tapi di kita saya cek ke ITAGI tidak ada," kata Budi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (3/5).
Budi menambahkan, sejak awal memang sudah ada efek samping dari AstraZeneca, tetapi risikonya kecil. Menurut WHO, AstraZeneca juga lebih banyak benefitnya ketimbang risiko.
"Saya ingat juga AstraZeneca ini isu mengenai itu sudah ada dulu waktu kita zamannya pandemi Covid, seingat saya waktu itu memang ada risiko tersebut, kecil," katanya
"Tapi dilihat oleh dunia medis WHO kan yang mengapprove langsung ini bilang bahwa benefitnya lebih besar dari pada risiko, sehingga waktu itu diberikan izin untuk dijalankan di seluruh dunia," ucapnya.
Saat masuk ke Indonesia, vaksin apapun termasuk AstraZeneca sudah dikaji oleh ITAGI. Budi mengatakan, hasilnya lebih besar menguntungkan masyarakat dari pada risiko.
"Protokolnya di Indonesia juga harus lakukan yang sama, ada independent body yang isinya ahli ahli di bidangnya namanya Itagi kita minta untuk memberikan kajian," ucapnya.
"Ini vaksin vaksin yang masuk ada Pfizer, AstraZeneca, Moderna apalagi teknologi teknologimya baru kan yang mRNA ini kan itu seperti apa, dan kesimpulan nya mereka sama dilihat benefit sama risk," tukas Budi.