Surya Anta Ungkap 'Bisnis' di Dalam Rutan Salemba
Surya mengaku saat pertama kali masuk, dimintai uang senilai Rp3 juta untuk mendapatkan tempat di sel. Namun akhirnya, dia hanya bisa memenuhi Rp500 ribu karena para tahanan tahu dia hanya seorang aktivis.
Mantan terpidana kasus makar, Surya Anta bikin heboh di jagat media sosial Twitter, Minggu (12/7) malam. Dia menceritakan secara detil kondisi tahanan di Rutan Salemba, Jakarta.
Surya Anta mendekam di Rutan Salemba selama 9 bulan. Dengan berbagai foto yang diunggah, Surya menjelaskan praktik pungli hingga tak manusiawinya kondisi di Rutan Salemba itu.
-
Apa bakat Rimbi di sinetron Ronaldowati? Rimbi, gadis kecil berbakat capuera dengan rambut kriwil, bertransformasi menjadi Alhan yang dewasa dan memesona setelah 15 tahun.
-
Kapan Rahmat mulai panen slada? Yang awalnya hanya panen 5 kilogram per hari, kini ia mampu sampai 1,9 ton per bulan. Profesi petani sebenarnya masih sangat prospek untuk didalami, terutama bagi kalangan muda. Jika ditekuni, bukan tidak mungkin bisa menghasilkan keuntungan berlipat seperti seorang pemuda asal Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah bernama Rahmatul Hafid. Rahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta. Namun siapa sangka, hampir lima tahun menjalankan pertanian hidroponik slada produknya kini mampu terjual hingga 60 kilogram per hari.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kapan Romualdo Locatelli menghilang? Namun setelah periode itu, ia menghilang tak jelas keberadaannya. Jiwa dan raganya bagaikan habis ditelan bumi di tengah berkecamuknya Perang Dunia II.
-
Kapan Agus Riewanto menerima penghargaan Satya Lencana Karya Satya X? Karena ketekunan dan dedikasi pada profesi dosen serta pengamat hukum dan politik, ia pernah menerima Penghargaan Nominator Pemuda Award Bidang Intelektual dari HIPMI dan KNPI Prop. Jateng (2005). Ia juga pernah menerima Penghargaan Satya Lencana Karya Satya X dari Presiden RI (2018).
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
Surya mengaku saat pertama kali masuk, dimintai uang senilai Rp3 juta untuk mendapatkan tempat di sel. Namun akhirnya, dia hanya bisa memenuhi Rp500 ribu karena para tahanan tahu dia hanya seorang aktivis.
"Saat hari pertama masuk penampungan kami di OT IN (Dimintai Uang) oleh tahanan lama. Saya diminta 1 juta di lapak Palembang. @Dano_Tabuni diminta 3 juta di lapak Lampung Akhirnya kami berlima bayar Rp500 ribu karena setelah para tahanan lain tahu kalau kami ini aktivis bukan anak pejabat,” tulis Surya Anta.
©2020 Merdeka.com/twitter Surya Anta
Surya menceritakan, di Rutan dikelompokkan sesuai etnis masing-masing. Banyak yang tak mendapatkan sel, sehingga tidur di lorong. Ada juga bahkan yang tidur di depan kamar mandi.
Menurut dia, segala sesuatu harus bayar. Namun, dia tak mengungkap, apakah ada keterlibatan pihak Rutan dalam hal ini.
"Ini lapak tidur saya dan ambros di Lapak Korea. Lapaknya tahanan orang Batak. Sebelumnya saya di Lapak Palembang. Saya pindah karena stress orang ribut melulu dan dari lantai 2 napi lama ngeludah dan buang air ke lapak Palembang," tulis Surya Anta.
Utk bisa masak mie & seduh kopi hrs "nembak air" caranya air di botol plastik lalu bakar bawahnya dgn plastik2.. polusi udara jdnya. Makanya banyak tahanan yang sakit. Saya sempat sakit demam dan keluar darah dari hidung. Ehh mau ke klinik prosedurnya rumit.
— Surya (@SuryaAnta) July 12, 2020
Belum lagi soal bilik bercinta, Surya mengatakan, saat ini sudah tak ada lagi. Sehingga membuat para napi harus curi-curi melampiaskan hasrat seksualnya kepada pasangan saat menjenguk.
"Napi itu manusia. Bkn gedebog pisang. Mrk jg buth penyaluran seks. Sblm Matta Najwa dtng ke Salemba ada toilet & kamar kunjungan di atas yg bisa disewakan untuk wik wik. Tp sjk sidak. Gak ada lagi. Pdhl negara bisa atur soal kamar wik wik ini dgn syarat dan ketentuan yg diatur," tambah dia.
Seperti diketahui, Surya satu dari enam tahanan politik kasus makar Papua. Mereka ditangkap kepolisian karena mengibarkan bendera Bintang Kejora dalam aksi di depan Istana Presiden pada tahun lalu. Surya dan rekannya pun divonis sembilan bulan dan telah bebas murni pada Mei lalu.
©2020 Merdeka.com/twitter Surya Anta
Sementara itu, Kepala Bagian Humas dan Protokol Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Rika Aprianti telah mendengar cerita dari Surya Anta. Kini pihaknya tengah menelusuri kebenaran tersebut.
"Yang pasti dari pemberitaan itu kami sekarang sedang menelusuri baik dari tim kantor wilayah melalui kepada divisi pemasyarakatan nya, dan direktorat jenderal pemasyarakatan melalui direktorat kamtib sedang melakukan penelusuran," tegasnya saat dihubungi merdeka.com, Senin (13/7).
Sel J18 ini banyak nyamuk. Karena lantai bawahnya bocor, penuh genangan air. Konon katanya, kamar ini dulunya kamar paling bagus, to sekarang rusak. Dulu yg bikin sel ini berkayu adlh Terpidana Mati Narkoba, Fredy Budiman. So, sdh lama kamar ini tempat transaksi Sabu. pic.twitter.com/TLecC3Dfhm
— Surya (@SuryaAnta) July 12, 2020
Menurutnya, pihaknya berkomitmen dalam segala apapun baik narkotika maupun pungli yang dilakukan penghuni dan juga petugas. Ia pun menegaskan, pihaknya tak membeda-bedakan siapapun penghuninya.
"Yang pasti pemenuhan hak terhadap narapidana baik penghuni dan tahan itu sama. Yang pasti kita akan lakukan penelusuran terlebih dulu, karena itu kan berdasarkan dari medsos ya, tim akan bergerak seperti apa. (Periksa petugas dan kepala rutan) Itu nanti tim yang bekerja," katanya.
Lebih lanjut perihal adanya dugaan alat komunikasi masuk ke rutan, Rika menegaskan kalau hal itu dilarang. Namun, ia tak mengelak apabila adanya yang bermain hingga akhirnya bisa lolos alat komunikasi ke dalam.
©2020 Merdeka.com/twitter Surya Anta
"Sekarang gini, kami tidak mengatakan cari-cari alasan, tapi memang kenyataannya seperti itu. Dengan isi hunian Salemba saat ini jumlah hunian kita ngomongin pengawasan jarak jangkau pengawasan dari petugas kita sendiri. Yang pasti jajaran kami semua berusaha yang terbaik, berusaha untuk menindak, menghalau semua hal-hal yang menjadi bagian pelanggaran termasuk barang-barang terlarang," bebernya.
Dalam hal ini, Rika mengakui kalau pihaknya kekurangan petugas untuk menjaga dan memantau seluruh penghuni.
"Petugas per regu 21 hingga 23 orang. Kapasitas 1500 dan terisi sebanyak 3250 orang," pungkasnya.
Hidup di penjara tak lantas semuanya ditanggung negara. Krn nasi, lauk dan air Cadong (makanan penjara) jumlahnya dikit. Tentu gak etis buat yg tidur di sel makan jatah yg dikit itu. Kasihan tahanan yg tinggal tidur di lorong. Jadi kami harus masak dan beli lauk pauk sendiri. pic.twitter.com/aiLRLmEwz3
— Surya (@SuryaAnta) July 12, 2020
(mdk/rnd)