Survei: Masyarakat lebih tak suka ISIS & LGBT ketimbang etnis China
Survei: Masyarakat lebih tak suka ISIS & LGBT ketimbang etnis China. Dari survei pada November 2016, sebagian besar warga mengaku tidak suka dengan kelompok radikal Islam Iraq dan Syria (ISIS), disusul dengan kelompok LGBT, Komunis, Yahudi, Kristen, FPI, Wahhabi dan baru etnis China.
Saiful Mujani Reseach and Consulting (SMRC) melakukan survei untuk menggali sikap toleransi masyarakat terhadap kelompok etnis China di Indonesia. Hasilnya, masyarakat Indonesia masih cukup toleran terhadap keberadaan etnis China. Ketidaksukaan masyarakat terhadap etnis China masuk di urutan ke-8 dengan presentase 0,8 persen.
Dari survei pada November 2016, sebagian besar warga mengaku tidak suka dengan kelompok radikal Islam Iraq dan Syria (ISIS), disusul dengan kelompok LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender), Komunis, Yahudi, Kristen, FPI, Wahhabi dan baru etnis China.
"Pada survei terakhir (November 2016), kelompok yang tidak disukai oleh paling banyak warga adalah Negara Islam Iraq dan Syria (ISIS), sebesar 25,5 persen. Kemudian LGBT 16,6 persen, dan Komunis 11,8 persen. Sementara Kristen/Katolik sebagai kelompok yang paling tak disukai sebesar 2,6 persen, dan China/Tionghoa sebesar 0,8 persen," kata Pemilik SMRC, Saiful Mujani dalam diskusi 'Ada Apa di Balik Sentimen Anti-Cina?' di LBH, Jakarta, Kamis (29/12).
Saiful menyebut dalam perkembangannya sentimen negatif pada kelompok-kelompok SARA minoritas relatif kecil dan trendnya cenderung konstan (tetap) mulai dari tahun 2001 hingga 2016.
"Hampir sepanjang reformasi ini, trend yang menyebut Kristen, Katolik, dan Tionghoa sebagai kelompok sosial yang paling tidak/kurang disukai relatif kecil dan konstan," jelasnya.
Untuk diketahui, survei soal tingkat toleransi warga Indonesia terhadap etnis China dilakukan dalam kurun waktu 2001-2016, dengan masing-masing menggunakan teknik probability sampling. Sementara, ukuran sampel tiap survei selalu di atas 1.000. Survei ini memiliki Magin of error tiap survei rata-rata +/- 3,5% pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca juga:
Pekerja asing bakal dipantau Kemenkum HAM lewat barcode di paspor
Salahi izin tinggal, 7 buruh China ilegal di Surabaya dibekuk
Menaker sidak PT Huaxing cari pekerja China ilegal
PPP desak DPR segera gelar rapat bahas peninjauan bebas visa
PPP minta pemerintah buka data soal pelanggaran buruh asing China
Pekerja China ditangkap saat sedang karaokean di Cilacap
Wiranto sebut negara lain diserbu TKI saja tak ribut
-
Bagaimana kamera luar angkasa China mengorbit Bumi? Cara kerja dari kamera ini adalah dengan mengelilingi planet setiap 90 menit dan akan beroperasi selama 2 tahun.
-
Apa yang dilakukan polisi China terhadap pedagang buah di pinggir jalan? Dia diberi imbauan agar tak berjualan di lokasi. Sebab, hal tersebut diungkap sang polisi dapat memicu kecelakaan bagi diri sendiri dan pengguna jalan raya lainnya. "Anda tidak bisa berjualan semangka di sini. Ini bisa mengganggu lalu lintas," terangnya.
-
Apa yang ditemukan di gurun pasir China yang membuat para ahli bingung? Para ahli telah mempersempit asal usul mumi misterius yang ditemukan di gurun pasir Tiongkok, dan hasilnya cukup mengejutkan.
-
Apa yang bisa dilakukan oleh kamera luar angkasa buatan China? Kamera canggih ini bisa memotret 360 derajat sekeliling Bumi. China berhasil mengirimkan kamera 360 beresolusi tinggi pertama di luar angkasa. Kamera ini mampu menangkap gambar Bumi secara jelas dan berbeda dibandingkan sebelumnya.
-
Mengapa warga Uighur merasa diperlakukan tidak adil di China? Abdul mengatakan, saat ini terdapat ratusan tempat pengungsian konsentrasi yang mengelilingi pemukiman warga Uighur. Kamp konsentrasi ini diperkenalkan kepada dunia internasional sebagai pusat pendidikan. Namun kenyataannya kamp konsentrasi tersebut ditujukan untuk menghapuskan identitas agama dan bangsa Uighur serta membuat mereka lupa seorang muslim."Penerintah komunis China mengkriminalisasi praktek Islam yang normal," kata Abdul.
-
Bagaimana polisi berusaha menangkap para buronan? Polisi mendatangi rumah empat buronan penyekap dan pemerkosa secara bergilir siswi SMP selama tiga hari di Lampung Utara, Lampung, inisial NA.