Terdampak Asap, Bayi di Pekanbaru Dipasang Alat Nebulizer
Balita di Pekanbaru terserang asma akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan. Bocah usia 2 tahun itu diberi uap nebulizer atau bantuan pernapasan di Posko Kesehatan, Kantor Partai Keadilan Sejahtera, Pekanbaru, Riau, Senin (16/9). Posko ini digratiskan oleh partai tersebut.
Balita di Pekanbaru terserang asma akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan. Bocah usia 2 tahun itu diberi uap nebulizer atau bantuan pernapasan di Posko Kesehatan, Kantor Partai Keadilan Sejahtera, Pekanbaru, Riau, Senin (16/9). Posko ini digratiskan oleh partai tersebut.
"Adik kecil ini kena asma karena kabut asap. Jadi dikasih nebulizer, kalau sesak napas biasa karena asap dikasih oksigen saja," ujar Irda Friyeni, apoteker relawan PKS saat berbincang dengan merdeka.com.
-
Di mana Suku Akit di Provinsi Riau menetap? Salah satunya adalah Suku Akit atau Orang Akik yang mendiami Provinsi Riau tepatnya di Pulau Rupat.(Foto: Diskominfo Bengkalis)
-
Kenapa Kue Asidah di Riau bentuknya unik? Namun lain halnya dengan kue Asidah yang memiliki bentuk unik dan lebih beragam. Hal ini dikarenakan bentuk kue tersebut disesuaikan dengan selera dan keinginan dari pembuatnya.
-
Apa makanan khas Riau yang terbuat dari tulang kaki sapi? Apabila sedang berlibur ke Riau, tidak afdol rasanya jika tidak eksplor kulinernya. Salah satu sajian khasnya yang cukup populer adalah Sup Tunjang. Makanan yang satu ini merupakan sup tulang kaki sapi yang dilengkapi dengan sayuran.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
-
Kenapa tari zapin berkembang di Riau? Sebagian besar tari zapin berkembang di daerah Riau, terutama pada daerah pesisir pantai seperti Kabupaten Pekanbaru, Siak Sri Indrapura, Dumai, Rokan Hilir, Kampar Indra Girihulu, Kuantan Singingi, hingga Bengkalis.
-
Kapan Kirab Tebu Temanten dilakukan? Acara ini digelar pada Selasa Selasa (23/4).
Irda menyebutkan, setiap hari ada sekitar 100 warga yang mendatangi Posko Kesehatan yang didirikan PKS tersebut. Mulai dari balita, anak-anak, ibu hamil serta masyarakat yang terdampak kabut asap lainnya.
"Ada ibu-ibu yang baru sebulan melahirkan juga ke sini. Kami sangat menyarankan agar ibu hamil dan yang menyusui kesini saja, kita punya ruang steril dari asap," ucap Irda.
Beberapa waktu lalu, kata Irda, ada seorang wanita berusia 22 tahun yang mendatangi posko tersebut, dirujuk ke rumah sakit Aulia Pekanbaru karena kondisinya sangat mengkhawatirkan.
"Wanita itu mengeluhkan mual dan pusing, sampai badannya gemetar, ada maag juga dia, makanya langsung kita bawa ke rumah sakit untuk dilakukan tindakan medis," ucap Irda.
Posko kesehatan PKS ini didirikan sejak Rabu (11/9) sore, dan dibuka 24 jam setiap hari. Irda mengatakan, setiap hari ada sekitar 100 lebih masyarakat yang membutuhkan pengobatan gratis di posko tersebut.
"Kalau posko 24 jam dibuka. Awalnya sampai jam 6 sore, tapi karena warga datang lewat jam 6 sore banyak ya kita buka 24 jam. Kita datangkan dokter juga bergantian tugasnya, 4 sif, pagi siang sore dan malam," kata Irda.
PKS menyediakan obat-obatan dan dokter relawan, serta apoteker. Kalau sekarang, kata Irda, obat yang diberikan bersifat mandiri dari PKS tanpa bantuan pemerintah.
"Tadinya ada yang menyarankan obat ke dinas. Tpi untuk saat ini kita mandiri dulu. Ada obat untuk batuk, demam sakit kepala hipertensi, ada kemrin ibu-ibu hipertensi," jelasnya.
Kalau ibu hamil, disarankan menginap di posko itu. Karena disediakan air purifier untuk udara segar. Mereka juga siap untuk antar jemput warga yang membutuhkan.
Baca juga:
Darurat Kabut Asap!
Pantauan Udara Kabut Asap Masih Selimuti Riau
Kabut Asap Makin Tebal, Orangtua Murid di Kapuas Hulu Minta Sekolah Diliburkan
Akibat Kabut Asap, Udara Empat Daerah di Riau Berbahaya untuk Dihirup
Usai Pantau dari Heli, Kapolri Yakin Karhutla di Riau Ulah Manusia
Kepala BNPB: Jika Tidak Bisa Atasi Karhutla Kita Adalah Pembunuh Potensial