Sungai Gasib Dicemari Limbah PTPN V, Warga Kehilangan Sumber Air Bersih
Limbah PTPN V Lubuk Dalam Kabupaten Siak diduga mencemari sungai Gasib, Desa Pangkal Pisang. Akibatnya, ribuan ikan mati dan warga tak dapat mengkonsumsi air sungai yang biasanya menjadi sumber warga.
Limbah PTPN V Lubuk Dalam Kabupaten Siak diduga mencemari sungai Gasib, Desa Pangkal Pisang. Akibatnya, ribuan ikan mati dan warga tak dapat mengkonsumsi air sungai yang biasanya menjadi sumber warga.
Hal itu dikatakan tokoh masyarakat Desa Pangkal Pisang, Hendro Santrioko Kamis (11/4). Menurutnya, limbah PTPN V Lubuk Dalam itu sangat merusak sungai.
-
Kenapa Air Panas Citando di Lebak sekarang terbengkalai? Sayangnya pemandian air panas yang dikelilingi pohon rindang itu tinggal kenangan. Kondisi tak terawat tampak di destinasi air panas Citando, Desa Senanghati, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak. Keadaan di sekitar area parkir, sampai titik sungai air panas sudah dipenuhi ranting dan dedaunan hingga menguatkan kesan terbengkalai.
-
Kapan Desa Patemon mulai terbebas dari krisis air bersih? Tahun 2014 adalah titik balik bagi warga Desa Patemon keluar dari krisis air bersih.
-
Apa masalah utama dalam pencemaran lingkungan? Sampah plastik masih menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah maupun laut.
-
Bagaimana air menopang ekosistem di Bumi? Di alam, air membentuk dan menopang berbagai habitat, dari sungai dan danau hingga lautan yang luas. Ekosistem air tawar dan laut menyediakan tempat tinggal bagi beragam spesies, baik flora maupun fauna, yang membentuk jaring makanan yang kompleks.
-
Apa yang menjadi penyebab utama pencemaran air di Indonesia? Pencemaran air merupakan isu lingkungan yang sering dihadapi di Indonesia, terutama di perkotaan dan wilayah industri. Limbah industri, pertanian, dan rumah tangga sering kali dibuang begitu saja ke sungai dan laut tanpa pengolahan yang memadai.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
"Kami tidak bisa lagi mengambil air Sungai Gasib untuk dikonsumsi dan mandi hingga beberapa bulan ke depan. Dan kalau ini terus terjadi, maka selamanya kami kehilangan sumber air yang bersih," ujar Hendro, yang juga mantan kepala desa tersebut kepada merdeka.com.
Hendro menuturkan, selama ini masyarakat menggunakan air sungai Gasib untuk kebutuhan sehari-hari. Warga juga sudah mengadukan kejadian itu ke Pemkab Siak.
"Kalau kami paksakan air limbah PTPN V itu untuk mandi dan dikonsumsi, bisa jadi penyakit," ketusnya.
Hendro menyebutkan, Pemkab Siak juga telah berulang kali ke lokasi mengambil sample dan menegur PTPN V soal limbah tersebut.
"Entah sudah berapa kali lah, dulu waktu saya masih kepala desa, sering juga limbah mereka mencemari sungai kami. Sudah laporkan ke Pemerintah Siak, dan sudah diambil sample limbahnya, tapi hasilnya kami tidak tahu," ucap Hendro.
Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup (P2KLH) Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Siak, Ardayani mengatakan, limbah itu jatuh ke aliran sungai lantaran kolam penampungan PTPN V tak sanggup menampung.
"Kolam penampungan limbah PTPN V yang air limbahnya melimpah, jadi limbah itu jatuh dan masuk ke aliran sungai," katanya.
Menurut Ardayani, ada kesalahan komunikasi antara petugas PTPN V yang menjaga kolam dengan karyawan pabrik kelapa sawit perusahaan itu. Mereka tidak saling komunikasi saat limbah dialirkan ke kolam penampungan. Petugas yang menjaga kolam tidak mengecek bahwa air limbah sudah melimpah, sedangkan yang di pabrik terus mengaliri limbah ke kolam penampungan.
"Ya melimpah dan di situ ada sungai," kata dia.
Pemkab Siak sudah meminta PTPN V untuk memindahkan kolam limbah itu agar dibuat jauh dari aliran sungai. Namun pihak perusahaan terkesan acuh.
"Iya kejadian ini sudah beberapa kali, bukan sekali ini saja. Pimpinan perusahaan mereka selalu berganti, jadi tidak tahu persoalan perusahaan mereka dengan masyarakat itu seperti apa," ujarnya.
Humas PTPN V Lubuk Dalam, Pedoman Ginting saat dihubungi merdeka.com belum merespon. Pesan yang dikirim juga belum berbalas.
Baca juga:
Menteri Susi Malu Indonesia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Nomor Dua di Dunia
400 Kg Sampah Plastik Dipungut di Sepanjang Jalur Pendakian Gunung Ijen
Miris, Lima Ribu Rumah di Bantaran Kali di Bogor Buang Tinja ke Ciliwung
Nelayan di Bone Ketahuan Simpan Luluhan Jeriken Bom Ikan
Indonesia Masuk Lima Negara dengan Angka Kematiannya Tertinggi karena Polusi Udara
PM Thailand Janji Atasi Kabut Asap dalam Tujuh Hari