Sambut lebaran, umat Islam di Buleleng memadukan tradisi leluhur
Tradisi memotong kurban, membuat jajanan serta mengunjungi kerabat seperti yang dilakukan umat Hindu mereka lakukan.
Umat Islam di Desa Pegayaman, Kabupaten Buleleng, Bali punya cara unik dalam merayakan lebaran. Mereka tetap menjalankan seperti layaknya melakukan tradisi adat Bali dalam merayakan setiap hari raya.
Seperti halnya Galungan, sehari sebelumnya ada namanya penampahan (pemotongan hewan kurban) dan dua hari sebelum hari raya (membuat jajan-jajanan) dan sehari setelah hari raya memanis (silaturahmi dan bergembira). Seperti itu pula yang dilakukan oleh umat muslim di desa Pegayaman Buleleng.
"Sejak dua hari lalu, kita sempat bingung. Karena belum dipastikan 1 Syawal. Tapi tetap saja kami pakai waktunya 17 Juli besok. Jadi hari ini kita lakukan Potong hewan qurban untuk kita bagikan ke warga, dan dua kemarin kita sibuk buat jajanan," ungkap H Arik, Kamis (16/7) di Desa Pegayaman, Bali.
Desa yang terletak di kecamatan Sukasada, ini punya tradisi unik seperti melakukan tiga tahapan yaitu Penapean, Penyajaan, dan Penampahan yang sama seperti umat Hindu Bali dalam merayakan hari Raya Galungan.
"Sama saja sepeti umat Hindu, ada Penampahan dan penyajaan. Maklumlah kita juga penduduk asli Pegayaman bukan pendatang, jadi kita tetap memakai tradisi leluhur kami," lanjut Arik.
Bahkan pada hari Penampahan hari ini, Kamis (16/7) sehari sebelum Lebaran, para kaum laki-laki sudah sibuk sejak siang tadi memotong hewan peliharaan untuk dibagian. Nampak juga ibu-ibu yang terlihat masih sibuk membuat kue ketan sebagai simbol ketaatan umat. Biasanya jajan ketan yang disebut Uli dimakan dengan mencolekkan ke tape ketan.
"Sesungguhnya kita sempat dibingungkan sama pemerintah. Kok baru jelang takbiran baru tentukan kapan 1 syawal. Semestinya, harus sadar kalau kita juga punya adat seperti tradisi sebelum lebaran dan sebagainya. Tapi kita tetap jalankan tradisi, tanpa menunggu keputusan 1 syawal," ucapnya.
Sebagai urutan, tradisi yang dijalankan setiap tahun saat Lebaran, biasanya tradisi Penapean (membuat tape), Penyajaan (membuat jaje uli), dan Penampahan (Potong hewan).
Baca juga:
Presiden Barack Obama ucapkan Selamat Lebaran pada warga Indonesia
Ribuan warga Jatinegara gelar Salat Id di jalan raya
1.200 pilot dan 3.500 awak kabin Garuda tetap bekerja di Hari Raya
Pesan lebaran dari Presiden Jokowi, Indonesia bukan hanya Jakarta
Melaksanakan Salat Idul Fitri 1436 H di Kebun Raya Bogor
-
Bagaimana cara umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri? Setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan lamanya, umat Islam di seluruh dunia bakal merayakan Hari Raya Idul Fitri. Umat Islam pun akan menjalankan sholat Idul Fitri dan berkumpul bersama keluarga.
-
Bagaimana cara merayakan Idul Fitri? Selamat Idulfitri 1445 H, Kawan! Semoga berkah Allah menyertaimu dalam setiap langkah kehidupan.
-
Kenapa ucapan Idul Fitri penting? Momen Idulfitri menjadi kesempatan bagi umat Muslim untuk saling memaafkan dan merajut kembali tali persaudaraan. Ucapan-ucapan yang disampaikan pada Hari Raya ini tidak hanya sekadar kata-kata, tetapi juga sebuah ungkapan ketulusan dan keikhlasan dalam memaafkan dan memperbaiki hubungan antarindividu.
-
Kenapa ucapan selamat Idul Fitri penting? Dengan demikian, maka tali silaturahmi antar sesama umat Islam masih dapat terjaga dengan baik.
-
Apa yang dirayakan dalam Hari Raya Idul Fitri? Hari Raya Idul Fitri biasanya dikenal dengan Hari Lebaran, yang merupakan momen penting bagi seluruh Muslim di dunia. Ini menjadi tanda akhir dari bulan puasa Ramadhan dan jatuh pada 1 Syawal dalam kalender Islam.
-
Bagaimana cara sholat Idul Fitri? Tata cara sholat Idul Fitri adalah sebagai berikut:1. Niat Sholat Idul Fitri: Niat dilakukan di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram.2. Takbiratul Ihram: Mengangkat kedua tangan dan membaca “Allahu Akbar”.3. Doa Iftitah: Setelah takbiratul ihram, membaca doa iftitah. Tata Cara Sholat Idul Fitri 4. Takbir Tambahan: Pada rakaat pertama, setelah doa iftitah, melakukan takbir sebanyak tujuh kali. 5. Surat Al-Fatihah: Membaca surat Al-Fatihah, kemudian diikuti dengan surat pendek. Dianjurkan untuk membaca surat Al-A’la pada rakaat pertama.6. Ruku’ dan Sujud: Melakukan ruku’, sujud, dan duduk di antara dua sujud seperti sholat biasa.7. Rakaat Kedua: Setelah berdiri untuk rakaat kedua, melakukan takbir sebanyak lima kali sebelum membaca Al-Fatihah, diikuti dengan surat pendek dan dianjurkan membaca surat Al-Ghasiyah. 8. Ruku’ dan Sujud: Melakukan ruku’, sujud, dan duduk di antara dua sujud seperti sholat biasa.9. Tahiyat akhir: Melakukan tahiyat akhir seperti sholat biasa10. Salam: Mengakhiri sholat dengan salam.