Rugikan petani, DPRD Jateng tolak eksplorasi panas bumi Gunung Lawu
Rugikan petani, DPRD Jateng tolak eksplorasi panas bumi Gunung Lawu. Pemerintah pusat seharusnya mendengarkan masukan masyarakat atas penolakan terhadap proyek ini. Jangan sampai penolakan ini dianggap angin lalu.
Rencana eksplorasi panas bumi (Geothermal) yang akan dilakukan pemerintah di Kawasan Gunung Lawu, perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, terus mendapatkan penolakan. Di Semarang, Wakil Ketua Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah, Hadi Santoso menolak rencana eksplorasi panas bumi karena berdampak kepada kehidupan petani di lereng Gunung Lawu.
"Kepada petani sayur dan buah yang memiliki potensi yang sangat besar dengan iklim yang mendukung, tentu ini menjadi ancaman. Sementara di sisi lain, program ini kontra produktif dengan program Kementerian Lingkungan Hidup yang pada tahun 2012 sudah membeli lahan di Tlogodringo untuk program kebun botani," ungkap Hadi Santoso kepada merdeka.com Selasa (14/3).
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Kapan Bumi terbentuk? Dengan mengukur usia bebatuan di bulan, dan meteorit yang ditemukan di Bumi, para ilmuwan memperkirakan Bumi terkonsolidasi 4,54 miliar tahun lalu.
-
Kapan banjir terjadi di Semarang? Curah hujan tinggi yang mengguyur Semarang pada Rabu (13/3) hingga Kamis dini hari menyebabkan sejumlah daerah dilanda banjir dan tanah longsor.
-
Kapan wabah kelaparan terjadi di Semarang? Pada tahun 1901, muncul wabah kelaparan di Semarang dan Demak.
-
Di mana banjir terjadi di Semarang? Banjir terjadi di daerah Kaligawe dan sebagian Genuk.
-
Kapan Gapura Sekar Putih dibangun? Namun, ide ini baru terealisasi setelah penetapan gemeente Mojokerto pada 1911.
Kawasan Gunung Lawu harus tetap asri dan lestari. Karena itu dia meminta Pemerintah Pusat menarik rencana eksplorasi panas bumi di Gunung Lawu. Pemerintah pusat seharusnya mendengarkan masukan masyarakat atas penolakan terhadap proyek ini. Jangan sampai penolakan ini dianggap angin lalu.
Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menjelaskan, tak banyak yang mengetahui lokasi yang akan dieksplorasi untuk proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Gunung Lawu Karanganyar. Lokasi tersebut di wilayah barat daya dari Gunung Lawu meliputi beberapa desa di Tawangmangu dan Matesih. Dimana di kawasan tersebut ada pemandian air panas Cumpleng dan Sapta Tirta Pablengan.
Hadi melihat kemungkinan kawasan Pablengan dan Cumpleng bakal dipilih sebagai lokasi pengeboran. Pasalnya pengeboran mencari titik paling pendek atau efisien dari permukaan ke sumber panas bumi (magma). Selain wilayah barat daya Gunung Lawu, juga akan ada kegiatan di hutan Jobolarangan, Gondosuli, Tawangmangu.
Hadi mengungkapkan, Tlogodringo adalah sebuah dusun di Gondosuli, yang lokasinya paling berdekatan dengan hutan Jobolarangan. Mayoritas penduduk Tlogodringo bekerja sebagai petani sayur. Beberapa juga membuka usaha penginapan atau home stay. Wilayah hutan di atas dusun itu merupakan favorit pecinta alam untuk menggelar pendidikan dasar (diksar), camping, atau outbond.
Hadi menuturkan, sedangkan pemandian air panas Sapta Tirta Pablengan adalah objek wisata yang berada di Dusung Kentangan dan Dusun Pablengan, Pablengan Matesih.
"Lokasi objek wisata ini berada di lereng bukit Mondoroko. Letak bukit tersebut di sebelah timur dari mata air panas Pablengan. Lantaran geografisnya yang berupa bukit, sedikit rumah warga di lokasi itu. Permukiman penduduk paling banyak berada di barat mata air," tuturnya.
Hadi menambahkan, permukiman penduduk juga berada di selatan mata air Pablengan. Jarak antara mata air dengan permukiman penduduk cukup dekat, tak sampai 100 meter.
"Permukiman penduduk yang berada dekat dengan mata air masuk Dukuh Pablengan dan Dukuh Tiroso," ucapnya.
(mdk/noe)