Sepanjang 2015, 34 kelurahan di Pekanbaru terserang DBD, 1 tewas
Tiga kecamatan terparah terjadi di Payung Sekaki, Simpang Tiga dan Tampan.
Demam berdarah atau demam dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang patut diwaspadai sepanjang tahun 2015 kemarin. Hal tersebut dapat dilihat dari catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru, penderita DBD mencapai lebih dari 502 orang dan seorang di antaranya meninggal dunia.
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau dilansir dari Antara menyatakan sebanyak 34 dari 58 kelurahan terserang DBD. Tiga di antaranya yang terparah yakni Payung Sekaki, Simpang Tiga dan Tampan.
"Dari 12 kecamatan yang ada di Pekanbaru, 34 kelurahannya sudah endemis DBD," kata Kepala Bidang Pengendalian Kesehatan Gustiyanti, di Pekanbaru, Minggu (3/1).
Hal mencengangkan lainnya, jumlah penderita DBD nyatanya meningkat setiap tahunnya. Jumlah penderita DBD tahun 2015 naik 100 persen dari tahun 2014 dan naik 200 persen dari tahun 2013. Dan kasus tertinggi terjadi pada bulan Februari 2015.
"Pada tahun 2014 tercatat 209 kasus, sebelumnya (2013) ada 113 kasus. Jumlah penderita terbanyak dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini, yakni pada tahun 2015," katanya.
Langkah 3M, kata dia, menjadi cara mudah masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk. Yakni dengan membersihkan penampungan air di rumah dan lingkungan maksimal 3 hari sekali, mengumpulkan wadah- wadah bekas lalu menguburnya serta menggunakan obat abate. Apabila terdapat warga yang sudah terjangkit maka harus segera laporkan ke Puskesmas sehingga dinas bisa melakukan fogging jika penderita melebihi 3 orang.
Laporan : Etika Widya
-
Mengapa wabah malaria di Cirebon bisa meluas? Usut punya usut meluasnya wabah malaria di wilayah Cirebon itu diakibatkan proses modernisasi kota yang serampangan.
-
Kapan wabah malaria di Cirebon dimulai? Pada 1903 menjadi tahun yang kelam di Cirebon, Jawa Barat. Wabah penyakit malaria melanda hingga memakan banyak korban.
-
Dimana saja wabah malaria di Cirebon menyebar? Tak hanya daerah kota, malaria juga menjangkit masyarakat di pinggiran Cirebon yang merupakan kawasan pantai utara.
-
Siapa yang menyebarkan penyakit malaria? Diketahui, nyamuk Anopheles betina dikenal luas sebagai nyamuk pembawa parasit plasmodium. Parasit ini adalah penyebab penyakit malaria.
-
Bagaimana cara mencegah malaria dan demam berdarah? Untuk mencegah malaria dan demam berdarah, ada beberapa langkah yang bisa diikuti. Berikut adalah penjelasan lengkapnya: Mencegah Malaria:Menggunakan Kelambu Berinsektisida: Tidur di bawah kelambu yang telah diobati dengan insektisida dapat mengurangi risiko digigit nyamuk yang membawa parasit malaria.Mengaplikasikan Repelen Nyamuk: Oleskan repelen nyamuk yang mengandung DEET, picaridin, atau lemon eucalyptus pada kulit yang terbuka.Memakai Pakaian Pelindung: Kenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, terutama saat beraktivitas di luar ruangan pada malam hari. Menghindari Genangan Air: Usahakan untuk tidak membiarkan air menggenang di sekitar tempat tinggal karena ini bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk Anopheles.Menggunakan Insektisida: Semprotkan insektisida di dalam rumah untuk membunuh nyamuk yang mungkin masuk.Pengobatan Profilaksis: Jika bepergian ke daerah endemik malaria, pertimbangkan untuk mengonsumsi obat antimalaria profilaksis sesuai anjuran dokter. Mencegah Demam Berdarah:3M Plus: Praktikkan ‘Menguras, Menutup, Mengubur, dan Memantau’ (3M Plus) untuk mengontrol tempat berkembang biak nyamuk Aedes.Menggunakan Repelen Nyamuk: Sama seperti pencegahan malaria, menggunakan repelen nyamuk juga efektif untuk mencegah gigitan nyamuk Aedes.Memasang Kawat Nyamuk: Pasang kawat nyamuk pada jendela dan ventilasi untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah.Menghindari Aktivitas di Luar Ruangan Saat Fajar dan Senja: Nyamuk Aedes seringkali lebih aktif pada waktu-waktu ini. Menggunakan Kelambu Saat Tidur: Ini penting terutama jika tinggal di daerah endemik demam berdarah.Menanam Tanaman Pengusir Nyamuk: Tanaman seperti lavender dan citronella dapat membantu mengusir nyamuk.
-
Kenapa malaria bisa kambuh? Malaria dapat kambuh atau kembali aktif kapan saja, terutama jika sistem kekebalan tubuh seseorang melemah atau jika parasit tetap ada dalam tubuh dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan gejala klinis.
Baca juga:
54 Warga satu dusun di Indragiri Hulu terjangkit chikungunya
Malaria ternyata dapat mengobati kanker
Wah, nyamuk malaria ternyata doyan bau keringat manusia
Teknologi sederhana ini mampu hentikan 663 juta kasus malaria!