Siti Atikoh Ganjar Beberkan Kendala UMKM di Indonesia Susah Berkembang
Atikoh menyampaikan, pelaku UMKM juga perlu melakukan digitalisasi untuk menjangkau lebih banyak konsumen
Terdapat tiga kendala yang menyebabkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia susah berkembang
Siti Atikoh Ganjar Beberkan Kendala UMKM di Indonesia Susah Berkembang
Istri Calon Presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti menyatakan, setidaknya terdapat tiga kendala yang menyebabkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia susah berkembang.
Menurut Atikoh, kendala pertama yang dihadapi UMKM ialah terkait modal. Dia menyebut, modal yang cukup berperan penting agar UMKM dapat memperbarui alat-alat produksi dan mempermudah proses produksi.
"Sehingga ada efisiensi produksi dan kemudian mereka bisa meningkatkan kapasitas produksi dengan baik," kata Atikoh di Pabrik Kerupuk Kemplang Cap Limo Iwak, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (12/1).
Kendala selanjutnya, kata Atikoh ihwal pendampingan oleh ahli yang dia sebut juga kalah penting bagi para pelaku UMKM. Sebab, pelaku UMKM harus cakap dalam mengatur usaha yang dimiliki.
"Yang kedua pendampingan dari sisi ahli teknologi ataupun dari sisi manajemennya sehingga mereka benar-benar bisa siap naik kelas," ucap dia.
Terakhir, kendala pemasaran. Atikoh menyatakan pelaku UMKM harus memahami strategi pemasaran yang baik dalam menjalankan usahanya. Pelaku UMKM didorong senantiasa menyesuaikan strategi pemasaran dengan perkembangan zaman.
"Tentu diperlukan beberapa strategi ya. Yang pertama pemasaran konvensional seperti misalnya kita memperkenalkan kepada masyarakat lewat ikut pameran-pameran, kemudian event-event, atau juga kita membuat event sendiri agar masyarakat semakin paham dengan produk kita," jelas Atikoh.
Atikoh menyampaikan, pelaku UMKM juga perlu melakukan digitalisasi untuk menjangkau lebih banyak konsumen.
"Mungkin bukan posisinya di Palembang, yang di luar Palembang juga tahu 'oh ini bisa diakses kok' karena ini border less ya pesanannya bisa dari manapun," ujarnya.
Selain itu, Atikoh menuturkan cara-cara itu bakal efektif apabila ketiga cara itu difasilitasi oleh pemerintah.
Pemerintah, kata dia mempunyai daya promosi yang lebih besar, semisal mengenalkan produk UMKM dalam setiap event yang dihadiri.
"Misalnya snack yang ada di kegiatan-kegiatan pemerintahan kemudian ketika ada tamu-tamu kalau misalnya di tingkat provinsi itu ya tamu dari luar kota, dari luar provinsi atau kalau di tingkat nasional dari luar negeri itu juga diperkenalkan dengan produk-produk UMKM yang ada di Indonesia,"
kata Atikoh.
"Dengan cara seperti ini tentu akan menyebabkan ekspansi pasar dari produk-produk UMKM. Apalagi yang tamunya dari luar negeri," tandasnya.