Seorang balita di Madiun meninggal karena DBD
Qween Aira warga Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, meninggal dunia pada Kamis (15/5) malam
Seorang balita berusia dua tahun di Kota Madiun, Jawa Timur, meninggal dunia, akibat terserang penyakit demam berdarah saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedono Madiun.
"Qween Aira warga Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, meninggal dunia pada Kamis (15/5) malam sekitar pukul 20.15 WIB," kata ayah korban, Bayu Dwi Prasetyo, di Madiun, seperti dikutip dari Antara, Jumat (16/5).
Dia mengatakan sebelum menjalani perawatan di RSUD dr Soedono, Aira telah dirawat di Rumah Sakit St Clara dan Rumah Sakit Griya Husada Kota Madiun.
"Awalnya, demam tinggi pada Sabtu (10/5) lalu dan saya bawa ke RS St Clara. Karena demam tidak kunjung turun, akhirnya saya bawa ke RSUD Soedono, tapi hanya diberi obat untuk rawat jalan," ujar Bayu kepada wartawan.
Melihat kondisi Aira yang semakin menurun, Selasa (13/2) siang, pihak keluarga membawa ke Rumah Sakit Griya Husada. Selama dirawat di Griya Husada, kondisi Aira naik-turun (tidak stabil).
Pihak keluarga akhirnya membawanya ke Rumah Sakit Soedono pada Kamis (15/5) siang.
"Selain positif terkena demam berdarah, Aira juga menderita diare. Jadi, sudah banyak sekali kehilangan cairan," kata Bayu kembali.
Data RSUD dr Soedono Madiun mencatat selama bulan Mei 2014 terdapat dua pasien yang meninggal dunia akibat demam berdarah. Korban sebelumnya adalah MS (7) warga Kabupaten Ponorogo.
Saat dibawa ke RSUD dr Soedono Madiun, korban MS sudah dalam kondisi kritis sehingga tidak dapat bertahan.
Menindaklanjuti kasus tersebut, pihak Dinas Kesehatan Kota Madiun akan melakukan penyelidikan epidimologi di sekitar rumah penderita.
"Nanti puskesmas setempat akan melaksanakan penyelidikan epidimologi. Jadi petugas akan mendatangi rumah penderita dan sekitarnya kurang lebih 20-an rumah untuk dicek apakah ada penderita DB lain. Ataukan ada penderita panas karena sebab lainnya. Kemudian dilihat apakah ada jentik nyamuk di rumah penderita dan di sekitar penderita. Dari situ nanti akan ditentukan langkah selanjutnya," kata Denik.
Sejak Januari hingga pertengahan Mei 2014, tercatat ada 35 kasus demam berdarah di Kota Madiun. Untuk itu, ia meminta warga rajin membersihkan lingkungan sekitar rumah dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M plus.
"Cara itu paling efektif untuk mencegah serangan demam berdarah dan penyakit akibat gigitan nyamuk lainnya," tegasnya.