Tak tahan kabut asap, mahasiswa asal Malaysia pulang kampung
Selain mengeluhkan tidak bisa melanjutkan pelajaran, mahasiswa itu juga mengeluh tidak bisa beraktivitas di luar ruangan
Semakin pekatnya kabut asap kiriman dari Sumatera Selatan dan Jambi membuat sebagian masyarakat Riau mengungsi. Seperti yang dilakukan 173 orang mahasiswa Malaysia yang berada di Riau, mereka terpaksa pulang kampung ke negara asalnya.
Kepala Konsulat Malaysia di Pekanbaru Hardi Hamdi mengatakan, mahasiswa asal negaranya itu akan dipulangkan pada Jumat (18/9) siang. Mereka akan dijemput pesawat militer Malaysia yang terbang dari Bandara Subang Airport, Selangor, Malaysia. Karena pesawat komersil belum bisa terbang ke Pekanbaru.
"Saya masih menunggu jadwal kepastiannya. Mahasiswa akan dipulangkan (sementara) ke Malaysia, hari ini. Sampai jadwal yang belum ditentukan," kata Hardi.
Hardi menjelaskan, warga negara Malaysia di Riau berjumlah sekitar 400 orang, sekitar 300 orang di antaranya mahasiswa dan sisanya tenaga kerja serta pengusaha. Tidak sedikit dari warga Malaysia di Pekanbaru yang memilih pulang kampung karena tebalnya kabut asap.
Pantauan merdeka.com, para mahasiswa asal negeri Jiran itu sudah memadati Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menunggu kedatangan pesawat militer dari negaranya.
Syamsul mahasiswa Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau mengatakan, pihak universitas sudah lebih dulu memutuskan untuk libur. Sebelumnya, kabut asap mengganggu aktivitas belajar-mengajar di kampus.
"Kalau kondisinya begini, memang lebih baik kami kembali ke Malaysia saja, sampai kabut asapnya hilang," kata Syamsul.
Selain mengeluhkan tidak bisa melanjutkan pelajaran, mahasiswa itu juga mengeluh tidak bisa beraktivitas di luar ruangan, saat kabut asap ini.
"Kalau weekend, biasanya kita jalan-jalan keluar. Tapi, karena kabut asap, lebih baik di asrama saja," keluhnya.
Selama sebulan ini, udara Riau masih diselimuti kabut asap kiriman Sumatera Selatan dan Jambi. Sejumlah alat indeks standar pencemaran udara (ISPU) menunjukkan status udara di Riau Berbahaya. Atas dasar itu, Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menetapkan Riau Darurat Pencemaran Udara Kabut Asap, beberapa hari lalu sampai menunggu kondisi udara normal kembali.
Baca juga:
Warga Riau adukan bencana asap ke Komnas HAM
Ini foto mengerikan asap kebakaran hutan Riau dari udara
Pemerintah tak pernah agendakan penanaman pohon pascakebakaran hutan
Aksi Paskhas atasi kabut asap di Pekanbaru
Meratapi sekolah di Riau jadi usang akibat kabut asap
-
Di mana Suku Akit di Provinsi Riau menetap? Salah satunya adalah Suku Akit atau Orang Akik yang mendiami Provinsi Riau tepatnya di Pulau Rupat.(Foto: Diskominfo Bengkalis)
-
Kenapa kebakaran hutan sering terjadi di musim kemarau, terutama di Sumatera dan Kalimantan? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan. Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain.
-
Kenapa Kue Asidah di Riau bentuknya unik? Namun lain halnya dengan kue Asidah yang memiliki bentuk unik dan lebih beragam. Hal ini dikarenakan bentuk kue tersebut disesuaikan dengan selera dan keinginan dari pembuatnya.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Apa yang mendorong munculnya perkebunan rakyat di sekitar perkebunan kelapa sawit besar di Sumatra? Sehingga kehadiran perkebunan besar ini mendorong munculnya perkebunan rakyat di sekitarnya.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.