Temuan KNKT, Mesin Sriwijaya SJ-182 Masih Hidup Sebelum Jatuh ke Perairan
"Jadi ada yang mengatakan pesawat pecah di udara itu tidak benar, jadi pesawat secara utuh sampai membentur air tidak ada pecah di udara," tambahnya.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan dari hasil temuan jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu, 9 Januari lalu. Diketahui maskapai rute Jakarta-Pontianak itu jatuh dalam kondisi mesin yang masih hidup.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menjelaskan berdasarkan temuan dari data automatic dependent surveillance-broadcast (ADP-B) yang merupakan sistem pemantauan penerbangan pesawat. Dari data tersebut pada pukul 14.40 Wib, pesawat Sriwijaya masih memancarkan sinyal yang menunjukkan berada di ketinggian 250 kaki.
-
Apa yang dilakukan oleh KWT Srikandi di Kelurahan Nusa Jaya? Para anggota KWT Srikandi di RT 02, RW 08 ini berhasil membudidayakan sejumlah jenis sayuran yang mudah diolah.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Kenapa KWT Srikandi dibentuk? Mengatasi Masalah Kenaikan Harga Pangan KWT Srikandi dibentuk pada awal tahun 2023 lalu. Saat itu, peruntukannya adalah membantu mengatasi kenaikan harga pangan dan memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
"Terekamnya data sampai ketinggian dengan 250 kaki, mengidentifikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air," kata Soerjanto saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI, Rabu (3/2).
Selain itu, Soerjanto menjelaskan berdasarkan temuan dari Tim SAR Gabungan dalam hal ini, puing pesawat tersebar dalam wilayah lebar 80 meter dan panjang 110 meter pada kedalaman laut 16 sampai 23 meter. Termasuk di dalamnya ditemukan bagian pesawat seperti puing dari ruang kemudi, bagian roda pendarat utama, bagian sayap, bagian dari mesin, bagian dari kabin penumpang, serta bagian ekor.
"Bagian-bagian ini mewakili seluruh bagian pesawat dari depan hingga belakang. Luas sebaran dan ditemukannya bagian pesawat dari depan sampai belakang konsisten dengan bukti bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," jelasnya.
"Jadi ada yang mengatakan pesawat pecah di udara itu tidak benar, jadi pesawat secara utuh sampai membentur air tidak ada pecah di udara," tambahnya.
Selain itu, ia menjelaskan temuan turbin pesawat yang berhasil diangkat oleh Tim SAR menunjukkan jika kondisi mesin masih dalam kondisi hidup sebelum membentur air.
"Temuan pada turbin pesawat menunjukkan konsistensi bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum membentur air. Ini diindikasikan bahwa turbin-turbin rontok semua ini menandakan ketika membentur air mesinnya masih berfungsi semua," jelasnya.
Lebih lanjut, dia menyampaikan berdasarkan catatan perawatan pesawat pada 4 kali penerbangan di tanggal 9 Januari 2021 tidak ada laporan kerusakan pesawat.
"Dari buku catatan perawatan pesawat (aircraft maintenance log) tidak ditemukan adanya kerusakan pesawat pada 4 penerbangan di tanggal 9 Januari 2021," terangnya.
Sebelumnya diketahui bahwa Pesawat Sriwijaya tipe Boeing dengan rute Jakarta dari Bandara Soekarno Hatta - Pontianak lepas landas sekitar pukul 14.36 Wib dengan data manifest sebanyak 62 orang, terdiri 2 Pilot, 4 awak kabin, dan 56 penumpang. Pesawat mengalami kecelakaan di perairan Pulau Laki dan Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Baca juga:
Menhub dan Komisi V DPR Bahas Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182
KNKT Pastikan Sriwijaya Air SJ-182 Tak Alami Full Stall
BMKG Sebut Awan Cumulonimbus Sempat Muncul di Rute Penerbangan Sriwijaya Air SJ182
Sriwijaya Air SJ 182 Sempat Berbelok Menghindari Cuaca Sebelum Hilang dari Radar
Menhub Budi: Tak Ada Upaya Tutupi Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182
Video Haru Pemakaman Kapten Afwan Banjir Air Mata: Safe Flight To Heaven Capt
Jenazah Kakak Beradik Korban Sriwijaya Air Asal Sragen Dimakamkan