Sekaten dimulai, Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari mulai ditabuh
Kedua gamelan pusaka tersebut akan ditabuh selama sepekan kedepan dan hanya berhenti saat waktu salat. Khusus malam Jumat, gamelan juga tidak ditabuh. Tradisi Sekaten dilaksanakan dalam rangka menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Alunan Gendhing Rambu dari gamelan Kiai Guntur Madu yang dilanjutkan dengan Gending Rangkung dari gamelan Kiai Guntur Sari, menandai dimulainya tradisi Sekaten atau Grebeg Mulud di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat
Kedua gamelan pusaka tersebut akan ditabuh selama sepekan kedepan dan hanya berhenti saat waktu salat. Khusus malam Jumat, gamelan juga tidak ditabuh. Tradisi Sekaten dilaksanakan dalam rangka menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
-
Apa saja yang dilakukan dalam tradisi Bubur Suro di Jawa Barat? Pada 10 Muharam, masyarakat setempat akan menyiapkan bubur merah dan bubur putih yang disajikan secara terpisah, atau yang dikenal sebagai Bubur Suro. Bubur yang sudah jadi kemudian dibawa ke masjid terdekat bersama dengan hidangan lezat lainnya untuk dibagikan dan dinikmati bersama.
-
Kenapa tradisi ruwatan dilakukan di Jawa? Masyarakat Jawa masih rutin melaksanakan tradisi tersebut sebagai bentuk penyucian diri. Masyarakat Jawa memiliki beragam jenis ritual yang sampai sekarang masih rutin dilakukan. Salah satunya adalah tradisi ruwatan yang merupakan ritual penyucian untuk membebaskan seseorang dari hukuman yang berbahaya.
-
Bagaimana orang Jawa di Suriname mempertahankan tradisi mereka? Orang-orang Jawa di sana masih memegang teguh tradisi, dari nama hingga upacara kematian. Orang Jawa di Suriname mempertahankan ritual Jawa, bahkan yang di Indonesia tradisi Jawa itu mulai ditinggalkan.
-
Kenapa tradisi Tukar Takjil di Sumatera Selatan dilakukan? Tradisi unik saling tukar takjil ini memiliki makna yang cukup mendalam. Selain sudah dilakukan secara turun-temurun, tradisi ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dengan para tetangga kampung.
-
Apa yang dimaksud dengan "jodoh kembar" dalam tradisi Jawa? Menurut kepercayaan Jawa, anak kedua dan anak ketiga disebut sebagai "jodoh kembar" atau "lurah wracikan". Mereka diyakini dibawa oleh takdir sebagai pasangan yang sempurna satu sama lain.
-
Kapan tradisi Binarundak di Sulawesi Utara dilakukan? Tradisi ini dilakukan dengan memasak nasi jaha secara bersama-sama selama tiga hari berturut-turut setelah Hari Raya Idul Fitri.
Gamelan milik Keraton Kasunanan Surakarta dikeluarkan dari tempat penyimpanan sekitar pukul 09.30 Wib. Puluhan sentana dan abdi Dalem membawa gamelan keluar keraton melalui Kori Kamandungan menuju Masjid Agung. Namun prosesi Ungeling Gongso (gamelan mulai ditabuh) baru dilakukan usai salat Jumat.
Sebelum ditsbuh terlebih dulu dibacakan sejarah Sekaten oleh utusan Raja Keraton Solo Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi, yakni GPH Dipokusumo atau akrab disapa Gusti Dipo yang menjabat Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta.
Saat gamelan Kiai Guntur Madu, ratusan pengunjung yang sudah menanti sejak pagi langsung nerangsek dan berebut janur yang dipasang di Bangsal Pradangga utara dan selatan, tempat gamelan diletakkan.
Sejumlah pengunjung, terutama ibu-ibu mengunyah daun sirih sembari mendengarkan alunan bunyi gamelan. Kedua gending yang dimainkan merupakan gending baku yang dibunyikan sejak zaman Sunan Kalijaga di Kerajaan Demak. Dalam tradisi ini, ada sejumlah barang identik dengan sekaten pun dijual. Diantaranya pecut (cambuk), endog amal atau telur asin serta daun sirih.
Puncak acara Sekaten akan diisi dengan diaraknya gunungan kembar jaler estri pada Jumat pekan depan. Gunungan akan diarak dari dalam keraton menuju depan Masjid Agung untuk dibagikan ke pengunjung.
(mdk/rhm)