Riza Sativa, Kapolsek di Wilayah Sejuta Ormas yang Pernah Bercita-cita Jadi Hakim
Di mata Riza, jabatan, tugas dan tanggungjawabnya yang diamanatkan negara harus dilaksanakan dengan maksimal. Sebagai aparat pelayan dan pengayom masyarakat, dia ingin selalu dekat dengan warga di wilayah hukumnya.
Wanita yang satu ini berpegang pada komitmennya mengedepankan sikap profesional, zero complain dan cepat memberikan pelayanan untuk masyarakat. Salah satu programnya adalah sambung warga.
Dia adalah Riza Sativa, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Pondok Aren, Polres Tangerang Selatan. Sebagai salah satu pemimpin penegak hukum di wilayah paling heterogen di Kota Tangerang Selatan, berbagai tantangan harus siap dihadapi.
-
Bagaimana cara memperingati Hari Kartini? Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April. Tak hanya memperingati harinya, namun banyak pula jejak tokoh perempuan itu yang masih dapat dijumpai hingga kini.
-
Apa yang dirayakan di Hari Kartini? Puisi Hari Kartini mencerminkan penghormatan dan apresiasi terhadap dedikasi sosok Kartini.
-
Kapan Hari Kartini dirayakan? Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini yang sarat perjuangan.
-
Kenapa Raden Adipati Djojoadiningrat berani melamar Kartini? Karena gagasannya ini, pada awal abad ke-20 Kartini mampu mendirikan sekolah perempuan pertama di rumahnya yang berada di Kabupaten Rembang untuk memberdayakan perempuan sehingga bisa membaca, berhitung, dan menulis.
-
Kapan kita memperingati hari Kartini? Setiap tanggal 21 April, kita memperingati Hari Kartini, hari yang menghormati perjuangan dan dedikasi Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan kesetaraan dan pendidikan bagi wanita Indonesia.
-
Bagaimana cara kita memperingati Hari Kartini? Salah satunya yakni dengan berbagi ucapan Hari Kartini 2024 yang penuh pesan positif.
"Di setiap tempat ada tantangan dengan karakter tersendiri, yang pasti saya cepat menyesuaikan diri, beradaptasi dan selalu mengikuti perkembangan zaman," kata wanita berpangkat Komisaris Polisi ini.
Sebagai penyangga ibukota Jakarta, Wilayah Pondok Aren memiliki kelompok masyarakat yang sangat beragam. Wilayah hukum yang dipimpinnya ini dikenal berjuluk wilayah sejuta ormas.
"Ormas adalah bagian dari masyarakat, jadi intinya bagaimana menghadapi masyarakat secara profesional. Di Kepolisian SOP nya jelas, dan bagaimana kita melayani masyarakat dengan cepat dan meminimalisir komplain dari masyarakat," kata wanita kelahiran Kotabaru, Kalimantan Selatan itu.
©2021 Merdeka.com
Untuk itu, Riza yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Polsek di wilayah kepulauan Batam itu selalu rutin menggelar silaturahmi dan sambang warga serta tokoh di wilayah. Masyarakat dilibatkan dan diajak berpartisipasi menjaga lingkungan dan keamanan.
"Bertemu tokoh, orang tua, pemuka agama dan itu banyak sekali manfaatnya. Dengan langsung turun, masyarakat merasa lebih nyaman, aman dan membuktikan Polisi sahabat masyarakat," jelasnya.
Sempat Bercita-cita Jadi Hakim
Wanita kelahiran 28 April 1984 ini tidak pernah terbayang menjadi Polisi. Karena cita-citanya justru menjadi hakim. Riza sapaan akrabnya, menempuh studi Sarjana di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta dan lulus pada 2005.
Dia kemudian melanjutkan studinya pada program magister di Universitas Gadjah Mada. Di tengah perkuliahan meraih gelar magister, dia menerima informasi pembukaan Akademi Kepolisian (Akpol) melalui jalur sarjana pada tahun 2007.
Bermula dari dukungan orang terdekat dan orang tua, Riza akhirnya membulatkan niat mengikuti seleksi Akpol angkatan pertama jalur sarjana di Polda Kalimantan Selatan saat itu.
"Bersyukur setelah proses seleksi, 6 orang dikirim dari perwakilan Polda Kalsel ke Semarang, dari seleksi di Semarang, hanya 5 orang termasuk saya yang dinyatakan lolos dan masuk Akpol dari Polda Kalsel. Tahun itu, hanya 250 orang akpol jalur Sarjana yang diterima se-Indonesia," ucap wanita murah senyum ini.
Dia menyadari, sudah banyak wanita yang ingin menjadi Polisi. Namun bagi Riza, panggilan untuk bisa mengabdi kepada negara menjadi cerita yang ingin ditorehkan dalam kehidupannya.
©2021 Merdeka.com
Akhirnya dia mengurungkan niat menjadi Hakim. Riza fokus agar bisa lolos seleksi taruna Akpol dari jalur Sarjana.
"Tahun 2009 saya lulus Akpol dan ditugaskan pertama kali itu di Kepolisian Resor Karimun, Polda Kepulauan Riau, sebagai kepala SPK," kenangnya.
Riza belajar dan menggali kemampuannya saat bertugas di sejumlah wilayah di luar Pulau Jawa. Seperti di Polda Papua Barat, Polda DIY dan baru akhir-akhir ini ditempatkan di Polda Metro Jaya untuk ditugaskan sebagai Kapolsek Pondok Aren pada Juli 2020.
Kini sudah hampir 12 tahun Riza berdinas di Institusi Polri. Riza tak pernah menyesal atas keputusannya. Justru semakin kuat keinginannya untuk berbuat lebih banyak bagi institusi dan negaranya.
Sebagai anggota kepolisian, Riza selalu siap ditugaskan dimana pun. "Zaman sekarang ini wanita punya banyak kesempatan bisa mendapat pendidikan tinggi. Baik berkarir atau tidak, kita sebagai wanita menjalankan sesuai kodratnya. Apabila dipercaya pimpinan, kita jalankan tugas dan tanggungjawab itu dengan sebaik-baiknya," ucap pengagum berat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati itu.
Di mata Riza, jabatan, tugas dan tanggungjawabnya yang diamanatkan negara harus dilaksanakan dengan maksimal. Sebagai aparat pelayan dan pengayom masyarakat, dia ingin selalu dekat dengan warga di wilayah hukumnya.
"Namanya karir di Kepolisian tidak selamanya di sini, saya tunjukkan saya bekerja dengan baik. Saya berdinas dengan baik dan melaksanakan tugas semaksimal mungkin," tutupnya.
Baca juga:
Polwan Cantik Iptu Rita Yuliana Punya Nama Baru, Ternyata Ini Artinya
Polwan Cantik Briptu Hikma Nur Syafaa Kangen Berat Anak Afrika, Kirim Doa Menyentuh
Polwan Jago Bela Diri dari Tanah Madura
Dinda Ega, Polwan dari Banten Tak Hanya Jago Tangkap Penjahat Tapi Juga Mengaji
Bripda Agustina Untari, Santriwati Gontor Pertama yang Lolos Jadi Polwan