Saksi Bisu Kemerdekaan RI, Kondisi Mesin Bubut Untuk Perbaiki Senjata Para Pejuang Indonesia
Penampakan mesin bubut yang dulu digunakan untuk servis senjata para pejuang jadi saksi bisu kemerdekaan RI.
Mesin bubut berusia 84 tahun menjadi saksi perjuangan para veteran di masa lalu saat memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Mesin tersebut milik seorang veteran berdarah Tionghoa-Jambi bernama Gho A San atau akrab disapa Gunawan.
Dalam sebuah video unggahan YouTube DORIBae Channel, wujud mesin itu memberi gambaran betapa berjasanya benda tersebut bagi para pahlawan pada masanya.
Mesin itu digunakan oleh para pejuang untuk memperbaiki senjata dan dioperasikan langsung oleh Gho A San di rumahnya sendiri.
Seperti apa penampakan mesin bubut tua tersebut? Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Mesin Bubut Saksi Kemerdekaan RI
Sebuah mesin bubut tua menjadi saksi keberhasilan para pejuang NKRI merebut kemerdekaan dari para penjajah.
Mesin tersebut milik Gho A San yang dibuat di Belanda. Menurut keterangan anaknya yang bernama Sri Gunawan, Gho A San cukup berpengalaman di bidang mesin dan logistik.
Tak mengherankan jika ia sangat diandalkan oleh komandan pejuang untuk mengoperasikan berbagai jenis mesin dan distribusi logistik selama perang.
"Bergerak di bidang mesin, logistik, juga untuk belajar telegram," kata Sri Gunawan.
Mesin bubut milik Gho A San menjadi bukti bahwa ia turut andil dalam merebut kemerdekaan melalui kemampuannya di bidang logistik.
Mesin yang dibuat tahun 1940-an tersebut dahulu ia gunakan untuk memperbaiki senjata milik para pejuang kemerdekaan.
"Ini mesin bubut ini sudah lama tahun 1940-an. Nah ini mesin ini sejarah buat papa, masih setelah berjuang selesai tapi komandannya pak daud itu masih memberi perintah ke papa untuk memperbaiki senjata-senjata untuk servis senjata," jabarnya lagi.
Karena dipegang langsung oleh Gho A San, mesin tersebut terlihat sangat terawat dan diakui masih bisa digunakan hingga saat ini.
Terlihat mesin tua itu masih cukup kokoh dan sangat layak untuk membantu memperbaiki senjata di era saat ini.
"Yang pegang ini dia. Banyak senjata diperbaiki biar lebih bagus. Milik pribadi buatan Belanda. Sangat lama ini."
"Masih bisa (digunakan), masih dipelihara dengan baik," sambungnya.
Sosok Gho A San
Mengutip dari berbagai sumber, Gho A San atau Gunawan merupakan tokoh veteran kemerdekaan yang berasal dari Jambi dan berdarah Tionghoa.
Gho A San lahir dari ayah seorang petani di perkebunan tembakau dan ibunya adalah ibu rumah tangga yang sesekali membantu mengelola perkebunan pisang dan ternak ayam.
Besar di Indonesia namun Gho A San sempat merantau ke Singapura sebelum akhirnya kembali ke Jambi.
Pada 1945 ia memutuskan untuk mendaftar sebagai TKR (Tentara Keamanan Rakyat) di Jambi. Pada saat itu TKR baru dibentuk pada 9 Oktober 1945 dengan dikepalai Mohammad Insya dan Abundjani.
Selama di TKR, Gho A San ditempatkan sebagai Stoka dengan tugas yang diberikan komandannya untuk memperbaiki mobil yang digunakan para tentara, servis kendaraan militer, servis senjata dan sesuatu yang berhubungan dengan mesin, serta mendapatkan pelatihan mengendarai mobil militer.
Gho A San juga tergabung dalam organisasi perjuangan bernama PKTT (Persatuan Kaum Tani Tionghoa) yang dikomando oleh Teng A Suy.
Organisasi pejuang keturunan Tionghoa tersebut membantu perjuangan dibidang logistik dan informasi melalui gerakan bawah tanah dan penyeludupan.