Sakit hati dituduh berbuat cabul, Aprianus bacok tetangga hingga tewas
Pembunuhan sadis terjadi di Nias Selatan (Nisel), Sumatera Utara. Seorang pria tega menghabisi tetangganya karena sakit hati dituduh sering main mata dan berbuat cabul.
Pembunuhan sadis terjadi di Nias Selatan (Nisel), Sumatera Utara. Seorang pria tega menghabisi tetangganya karena sakit hati dituduh sering main mata dan berbuat cabul.
Pembunuhan terjadi di Desa Sifaorasi Kecamatan Huruna, Rabu (8/8) malam. Tersangka pelaku, Aprianus Halawa alias Ama Rido (35), membacok tetangganya, Asonia Halawa alias Ama Niwa (43).
-
Apa yang ditemukan oleh penyelam di lepas pantai barat Swedia? Sebuah tim penelitian internasional yang dipimpin ahli arkeologi maritim Staffan von Arbin dari Universitas Gothenburg Swedia mengonfirmasi penemuan sebuah meriam dari abad ke-14.
-
Siapa yang menulis pesan menyeramkan di batu nisannya? Menurut Profesor Jonathan Price dari Universitas Tel Aviv, pesan itu ditulis sendiri oleh Jacob dalam aksara Yunani.
-
Kapan hiu ini ditemukan terdampar di pantai? Menurut Aitkenhead, kondisi hiu tersebut menunjukkan bahwa hewan itu telah berada di dalam air selama satu atau dua hari setelah kematiannya.
-
Apa yang ditemukan dalam batu nisan tersebut? Mikrofosil Para peneliti menggunakan fosil yang ditemukan di dalam batu untuk mengungkap jenis mikrofosil yang disebut foraminifera. Asal usul dan waktu spesifik spesies foraminifera ini dapat menjadi jelas dengan identifikasi mereka.
-
Kapan tikus tanah berkumpul? Tikus tanah adalah hewan soliter yang cenderung tinggal sendirian di terowongan terpisah, berkumpul hanya selama musim kawin.
-
Kapan puncak kemarau di Jawa Tengah? “Jadi kalau kita lihat di data saya, rata-rata dari ketersediaan kabupaten/kota baru sepertiga atau 45 persen yang baru digunakan. Sedangkan kita masa puncaknya pada Agustus dan September. Diharapkan pada November sudah mulai ada hujan. Artinya kalau kita petakan dengan permintaan masyarakat nantinya Insya Allah masih mencukupi. Itu baru sumber yang disiapkan oleh pemda setempat melalui BPBD,” kata Kalakhar BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, mengutip YouTube Liputan6 pada Kamis (24/8).
Bukan sekali, Aprianus menebaskan parangnya dalam dua kesempatan berbeda. Setelah luka bacokan pertama diobati, pelaku kembali membacok hingga korban tewas.
"Tersangka kita tangkap beberapa jam setelah kejadian. Dia diringkus tim gabungan saat bersembunyi di perkebunan karet di Desa Sifaorasi, Kamis (9/8) pagi," kata Kapolsek Nias Selatan AKBP Faisal Napitupulu.
Pembunuhan itu berawal saat Aprianus diminta istri Asonia, yang bernama Betaria Zalukhu alias Ina Niwa, untuk datang ke rumah mereka.
Saat Aprianus datang, Asonia sengaja berada di dalam kamar untuk mendengarkan pembicaraan istrinya dengan Aprianus. Betaria bertanya alasan tetangganya itu kerap bermain mata dan menunjukkan kemaluan kepadanya.
Dituduh main mata dan cabul, Aprianus tidak mengaku. Tak lama berselang, Asonia keluar kamar. Dia menyuruh tetangganya itu untuk mengaku, tapi tetap dibantah.
Aprianus kemudian pulang ke rumahnya yang hanya berjarak sekitar 3 meter dari rumah Asonia. Dia pergi sambil memaki-maki tetangganya itu. Mendengar makian itu, Asonia mendatangi rumah Aprianus. Namun pintu rumahnya tertutup dan terkunci.
Saat Asonia berbalik pulang, Aprianus membuka jendela depan rumahnya dan membacok korban di bagian bahu sebelah kiri. Melihat kejadian itu, Betaria langsung menolong suaminya yang terluka. Sementara pelaku sempat mengancam akan membacok mereka.
Asonia kemudian mendapat perawatan dari tenaga medis setempat. Setelah dirawat, dia kemudian keluar rumah dan duduk di jalan raya bersama anaknya.
Tiba-tiba Aprianus datang mendekat. Dia menebas leher kiri Asonia dengan padang. Korban seketika roboh bersimbah darah di jalan raya. Anaknya berteriak-teriak minta tolong, sedangkan pelaku langsung melarikan diri.
Betaria dan warga sekitar mencoba menolong Asonia. Namun korban tidak dapat diselamatkan.
Kejadian itu kemudian dilaporkan ke Polres Nias Selatan. "Kami langsung melakukan pengecekan ke lokasi kejadian. Anggota langsung kita turunkan untuk melakukan olah tempat kejadian perkara dan memintai keterangan sejumlah saksi mata," ucap Faisal.
Setelah mengidentifikasi pelaku, tim gabungan yang dibentuk langsung memburu Aprianus. Rumahnya digeledah. Namun dia sudah melarikan diri.
Tak berhenti di sana. Petugas terus melakukan penyisiran di Desa Sifaorasi Kecamatan Huruna hingga pagi hari. "Kerja keras tim membuahkan hasil. Dalam beberapa jam pelaku ditemukan sedang bersembunyi di areal perkebunan karet di Desa Sifaorasi Kecamatan Huruna. Saat diamankan, pelaku tidak melakukan perlawanan dan mengakui perbuatannya," papar mantan Kasubdit III/ Jatanras Ditreskrimum Polda Sumut.
Dalam kasus ini, polisi juga menyita sejumlah barang bukti. Mereka di antaranya mengamankan parang yang digunakan pelaku untuk membacok korban
Kasus ini masih didalami polisi. Aprianus terus diperiksa intensif di Mapolres Nias Selatan. Saksi-saksi juga dimintai keterangan. "Jadi untuk sementara motif pembunuhan ini karena pelaku sakit hati dan tidak terima dituduh sering main mata dan menunjukkan kemaluannya kepada istri korban. Pelaku semakin tidak terima saat disuruh mengakui semua perbuatannya di rumah korban," jelas Faisal.
(mdk/bal)