Sat-81 berasal dari tahun pembajakan Woyla, kalau Densus 88?
Ini sejarahnya.
Satuan-81 Penaggulangan Teror, atau biasa dikenal dengan Sat-81 Gultor, merupakan unit khusus di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) untuk mengatasi aksi terorisme atau teror bersenjata. Dalam sejarahnya, satuan ini dibentuk tidak lama setelah kasus pembajakan pesawat DC-9 Garuda Indonesia di Thailand tahun 1981.
Karena itu Gultor Kopassus dinamakan Sat-81. Angka 81 berasal dari tahun pembebasan sandera Woyla yang legendaris itu.
Selain TNI, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) juga memiliki kesatuan yang sama. Unit ini dinamakan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror. Angka 88 sendiri berasal dari kata ATA (Anti-Terrorism Act), jika dilafalkan dalam bahasa Inggris berbunyi Ei Ti Ekt, sehingga terdengar seperti Eighty Eight (88). Jadi tak seperti TNI, angka 88 tak berarti tahun tertentu.
Akan tetapi ada pula yang beranggapan angka 88 tersebut diambil dari bentuk borgol. Tak sedikit pula yang menduga angka tersebut berasal dari jumlah korban Bom Bali asal Australia.
Nah, bagaimana sebenarnya Densus 88 ini terbentuk?
Dikutip dari berbagai sumber, awal tahun 2000-an, atau dua tahun setelah Era Reformasi bergulir, Indonesia diguncang dengan pelbagai aksi pengeboman. Banyak bom yang menyasar rumah ibadah, dan beberapa tempat keramaian.
Aksi pengeboman terbesar pertama kali terjadi di Kedutaan Besar Filipina pada 1 Agustus 2000 lalu. Bom tersebut dipasang di sebuah kendaraan roda dua. Akibatnya 2 orang tewas dan 19 orang terluka.
Teror terus berlanjut dengan aksi pengeboman di Kedutaan Besar Malaysia. Sebuah granat meledak di kompleks Kedutaan Besar Malaysia beruntung tidak ada korban jiwa. Tidak lama setelahnya, Bursa Efek Jakarta juga dibom, ledakan mengguncang lantai parkir P2 yang mengakibatkan 10 orang tewas dan 90 orang terluka.
Pengeboman terus berlanjut ke lokasi-lokasi lainnya, bahkan pusat perbelanjaan juga diincar. Puncaknya adalah Bom Bali I dan II, bom kuningan hingga pengeboman di Hotel JW Marriot.
Berbagai aksi tersebut membuat Indonesia berkali-kali mendapatkan travel warning dari negara-negara lain, utamanya AS dan Australia. Karena sudah semakin meresahkan, akhirnya Polri memutuskan membentuk satuan baru untuk memburu para pelaku teror.
Sebelum satuan khusus ini terbentuk, Polri sebelumnya sudah memiliki satu detasemen yang mirip, yakni Namanya Sat-1 Gegana Brimob.
Setelah menerima pendanaan langsung dari Amerika Serikat, Polri langsung membentuk satuan khusus anti teror. Dukungan tak hanya dana, tapi juga pelatihan, dan peralatan pendukung.
Tak menunggu lama, Kapolri Jenderal Pol Da'i Bachtiar menerbitkan Skep Kapolri No. 30/VI/2003 tertanggal 20 Juni 2003, yang intinya membentuk satuan khusus antiteror. Surat tersebut juga memerintahkan para anggotanya untuk melaksanakan Undang-undang No. 15 Tahun 2003 tentang penetapan Perppu No. 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
Setelah berlatih beberapa bulan, akhirnya satuan ini dibentuk. Sat-88 Antiteror diresmikan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Firman Gani pada 26 Agustus 2004, sekaligus pembentukan pertama di wilayah kepolisian daerah.
Setelah berdiri, Firman Gani menunjuk AKBP Tito Karnavian sebagai komandan pertama. Tak hanya itu, kewenangan tugas Densus 88 dalam pemberantasan tindak pidana terorisme dikuatkan dalam Skep kapolri No. 30/VI/2003.
Setelah itu, Densus 88 terus menunjukkan prestasinya. Mulai dari keberhasilan mereka mengungkap rangkaian pengeboman di Jakarta dan daerah, otak di balik aksi pengeboman itu juga berhasil dibekuk dan ditembak mati.
Kini, komandan pertama Densus 88 dipercaya Presiden Joko Widodo untuk menempati posisi tertinggi di kepolisian, yakni Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) menggantikan Jenderal Pol Badrodin Haiti yang memasuki masa pensiun.
Baca juga:
Pengamanan Idul Fitri di Jatim libatkan Densus 88
Menunggu wajah baru Densus 88 di bawah Kapolri Tito
Komjen Tito: Kontrol ke Densus 88 harus ketat!
Anggota Densus 88 tewas dalam kecelakaan tunggal di Poso
Fakta-fakta penangkapan terduga teroris di Surabaya
-
Kapan Komjen Rycko Amelza dimutasi ke Densus 88? Komjen Rycko Amelza Dahniel baru saja dimutasi ke Densus 88. Sebelumnya dia menjabat Kalemdiklat Polri.
-
Bagaimana Densus 88 menemukan ancaman terhadap Paus Fransiskus? Hasil pemantauan, ditemukan postingan-postingan bermuatan ancaman dan provokasi yang ditujukan kepada Paus Fransiskus saat melakukan kunjungan ke Indonesia.
-
Dimana Densus 88 menemukan bukti ancaman terhadap Paus Fransiskus? Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata.
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat menangkap ketujuh pelaku ancaman terhadap Paus Fransiskus? "Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya," kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Apa tugas utama Brimob Polri saat ini? Korps Brimob Polri bertugas menanggulangi gangguan Kamtibmas berkadar tinggi, utamanya kerusuhan massa, kejahatan terorganisasi bersenjata api, bom, bahan kimia, biologi dan radioaktif.
-
Mengapa Brimob dibentuk? Adanya tuntutan dari dalam dan luar negeri yang terus menekan membuat pemerintah militer Jepang menginginkan adanya tenaga cadangan polisi yang dapat digerakkan dengan cepat dan memiliki mobilitas yang tinggi serta dapat berperan sebagai tenaga tempur.