Tak Hanya di Sungai, Bangkai Babi Kini Banyak Dibuang di Pinggir Jalan
Warga juga diminta mengamankan pembuang bangkai babi tanpa melakukan tindakan anarkistis.
Bangkai babi masih persoalan bagi warga Medan sekitarnya. Setelah ratusan ekor ditemukan di sejumlah sungai, bangkai hewan itu juga ditemukan di pinggir jalan.
Sekurangnya ada dua lokasi temuan bangkai babi di daratan, yakni di Jalan HM Yamin dan Jalan Gedung Arca, Medan. Di Jalan Gedung Arca, Kamis (14/11) pagi ditemukan 3 bangkai babi yang dibungkus dalam goni plastik. Awalnya warga curiga dengan tiga karung goni yang mengeluarkan bau tidak sedap.
-
Kapan Waduk Kembangan buka? Jam operasional Waduk Kembangan adalah setiap hari, mulai pukul 07.00 hingga 19.30 WIB.
-
Kapan Pallu Butung sering diburu? Makanan tersebut banyak dicari ketika Bulan Ramadan karena cocok sebagai menu berbuka puasa.
-
Mengapa Dusun Banger dinamai demikian? “Wali itu bilang, ‘ini kok air baunya banger tapi rasanya nggak banger? Besok ini namanya Dusun Banger’,” kata Pak Nuryanto.
-
Kenapa kuliner Bogor patut dicoba? Sebab, cita rasa makanan yang ditawarkan di Kota Bogor pasti nggak akan mengecewakan lidahmu.Dari yang rasanya pedas, manis, gurih, hingga kuliner yang anti mainstream dapat kamu temui dengan mudah di Kota Bogor. Tetapi, apabila kamu bingung harus mencicipi mulai dari mana dulu, mungkin rekomendasi kuliner satu ini akan dapat membantu kamu. Yuk, intip apa saja makanan enak di Bogor yang wajib dicoba!
-
Kapan Curug Bibijilan buka? Curug Bibijilan buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB.
-
Kapan Gambus Misri Bintang Sembilan dibentuk? Gambus Misri Bintang Sembilan dibentuk pada tahun 1963.
"Setelah diperiksa ternyata ada babi berukuran besar," ucap M Irsan, Kepala Lingkungan I Kelurahan Pasar Merah Timur Kecamatan Medan Area, Medan.
Ketiga bangkai itu sudah dibawa petugas kebersihan. "Sudah dikubur, dikubur di kawasan Kelurahan Sukaramai II," ucap Lurah Pasar Medan Timur, Sri Hartati.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan, Armansyah Lubis, mengatakan, saat ini seluruh lurah dan kepala lingkungan di Kota Medan sudah diperintahkan untuk mengajak warga untuk mengawasi lingkungan masing-masing. Jika melihat aksi pembuangan bangkai babi, baik di sungai maupun di jalan, mereka diimbau untuk menghubungi kepala lingkungan, lurah, dan pihak kecamatan. Petugas kebersihan akan datang ke lokasi untuk mengangkut babi-babi itu.
"Akan dikuburkan di TPA (tempat pembuangan akhir sampah)," kata Armansyah.
Warga juga diminta mengamankan pembuang bangkai babi tanpa melakukan tindakan anarkistis. Pelaku akan ditindak sesuai hukum yang berlaku. "Nanti pihak kecamatan akan membuat laporan ke polisi," ucapnya.
Ratusan Bangkai Babi Penuhi Sungai Bedera Medan
Ratusan bangkai babi mengambang di Sungai Bedera dan Danau Siombak, Medan Marelan, sejak sekitar dua pekan lalu. Bangkai serupa juga ditemukan di sungai-sungai lain. Sebagian besar telah dikuburkan.
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut menduga kuat bangkai-bangkai babi itu terjangkit virus hog cholera yang kemudian sengaja dibuang warga di hulu sungai.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut M Azhar Harahap, mengatakan, babi yang mati akibat hog cholera ditemukan di 11 kabupaten/kota di Sumut, yakni: Karo, Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan,Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Samosir.
Babi yang terdata mati akibat hog cholera di Sumut sudah mencapai 5.800 ekor. Jika penyakit ini menyebar lebih luas, virus itu pun berpotensi menginfeksi 1,2 juta ekor babi yang ada di Sumut.
(mdk/rhm)