Soroti CFD Jakarta, Mendagri Nilai Perlu Sosialisasi Intens Protokol Kesehatan
Oleh sebab itu, menurut Tito, sosialisasi terkait jaga jarak serta protokol kesehatan perlu dilakukan secara intens. Serta meminta masyarakat terbiasa dengan pola tersebut.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menilai masih banyak masyarakat yang belum menerapkan jaga jarak saat kegiatan Car Free Day (CFD) di ruas Jalan Sudirman-Thamrin DKI Jakarta pada Minggu (21/6) kemarin. Dia menjelaskan hal tersebut adalah hasil diskusi dari Kepala Gugus Tugas Covid-19, Doni Monardo dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
"Seperti misalnya tadi sudah diskusi dengan Kepala Gugus Tugas dan Menkes soal CFD yang dibuka. Kita lihat masyarakat ada yang belum siap. Masih ada penumpukan," kata Tito dalam siaran telekonference di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, Senin (22/6).
-
Bagaimana Brigjen Pol Sabilul Alif bersepeda saat Car Free Day Darmo? Ia terus menjelajah kota Surabaya hingga mencapai Semenanjung Surabaya Barat, tanpa lelah mengayuh sepeda lipat berwarna merahnya.
-
Apa yang Brigjen Pol Sabilul Alif lakukan di Car Free Day Darmo? Dalam postingannya, Pak Sabilul Alif menulis pengalamannya saat Car Free Day di Darmo, Surabaya: Ditanya oleh salah satu polisi yang tengah bertgas, 'Sepedanya rusak ndan? Nggak, saya mau sapa anggota saja. Selamat bertugas di hari Minggu, pak...'".Ia terus menjelajah kota Surabaya hingga mencapai Semenanjung Surabaya Barat, tanpa lelah mengayuh sepeda lipat berwarna merahnya.
-
Siapa yang Brigjen Pol Sabilul Alif sapa di Car Free Day Darmo? Dalam postingannya, Pak Sabilul Alif menulis pengalamannya saat Car Free Day di Darmo, Surabaya: Ditanya oleh salah satu polisi yang tengah bertgas, 'Sepedanya rusak ndan? Nggak, saya mau sapa anggota saja. Selamat bertugas di hari Minggu, pak...'".Ia terus menjelajah kota Surabaya hingga mencapai Semenanjung Surabaya Barat, tanpa lelah mengayuh sepeda lipat berwarna merahnya.
-
Siapa yang membeli ikat pinggang di Car Free Day? Video yang memperlihatkan Jusuf saat membeli ikat pinggang diunggah oleh akun Instagram jusufhamka, Senin (01/07). Dalam video tersebut Jusuf terlihat tidak gengsi untuk menawar harga ikat pinggang.
-
Apa yang dibeli Jusuf Hamka di Car Free Day? Selain membeli ikat pinggang, Jusuf membeli kaca mata seharga Rp10 ribu. "Ketika CFD kemaren, saya membeli ikat pinggang dan kaca mata yang kwalitasnya bagus dan harganya murah sekali," kata dia.
-
Apa yang dilakukan pada acara Kirab Tebu Temanten? Kirab tebu temanten dimulai dari Gedung Madu Candia, kemudian diarak mengelilingi kompleks pabrik gula. Sebelum diarak mengelilingi kompleks pabrik, sepasang tebu temanten yang diberi nama Kyai Buda dan Nyai Manis singgah di Masjid An-Nur untuk melaksanakan prosesi ijab qobul selayaknya pasangan temanten manusia.
Oleh sebab itu, menurut Tito, sosialisasi terkait jaga jarak serta protokol kesehatan perlu dilakukan secara intens. Serta meminta masyarakat terbiasa dengan pola tersebut.
"Saya kira ini harus disosialisasikan secara intens," kata Tito.
New Normal Jangan Anggap Pandemi Sudah Selesai
Tito juga meminta kepada masyarakat agar tidak abai. Walaupun DKI Jakarta kata dia sudah menerapkan tatanan norma baru tetapi bukan berarti pandemi Covid-19 selesai.
"Kita melihat kita mewaspadai agar jangan sampai nanti masyarakat dengan adanya new normal, semua sudah dianggap selesai," jelas Tito.
Dia menjelaskan adaptasi Covid-19 harus dilakukan, sebab hal tersebut tidak bisa secara singkat. "Ini adalah bagian dari kehidupan," jelas Tito.
Protokol Kesehatan Belum Maksimal
Sebelumnya, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyoroti pelaksanaan kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau car free day (CFD) di DKI Jakarta yang tidak menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin.
"Hari ini kami melakukan pemantauan di beberapa tempat seperti area car free day di Jakarta, masih kita lihat beberapa masyarakat lupa bahwa jaga jarak itu penting," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, Minggu (21/6).
Yurianto mengingatkan bahwa pelaksanaan protokol kesehatan secara ketat tidak bisa dipisahkan atau dilakukan sepotong-sepotong. Seperti tindakan menjaga jarak fisik untuk mencegah terkena percikan (droplet) dari mulut atau hidung sangat penting untuk dilakukan dalam upaya pencegahan penularan virus Covid-19.
"Ini kami mohon jadi evaluasi kita bersama, menjaga jarak adalah sesuatu yang mutlak kita laksanakan," kata Yurianto.
Selain itu, menurut dia, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 juga melakukan pemantauan di beberapa bandara yang memiliki jadwal penerbangan hari ini ke Pulau Jawa, seperti di Bandara Internasional Hang Nadim Batam.
"Kita masih melihat banyak masyarakat belum tertib menjaga jarak fisik. Meski sebagian besar sudah menggunakan masker, tapi jaga jarak fisik tetap perlu," ucap Yurianto.
"Bahan evaluasi kita bahwa jaga jarak fisik, menggunakan masker harus dijalankan secara disiplin. Ini jadi prasyarat mutlak manakala melakukan adaptasi kebiasaan baru untuk kembali pada tingkat produktivitas kita. Sekali lagi adaptasi kebiasaan baru berbasis pada kepatuhan kita menjalankan protokol kesehatan," tambahnya.
Anies Gelar Rapat Evaluasi CFD Lantaran Banyak Langgar Protokol
Gubernur DKI Anies Baswedan akan menggelar rapat evaluasi, terkait Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau car free day alias CFD. Menurut dia, banyaknya ditemukan pelanggaran seperti anak di bawah umur dan lansia, di area tersebut harus diperhatikan bagaimana cara menanganinya.
"Kegiatan HBKB kemarin kita akan review hari ini, kemudian dikumpulkan sudah datanya dan kita akan putuskan pendekatannya akan seperti apa," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Senin (22/6).
Soal pendekatan, lanjut Anies, intinya adalah tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Namun ditegaskan, bahwa pendekatan yang diambil saat proses eksekusi belum tentu menjadi yang terbaik, karena wajib terus dievaluasi sesudahnya.
"Apakah pendekatan yang masih seperti kemarin akan diubah pendekatannya tetapi intinya adalah kita semua ini sedang dalam proses belajar belajar untuk menaati protokol," jelas Anies.
Anies meyakini, semua kebijakan dan evaluasi yang diambil memiliki hikmah. Tujuannya agar menjadi lebih baik lagi.
"Mengelola suatu kegiatan dan setia pada proses untuk mengambil hikmahnya, lakukan koreksi lakukan perbaikan," Anies menandasi.
(mdk/gil)