Sebelum Hilang, Mahasiswi PGRI Palembang Tinggalkan Wasiat
Dalam wasiatnya, korban mengatakan menitipkan Rp 10 juta di lemari dan kartu ATM. Dia juga meminta didoakan dan pamit akan pergi.
Sebelum hilang, Inta Ferin (22), meninggalkan wasiat di dalam kamar indekosnya. Mahasiswi Universitas PGRI Palembang itu ditemukan tewas mengapung di Sungai Musi.
Korban sempat kuliah seperti biasa pada Rabu (30/10) sore. Malam harinya, korban tak lagi diketahui dan ponselnya tak bisa dihubungi.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana letak permukiman terbengkalai di Jakarta yang diulas dalam video? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Siapa yang mengunjungi Indah Permatasari di Jakarta? Mertua Indah Permatasari beberapa waktu lalu datang ke Jakarta mengunjungi anak, menantu dan cucu mereka.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
Khawatir terjadi apa-apa, ayah korban, Gatot Marzuki (42) keesokan harinya berangkat ke Palembang dan mendatangi indekos korban di belakang kampus. Gatot kaget menemukan uang sebesar Rp 10 juta, ponsel dan wasiat yang ditinggalkan korban di kamarnya.
Wasiat di atas secarik kertas itu bertuliskan pesan berbahasa Jawa. Berikut isi wasiat korban:
'Pae Inta tak lungo dongakna Inta terus ya... Pae Inta lungo ya... Ben inta tenang..Duete ng lemari 10 jg, Pae jukud ng ATM kurangnya, Pin : (.....).'
Arti pesan tersebut kira-kira 'Bapak Inta mau pergi doakan Inta terus ya, bapak Inta pergi ya, biar Inta tenang, duitnya di lemari sepuluh juta, bapak ambil di ATM kurangnya, PIN (....).'
Gatot juga menemukan pemesanan ojek online di ponsel korban pada tanggal pesanan 30 Oktober 2019 atau bersamaan dengan hilangnya korban. Pada riwayat pemesanan, korban dijemput di Kantin Dina dengan tujuan Jembatan Musi IV.
Di jembatan inilah saksi melihat seorang wanita melompat ke Sungai Musi. Ternyata, wanita itu adalah Inta yang berstatus sebagai mahasiswi FKIP jurusan PGSD Universitas PGRI Palembang.
Gatot mengatakan, anaknya tersebut sempat mengeluhkan sakit di matanya sejak dua bulan terakhir. Dia pernah berobat di salah satu rumah sakit di Palembang namun tak kunjung sembuh.
"Kata dokter kena iritasi, belum sembuh-sembuh. Saya tidak tahu kenapa dia senekat itu," kata Gatot di RS Bhayangkara Palembang, Jumat (1/11).
"Selama ini tidak ada masalah apa-apa dengan keluarga, di tempat kuliah juga tidak pernah cerita ada masalah," sambungnya.
Baca juga:
Keluarga Pastikan Mayat Perempuan di Sungai Musi Mahasiswi PGRI Palembang
Mayat Ditemukan Mengapung di Sungai Musi, Diduga Mahasiswi PGRI yang Hilang
Identitas Mayat di Selokan Kantor Gubernur Sumsel Terungkap
Mayat Pria Ditemukan di Dalam Selokan Kantor Gubernur Sumsel
Polisi Buru Saksi Kunci Kasus Penemuan Jenazah Perempuan di Jombang
Balita di Malang Tewas dengan Luka Bakar dan Memar di Tubuh
Nelayan Temukan Mayat Perempuan saat Mencari Ikan di Pantai Candikusuma Jembrana