Tekan Angka Kematian Akibat Kanker Payudara, 100 Survivor Ajak Perempuan Biasakan SADARI
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 2020 menunjukkan bahwa angka kematian akibat kanker payudara mencapai 685.000 orang.
Kematian akibat kanker payudara tertinggi di Indonesia.
Tekan Angka Kematian Akibat Kanker Payudara, 100 Survivor Ajak Perempuan Biasakan SADARI
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 2020 menunjukkan bahwa angka kematian akibat kanker payudara mencapai 685.000 orang. Sementara data dari Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6 persen) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia.
Persentase perempuan lebih banyak daripada laki-laki dan jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa. Selain itu, 68 hingga 73 persen pasien terlambat mengunjungi pusat kesehatan untuk melakukan pemeriksaan dan sudah dalam kondisi stadium lanjut (stadium III dan IV).
- Pendekatan Berbasis Data: BPJS Kesehatan Rilis Buku Tabel Mortalitas dan Morbiditas
- Pencemaran Udara Jadi Penyebab Kematian ke-4 Terbesar di Dunia, Apa Solusinya?
- Pandemi Buat 70 Juta Orang di Negara Asia Pasifik Jatuh Miskin, Termasuk Indonesia?
- Penderita Kanker di Indonesia Naik, Usia Muda Semakin Rentan
Risiko kanker payudara semakin meningkat dan terus mengancam kesejahteraan masyarakat Indonesia terutama bagi perempuan. Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia (KemenPPPA) bahwa kanker payudara adalah kanker dengan angka kejadian tertinggi di Indonesia. Terutama pada perempuan, yaitu sebesar 42,1/100.000 penduduk. Dan setiap tahunnya semakin meningkat.
merdeka.com
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, sekitar 100 survivor kanker payudara menggelar kegiatan Ayo SADARI Setelah Menstruasi Fun Walk dengan jarak sekitar 3 Km. Kegiatan ini mengajak perempuan untuk membiasakan gerakan periksa payudara sendiri (SADARI) di hari ke 7-10 dari hari pertama menstruasi.
Linda Agum Gumelar selaku founder YKPI bersyukur dapat berkolaborasi bersama Charm selama 3 tahun berturut-turut untuk melakukan kegiatan Pink Ribbon. Menurut Linda, kemungkinan kanker payudara untuk dapat disembuhkan lebih tinggi jika dideteksi pada stadium awal.
"Sehingga melalui kegiatan ini kami berharap gerakan SADARI setelah menstruasi dapat lebih terpenetrasi, dan menjadi suatu kebiasaan. Dengan adanya penjelasan bersama survivor, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang benar terhadap kanker payudara. Melalui upaya-upaya ini, diharapkan akan menekan jumlah kejadian kanker payudara stadium lanjut di Indonesia,"
jelas Linda.
Sementara itu, Direktur PT Uni-Charm Indonesia Tbk Sri Haryani mengungkapkan kanker payudara adalah salah satu permasalahan kesehatan yang serius di Indonesia. Apabila tidak ditangani dengan serius, beresiko akan menurunkan kualitas hidup khususnya Wanita.
"Berangkat dari adanya kesamaan visi yaitu berkontribusi untuk wanita Indonesia, di tahun ini kami kembali berkolaborasi dengan YKPI. Kami berharap melalui kegiatan ini para wanita akan lebih memiliki kesadaran akan kesehatan payudara, juga pemahaman yang betul terkait kanker payudara, agar pada akhirnya dapat hidup sehat dan saling mendukung sesama wanita,"
ungkap dia.