Singgung Putusan MK yang Bikin Gibran Jadi Cawapres, Anies Nilai Nepotisme Bisa Menular ke Daerah
Orang yang bercerita kepada mantan gubernur DKI Jakarta ini bilang bahwa di Jakarta juga terjadi nepotisme. Maka menular ke daerah-daerah.
Mereka bercerita kepada Anies masalah nepotisme di daerah mengenai pengangkatan guru.
Singgung Putusan MK yang Bikin Gibran Jadi Cawapres, Anies Nilai Nepotisme Bisa Menular ke Daerah
Calon Presiden nomor urut satu Anies Baswedan mengatakan, nepotisme bisa menular secara ekstrem ke seluruh Indonesia. Hal itu terjadi Apabila di pemerintah pusat tidak mencontohkan hal yang baik.
Anies bicara masalah yang terjadi di Mahkamah Konstitusi. Diduga terjadi nepotisme dalam putusan MK yang meloloskan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden. Apalagi hakim Anwar Usman dinilai melanggar etik dalam putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK).
"Jadi kan kalau kita menyebut soal MK kemarin itu bukan kita menuduh. Ini kan keputusan MKMK. Dan majelis kehormatan itu dikatakan bersalah bukan? Pelanggaran etik berat," ujar Anies di PWI, Jakarta, Jumat (1/12).
Anies mengatakan, ada yang mendatangi dari provinsi. Mereka bercerita kepada Anies masalah nepotisme di daerah mengenai pengangkatan guru.
Orang yang bercerita kepada mantan gubernur DKI Jakarta ini bilang bahwa di Jakarta juga terjadi nepotisme. Maka menular ke daerah-daerah.
"Dia cerita, 'Pak Anies, masalahnya kami minta tolong, besok ke depan kalau pengangkatan guru-guru tolong jangan nepotisme. Orang dalam. Ponakannya, saudaranya. Saudara siapa? Saudara kepala sekolah, Kepala Dinas dan lain-lain.' Dan ketika mereka mengadu, jawabannya 'Wong di Jakarta saja begitu, apalagi kita yang di daerah.' Kan susah. Makanya anda jangan protes wong di Jakarta begitu kok," ujar Anies.
merdeka.com
Cerita ini menjadi contoh bahwa nepotisme itu bisa menular.
Dari yang terjadi di tingkat nasional, ke daerah-daerah.
"Inilah yang saya bilang harus dicontohkan. Karena kalau tidak dicontohkan, di daerah Menular. Dan biasanya menularnya lebih ekstrem," jelas Anies.
merdeka.com