Terseret Banjir Lahar Semeru Sejauh 7 Km, Penambang Pasir Ditemukan Tewas
Warga yang menjadi korban tersebut adalah Suparman, warga Kesamben, Blitar, Jawa Timur
Peristiwa nahas ini bermula ketika korban berusaha menepikan alat berat excavator saat banjir lahar datang di wilayah Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang pada Rabu sore (31/1).
- Ketar Ketir Banjir Susulan Lahar Gunung Marapi, Warga Gantian Ronda untuk Siaga
- Korban Tewas Banjir Bandang dan Lahar Dingin di Sumbar Bertambah jadi 43 Orang, 15 dalam Pencarian
- Pasutri Tewas Diterjang Banjir Lahar Semeru, Jasadnya Terseret hingga 1 Kilometer
- Terjadi Getaran saat Banjir Lahar Semeru, Durasinya Sampai 5 Jam
Terseret Banjir Lahar Semeru Sejauh 7 Km, Penambang Pasir Ditemukan Tewas
Banjir lahar dingin Gunung Semeru yang menyeret alat berat pertambangan beberapa waktu lalu ternyata menelan korban jiwa.
Beberapa kilometer dari titik lokasi excavator tersebut ditemukan seorang mayat yang hanyut.
Peristiwa nahas ini bermula ketika korban berusaha menepikan alat berat excavator saat banjir lahar datang di wilayah Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang pada Rabu sore (31/1).
Namun, belum sampai di tepian sungai, banjir lahar datang dengan intensitas besar, menyebabkan ekskavator terjungkal dan terseret.
Diketahui, jasad tersebut adalah Suparman, warga Kesamben, Blitar, Jawa Timur, yang menjadi operator ekskavator tambang pasir.
Operator alat berat tersebut ditemukan usai banjir lahar surut, titik lokasi penemuan jasad Suparman berjarak sejauh 7 kilometer dari titik awal kejadian.
Saat ditemukan, kondisi jasad korban tersangkut bebatuan dan tertumpuk material banjir lahar, berupa pasir, kayu, dan dedaunan di aliran sungai Glidik, Desa Sidomulyo, Kecamatan Probojiwo, Kabupaten Lumajang.
Kabid Pencegahan, Kesiap-siapaan dan Logistik BPBD Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo, mengungkapkan bahwa saat ini kasus penemuan mayat tersebut telah ditangani pihak aparat kepolisian setempat.
“Sementara ini sudah ditangani dan masih dilakukan pendalaman oleh aparat kepolisian,” katanya pada Kamis (1/2).
Atas, peristiwa itu Wawan mengimbau agar masyarakat terutama penambang pasir di sekitar aliran sungai lahar untuk tetap waspada karena banjir susulan bisa terjadi sewaktu-waktu.
“Kami selalu memberi peringatan dengan peringatan ekstrem agar hati-hati. Dan buat penambang, kalau sudah ada gerimis segera minggir amankan diri dan alat. Karena banjir susulan ini bisa terjadi dengan intensitas yang lebih besar," ujar dia.
Hal ini mengingat cuaca ekstrem yang sering kali melanda wilayah lereng dan sungai yang berhulu ke Gunung Semeru bisa berpotensi menimbulkan dampak bahaya hingga bencana banjir bandang.
“Maka dari itu jaga kewaspadaan dan selalu hati-hati karena potensi bencana sangat tinggi,”
tutupnya.
merdeka.com