Simulasi Pembelajaran Tatap Muka, Pelajar di Kudus Dilarang Naik Ojek Daring
Siswa yang mengikuti simulasi merupakan siswa kelas 10 yang jumlah siswanya mencapai 396 orang, namun yang mengikuti simulasi hanya 120 siswa.
Sekolah di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang ditunjuk menggelar simulasi pembelajaran tatap muka melarang siswanya naik ojek daring atau angkutan umum lainnya. Tujuannya demi mencegah kemungkinan terjadinya penularan Covid-19.
"Secara tertulis memang ada larangan demikian, bahwa siswa yang mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka tidak boleh naik ojek daring atau angkutan umum lainnya. Mereka diminta untuk naik kendaraan sendiri atau diantar orang tua," kata Kepala SMK Wisuda Karya Kudus Fakhrudin di Kudus, Senin (5/4).
-
Di mana Muhid Ruslan belajar melukis dan menekuni bakatnya? Namun sosok pelajar di Ponpes Daarul Barkah, Tangerang, berhasil membuktikan diri mampu menjadi seniman lukis.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Kapan doa mau belajar dibaca? Dengan berdoa sebelum belajar, seseorang dapat memohon bantuan dan petunjuk dari Tuhan agar diberi kecerdasan, kejelian, dan pemahaman yang baik dalam proses belajar.
-
Bagaimana Nurida Rahmanilah memulai Saung Belajar Garpu? “Tempat ini (Saung Baca Garpu) dulunya itu perpustakaan, sebelumnya dari hasil survei, yang dibutuhkan anak-anak di sini adalah tempat belajar kayak les gitu, ” terang perempuan yang juga berprofesi sebagai pengajar ini.
-
Bagaimana Rohana Kudus belajar membaca, menulis, dan menjahit? Di masa itu, bangku sekolah hanya untuk laki-laki, sehingga Siti Rohana hanya diajari sendiri oleh ayahnya di rumah.
-
Bagaimana Nasjah Djamin belajar melukis? Bakat melukisnya sudah mulai muncul ketika sekolah di MULO. Ia pun terinspirasi dari seorang pelukis jalanan bernama Buyet Ketek. Dengan kepiawaiannya dalam melukis, pria dengan nama asli Noeralamsyah itu bekerja di kantor Bukaka milik penjajah Jepang. Selain bekerja, ia juga banyak belajar melukis di kantor tersebut.
Larangan lainnya, kata dia, siswa saat berangkat ke sekolah juga dilarang berboncengan dengan siswa lainnya.
Untuk hari pertama simulasi yang dimulai Senin (5/4), mayoritas siswa SMK Wisuda Karya Kudus berangkat dengan kendaraan sendiri. Sedangkan sebagian kecil ada yang diantar oleh orang tuanya.
Ada pula beberapa siswa yang datang terlambat karena kebiasaan bangun siang selama masa pembelajaran jarak jauh.
Fakhrudin mengakui belum menemukan adanya siswa yang berboncengan atau naik angkutan umum maupun ojek daring, karena melalui surat sudah ada pemberitahuan terkait hal itu. Bahkan, 120 siswa yang mengikuti simulasi juga diatur jam masuknya agar tidak terjadi kerumunan di sekolah.
Sementara, Kepala SMA 1 Bae Kudus, Supriyono membenarkan siswanya memang dilarang naik angkutan kota (angkot) ataupun angkutan umum lain. Karena selama masa simulasi ini sangat ketat guna menghindari kemungkinan terjadinya paparan virus corona.
Sebanyak 110 siswa yang mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka juga dipilih yang tempat tinggalnya dekat dengan sekolah dan dalam kondisi sehat. Bagi yang sampai sekolah bersuhu tinggi akan diminta istirahat sebentar di UKS sambil menunggu suhu badannya normal.
"Jika tetap tinggi, akan diminta pulang dengan meminta orang tuanya untuk menjemput atau diantar oleh sekolah," ujarnya seperti dilansir dari Antara.
Tempat tidur di ruang UKS juga disiapkan beberapa tempat tidur, termasuk fasilitas tempat cuci tangan dan tidak hanya di luar sekolah, melainkan di setiap kelas juga tersedia tempat cuci tangan, selain memakai masker selama mengikuti pembelajaran.
Untuk hari ini, kata dia, tidak ada siswa yang memiliki suhu tubuh di atas 37,3 derajat celcius. Sedangkan setiap kelas hanya diisi 10 siswa dengan lamanya pembelajaran selama dua jam untuk empat mata pelajaran, sehingga masing mata pelajaran selama 30 menit.
Siswa yang mengikuti simulasi merupakan siswa kelas 10 yang jumlah siswanya mencapai 396 orang, namun yang mengikuti simulasi hanya 120 siswa.
Maya Anggraini, salah satu siswa SMA 1 Bae mengaku senang bisa masuk sekolah, sehingga bisa mengenal teman-temannya karena sejak awal mendaftar memang belum kenal secara dekat dengan semua siswa satu angkatan, karena bersamaan dengan masa pandemi Covid-19.
Baca juga:
4 Sekolah di Temanggung Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka dengan Prokes Ketat
Pembelajaran Tatap Muka, Siswa SMK di Semarang Dilarang Naik Angkutan Umum ke Sekolah
Pemprov DKI Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka
Pemerintah Diminta Vaksinasi Seluruh Guru Sebelum Pembelajaran Tatap Muka
Anies: Guru Harus Sudah Vaksinasi Covid-19 Sebelum Uji Coba Sekolah Tatap Muka