Seorang nelayan di Babel temukan serpihan benda warna merah
Benda seperti serpihan yang ditemukan oleh nelayan itu berbentuk segi empat dengan panjang sekitar 4 meter dan lebar 1 M
Kepolisian Perairan Polda Kepulauan Bangka Belitung menerima laporan penemuan serpihan benda berbentuk segi empat. Laporan penemuan tersebut berasal dari seorang nelayan asal Kecamatan Belinyu pada Senin (29/12), malam.
"Tadi malam anggota kami di Beliyu mendapat informasi, katanya ada nelayan yang bernama Kaha yang melihat benda seperti serpihan pesawat pada Minggu (28/12) sekitar pukul 08.00 WIB, namun nelayan itu tidak tahu benda apa dan melaporkannya ke Polair di Belinyu," ujar Kabag Bin Ops Polair Babel AKBP Adi Nugraha, seperti dikutip dari Antara, Selasa (30/12).
Dia mengatakan benda seperti serpihan yang ditemukan oleh nelayan itu berbentuk segi empat dengan panjang sekitar 4 meter dan lebar 1 meter. Selain itu pada ujung benda tersebut terdapat serabut.
"Pada benda itu di ujung bagian atas berwarna merah, bagian tengah berwarna silver dan ujung bagian bawah berwarna merah. Benda itu dia temukan pada saat dalam perjalanan pulang menangkap ikan di perairan Pulau Tujuh," ujarnya.
Dikatakannya, karena nelayan itu tidak mengetahui persis benda tersebut dan menganggap benda itu tidak menarik, maka benda yang sempat ditemukannya tidak dibawa pulang.
"Nelayan itu sempat melaporkan ke bosnya kalau menemukan serpihan benda yang aneh tersebut. Lalu bos nelayan itu memberi tahu kalau pagi tadi ada pesawat yang hilang dan kemudian melaporkannya ke Pos Polair di Belinyu," katanya.
Air Asia dengan nomor penerbangan QZ 8501 itu hilang kontak di sekitar perairan Pulau Belitung dengan titik koordinat 03.22.46 LS dan 108.50.07 BT. Pesawat membawa sebanyak 155 orang penumpang, di mana 16 orang di antaranya adalah anak-anak dan seorang bayi.
Pesawat berangkat dari Bandara Juanda Surabaya pada pukul 05.12 WIB dan sejak itu terus mengikuti jalur penerbangan yang sebelumnya telah ditetapkan. Pada pukul 06.12 WIB pesawat masih terlacak di ATC Jakarta dengan ketinggian 38.000 kaki dan pada pukul 06.18 WIB hilang pantauan dari radar dan dinyatakan hilang.
Baca juga:
Ditemukan mayat di laut, keluarga korban AirAsia banyak pingsan
Media asing sindir tvOne tayangkan jasad ngapung korban AirAsia
Polri temukan sinyal handphone aktif milik penumpang AirAsia
AirAsia bisa patah saat di udara, atau jatuh terempas di laut
Basarnas dirikan tempat evakuasi jenazah AirAsia di Pangkalanbun
QZ 8501 ditemukan, CEO AirAsia terbang ke Surabaya
Media asing ungkap bobroknya industri penerbangan Indonesia
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.