Tiga Bocah Perempuan di NTT Dicabuli Guru Agama
Ketiga korban merupakan siswa sekolah dasar, yang baru berusia delapan tahun, sembilan tahun dan 11 tahun. Bahkan ada korban yang merupakan pekerja gereja.
Tiga orang bocah perempuan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi korban pencabulan seorang guru agama berinisial JEAP (27).
Pelaku merupakan warga Kecamatan Kota Lama itu melakukan perbuatan pencabulan terhadap ketiga korban sejak tahun lalu.
-
Apa saja bentuk kekerasan seksual yang bisa dialami anak? Bentuk kekerasan seksualnya pun bermacam-macam. Korban dapat mengalami tiga jenis kekerasan yang berbeda yakni melalui dilakukannya kekerasan fisik, secara ucapan (verbal) dan non-verbal.
-
Siapa yang dituduh melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap anak kandungnya? Ali Arwin mantan calon legislatif Padang Pariaman dari PBB yang ditangkap polisi akibat melakukan pemerkosaan terhadap anak kandungnya sejak 2020 dan hingga melahirkan.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah kekerasan seksual pada anak? Peran orang tua sangat besar dalam hal ini, seperti yang diungkapkan oleh Anggota Satgas Perlindungan Anak PP IDAI, Prof. Dr. dr. Meita Dhamayanti, Sp.A(K), M.Kes dalam diskusi daring beberapa waktu lalu dilansir dari Antara. “Peran orang tua sangat besar, jadilah pendengar yang baik, usahakan jadi sahabat anak.
-
Apa saja jenis kecerdasan yang dimiliki anak? Kecerdasan pada anak memiliki bentuk yang berbeda-beda satu sama lain. Ketahui sejumlah jenis kecerdasan pada anak.
-
Kenapa anak mungkin mengalami kecanduan pornografi setelah melihat orangtua berhubungan intim? Dampak yang mungkin dialami anak akibat melihat orangtua berhubungan intim yaitu lebih berisiko kencanduan pornografi.
-
Kapan edukasi seksual penting diberikan kepada anak? Edukasi seksual merupakan topik yang penting dalam pengembangan anak-anak, terutama saat mereka memasuki masa remaja.
Ketiga korban merupakan siswa sekolah dasar, yang baru berusia delapan tahun, sembilan tahun dan 11 tahun. Bahkan ada korban yang merupakan pekerja gereja.
JL (40), salah satu orang tua korban mengatakan, awalnya para korban curhat kepada salah satu satpam di gereja akhir pekan lalu.
Kepada satpam, para korban mengaku dicabuli pelaku dengan meraba dada, serta kemaluan. Pelaku merayu korban dengan meminjamkan handphone lalu memberikan uang dan mengajak makan di pantai Tedys Kupang.
Minggu (23/4), orang tua para korban sepakat memintai klarifikasi dari pelaku. Mereka meminta pengajar yang lain untuk meminta pelaku bertemu dengan orang tua korban guna mengklarifikasi pengakuan para korban.
"Awalnya pelaku berbelit namun akhirnya mengakui perbuatannya, bahwa dia telah mencabuli para korban," cerita JL, Rabu (26/4).
Pelaku diamankan di salah satu ruangan pendeta, untuk dijemput aparat keamanan dari Polsek Kelapa Lima.
"Saat itu kami orang tua memaafkan perbuatan pelaku dan membuat surat pernyataan. Namun belakangan salah orang tua korban mendapat cerita kalau pelaku mencabuli korban dengan cara lain, sehingga memilih melaporkan ke Polsek Kelapa Lima," ungkap YL.
Kasus ini tertuang dalam laporan polisi nomor LP/B/90/V/2023, tanggal 24 April 2023. Orang tua korban yang lain pun membawa serta korban-korban ke Polsek Kelapa Lima untuk dimintai keterangannya.
Korban dibawa ke rumah sakit Bhayangkara Titus Uly Kupang untuk menjalani visum. Pelaku mengakui sudah berulang kali mencabuli para korban di sekitar lokasi gereja.
Para korban beralasan mendiamkan kasus ini karena takut. "Ketong (kami) sonde (tidak) mau lapor karena takut. Kami dibujuk dengan handphone dan dia suruh teman kami tidur dan langsung raba-raba," ujar salah seorang korban.
Pelaku telah diamankan dalam sel Polsek Kelapa Lima sambil menunggu proses hukum lebih lanjut. Sementara penyidik PPA unit Reskrim Polsek Kelapa Lima sedang memeriksa para korban, yang didampingi orang tua masing-masing.
(mdk/noe)