Simpan Uang di Kamar Sejak 1965, Haki Berangkat Haji di Usia 92 Tahun
Anak bungsu Haki, Frida Affani mengaku termotivasi dengan kerja keras kedua orang tuanya. Keluarga bersyukur akhirnya orang tuanya bisa berangkat setelah sekian tahun menunggu kesempatan panggilan.
Wajah Haki (92) tampak berseri-seri didampingi istrinya, Satuni (70) dan anak-anaknya. Senyumnya merekah di antara gigi yang tersisa menyambut setiap orang yang mengajaknya bicara.
Haki bersama istri mendapat ucapan selamat dan doa setelah berkesempatan menunaikan rukun Islam kelima menuju Tanah Suci. Ia menjadi calon jamaah haji (CJH) tertua asal Kota Malang tahun ini.
-
Kapan Kerto Pengalasan menunaikan ibadah haji? Pada dasawarsa 1860, nama Kerto Pengalasan muncul dalam buku harian seorang syekh tarekat Naqsyabandiah di Pulau Pinang yang menunjukkan bahwa dia sedang menunaikan ibadah haji.
-
Apa itu haji? Haji sendiri merupakan salah satu rukun Islam yang bisa ditunaikan. Haji merupakan ibadah yang ditunaikan setelah syahadat, salat, zakat, dan puasa. Namun dalam syariatnya, menunaikan ibadah Haji dapat dilakukan apabila seorang muslim mampu melaksanakannya.
-
Bagaimana cara khutbah Jumat tentang ibadah haji bisa membantu meningkatkan motivasi untuk berhaji? Teks Khutbah Jumat Singkat: Meraih Pahala Setara Haji Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah swt yang terus menerus memberikan kita semua nikmat, hidayah, dan inayah untuk terus istiqamah dalam menjalankan ibadah, kewajiban dan menunaikan tanggungjawab. Semoga semua ketaatan ini menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya, dan menjadi bukti bahwa kita semua termasuk orang-orang yang taat.
-
Kenapa khutbah Jumat tentang ibadah haji bisa membantu meningkatkan motivasi untuk berhaji? Tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah serta meningkatkan motivasi para jemaah. Khususnya, agar para jemaah dapat memiliki rasa percaya diri untuk dapat berangkat ke tanah suci dan berhaji.
-
Siapa yang berangkat haji? Rezky Aditya merasa sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa kepada dirinya dan istrinya, Citra Kirana, untuk dapat menunaikan ibadah haji tahun ini.
"Olahraga jalan kaki, minum vitamin dan madu. Bawa obat-obatan dan minyak angin," kata Haki saat ditanya persiapan menjelang keberangkatan menunaikan ibadah haji.
Haki tampak sehat, kendati usianya hampir satu abad. Tubuhnya masih gesit dan penuh aktivitas, bahkan ke Pasar Besar dari rumahnya di Jodipan Wetan Gang I selalu ditempuh dengan berjalan kaki.
Rumah Haki menuju Pasar Besar berjarak sekitar 4 Km pulang-pergi. Walaupun banyak jenis angkutan, Haki mengaku biasa berjalan kaki. Setiap butuh sesuatu ke pasar selalu ditempuh dengan berjalan kaki, sekaligus untuk berolahraga.
"Kalau istri sejak dua bulan lalu rutin jalan-jalan sampai ke Alun-Alun," katanya dengan logat Bahasa Madura.
Sehari-hari, Haki bekerja sebagai pedagang aneka pakaian secara berkeliling dari pasar ke pasar. Profesi itu dijalani sejak masih muda dan hingga saat ini masih menjadi penopang hidupnya.
Sesuai hari pasaran, Haki mendatangi pasar di sekitar Malang secara terjadwal, berangkat subuh dan pulang maghrib. Haki berjualan sampai ke Pasar Nongkojajar (Pasuruan), Pasar Pakis (Kabupaten Malang) dan Pasar Kesamben (Blitar).
Semula dagangannya selalu dibawa ke sana-seni, tapi seiring perkembangan sudah menggunakan kendaraan umum. Sekarang pun Haki di usia yang semakin menua masih berdagang hingga berjarak puluhan kilometer.
Bedanya dagangan Haki sudah dititipkan tidak jauh dari pasar, sehingga cukup datang tanpa membawa dagangan lagi. Sementara Haki menggunakan bus atau kendaraan umum menuju lokasi.
"Cuma anak-anak-anak meminta istirahat. Kalau dulu bahkan kadang tidak pulang, pindah lagi-pindah lagi," kata Haki yang mengenakan peci hitam tinggi khas.
Haki mengaku mulai menabung untuk ibadah haji sejak 1965 atau sekitar 54 tahun. Hasil kerja kerasnya itu dikumpulkan sedikit demi sedikit seiring menghidupan anak dan istri.
Haki dengan kesederhanaannya rajin menyisihkan hasil kerjanya. Walaupun dengan jumlah tidak besar, tetapi setiap pulang berdagang selalu menyisihkan untuk ditabung.
"Tergantung hasil dagang, terkadang Rp 10 ribu, kan hasil dagang tidak mesti laku," katanya.
Haki yang lahir 1 Januari 1927 mengaku tidak pernah mengenal bank. Tabungannya cukup diselipkan di sebuah tas dalam kamarnya.
"Nabungnya di rumah, ditaruh di tas," tegasnya.
Bahkan lantaran terlalu lama disimpan, uang itu sampai lusuh, menjamur dan bau apek. Beberapa tidak laku karena sudah ditarik peredarannya. Keluarga baru menyetorkan ke bank untuk pendaftaran pada tahun 2013 sejumlah sekitar Rp60 Juta.
"Setelah setor ke bank baru 6 tahun kemudian bisa berangkat," tegasnya.
Haki sendiri kelahiran Madura, karena sejak kecil yatim piatu diajak keluarganya ke Kota Malang. Ia pernah menempuh pendidikan Sekolah Rakyat (SR) sebelum kemudian menikahi Satuni.
Perkawinannya dengan Satuni dikaruniai 12 orang anak, tetapi 2 orang meninggal dunia. Saat ini keduanya menempati sebuah rumah sederhana yang berdampingan dengan musolla di kawasan Jodipan, Kota Malang. 10 anaknya sudah berumah tangga dan beberapa tinggal tidak jauh dari rumahnya, sementara dua lainnya di Jakarta dan Surabaya. Dari 5 anak perempuan dan 5 laki-lakinya itu telah memberikan 24 orang cucu dan 4 orang cicit.
"Semua ngumpul, keluarga besar," katanya.
Anak bungsu Haki, Frida Affani mengaku termotivasi dengan kerja keras kedua orang tuanya. Keluarga bersyukur akhirnya orang tuanya bisa berangkat setelah sekian tahun menunggu kesempatan panggilan.
"Ada kekhawatiran, cuma setiap hari diberi kegiatan untuk persiapan. Jalan-jalan dari rumah ke Alun-Alun sejak sekitar 2 bulan terakhir," kata Frida Affani.
Keluarga berdoa, semoga dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan mendapat predikat haji mambrur. Keluarga sendiri sebelumnya menggelar doa untuk kelancaran keberangkatan.
Haki dan Satuni yang tergabung di Kolter 16 dijadwalkan bertolak ke Madinah, Arab Saudi, Jumat (12/7). Bersama 1.232 orang calon jamaah asal Kota Malang menuju Bandara Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz, Madinah, Arab Saudi dari Bandara Udara Internasional Djuanda, Sidoarjo.
Baca juga:
1.333 Calon Jemaah Haji asal Malang Berangkat ke Asrama Haji Sukolilo
Saudi Serukan Umat Islam Hindari Politisasi dalam Ibadah Haji
Terkendala Visa, 11 Calon Jamaah Haji asal Kota Malang Tertahan
Hamil 6 Minggu, Dua Jemaah Haji Embarkasi Solo Batal Berangkat
8 Tahun Sisihkan Keuntungan, Penjual Kacang Renteng Akhirnya Berangkat Haji
Perjuangan Samsul dan Istri, Banting Tulang Jualan Bakso demi Berangkat Haji