Tarian Balalap Api, simbol perjuangan suku Dayak melawan penjajah
Salah satu tarian yang ditampilkan di acara Festival Budaya Borneo 2017 yang diselenggarakan di Halaman Keong Mas, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) adalah Tarian Balalap Api dari suku Dayak. Tarian ini merupakan simbol perjuangan suku Dayak melawan penjajahan Belanda.
Salah satu tarian yang ditampilkan di acara Festival Budaya Borneo 2017 yang diselenggarakan di Halaman Keong Mas, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) adalah Tarian Balalap Api dari suku Dayak. Tarian ini merupakan simbol perjuangan suku Dayak melawan penjajahan Belanda.
"Balalap api sebenarnya gini, itu kan menceritakan bahwa kita zaman dulu, artiannya kita ada pertempuran, zaman Belanda dulu, jadi ini diartikan api ini sebenarnya itu sejenis tembakan kaya meriam, jadi dia ada apinya," kata Margus Susanto usai melangsungkan tarian di Halaman Keong Mas, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Sabtu (29/7).
Terlihat pada saat atraksi, dia berkeliling dan menampilkan sebuah api dari sebuah kayu, dan sebagian terlihat membawa mandau dan menyayat badan sendiri dan tidak terluka.
Dan terlihat ada beberapa macam duri yang digantungkan atau dikalungkan, itu mengartikan jika ia tetap berjuang. Selain itu terlihat juga mandau.
"Kalau duri, artiannya itu kan kita pahit pedih perjuangan, walaupun sakit kita tetap berjuang, untuk duri itu," kata Margus.
Sedangkan Mandau sebagai alat untuk menjaga dan membela diri, jika terjadi suatu yang tidak diinginkan. "Makanya kita dengan adanya mandau, itu untuk alat kita. Mandau, itu sebagai pembela diri kita, artian Dayak itu cinta damai," jelas Margus.
Margus menegaskan, jika ia ataupun warga merasa terganggu. Ia tidak akan pernah mundur. "Sampai titik darah penghabisan kita enggak pernah mundur, maju terus ya. Jadi mandau anak kecilpun itu sudah bisa memainkan, yang penting ia bisa membela diri. Nah itu jadi sebesar apapun serangan kita selalu siap walaupun sampai matipun kita oke," terang Margus.
Tarian Balalap api berasal dari Desa Batuah, Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan, daerah Sengayam.
Terakhir ia mengatakan, jika tarian ini untuk mengenang dari orang-orang terdahulu, yang mengalami pahit manis. "Karena tertusuk duri hati karena melihat anakanak kita ataupun orang orang kita mati gara-gara bertempur," lanjut Margus.
Baca juga:
Jokowi akan hadiri Lebaran Betawi ke-10 di Situ Babakan
Tradisi adat pernikahan suku Dayak, batal jika syarat tak lengkap
Kuliah umum di UPI Bandung, Habibie bicara hubungan budaya dan SDM
Tabanan pamerkan produk unggulan di Pesona Budaya Bali
Melihat pembuatan Ciu Bekonang yang melegenda
Mobil tenggelam di danau, warga Trunyan gelar upacara pembersihan
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Kapan Muhibah Budaya dalam rangkaian Banyuwangi Ethno Carnival digelar? Muhibah Budaya yang digelar Jumat malam (7/7/2023) tersebut menampilkan berbagai atraksi tari dari sejumlah daerah.
-
Apa makna budaya dari bubur candil bagi masyarakat Indonesia? Bubur candil memiliki makna budaya yang dalam dalam masyarakat Indonesia. Selain sebagai hidangan penutup yang lezat, bubur candil juga memiliki makna filosofis yang melambangkan harmonisasi kehidupan yang berbeda.
-
Apa yang ditampilkan di Imah Saba Budaya Baduy? Imah Saba Budaya Baduy merupakan mini museum yang menampilkan kekayaan tradisi warga adat Baduy. Di sana ditampilkan berbagai arsip tentang kesenian, kehidupan dan berbagai hal lainnya seputar warisan leluhur masyarakat adat secara turun temurun.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.