Tim Forensik Universitas Hasanuddin Autopsi Jenazah Pendeta Yeremia
Autopsi jenazah dilakukan untuk memastikan penyebab meninggalnya Zanambani, pada 19 September 2020 lalu.
Tim forensik dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar, mengautopsi jenazah Pendeta Yeremias Zanambani di Hipadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua. Autopsi dilakukan tim forensik termasuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TPGF) Intan Jaya beserta Komnas HAM yang sudah bergabung di Sugapa, ibu kota Kabupaten Intan Jaya.
"Namun kapan autopsi dilaksanakan belum ada laporan lebih lanjut, mungkin hari ini, Sabtu (5/6)," kata Kepala Polda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Mathius Fakhiri, di Jayapura, Sabtu (5/6).
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kodok baru apa yang ditemukan di Papua Barat? Spesies baru itu dikenali berbeda berdasarkan ukuran, warna, bentuk tubuh, dan garis-garis di tangannya.
-
Siapa yang memimpin penyerahan bantuan 'Kemendag Peduli' di Papua Tengah? Terkait dengan bencana kekeringan dan cuaca dingin ekstrem yang dialami wilayah Papua Tengah, pemerintah tidak tinggal diam. Melalui Kementerian Perdagangan, bantuan 'Kemendag Peduli' diserahkan langsung di bawah pimpinan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.
-
Bantuan apa yang disalurkan Kementan untuk masyarakat Papua? Kementan merespons cepat adanya cuaca ekstrem yang mengakibatkan 6 warga Puncak Papua meninggal dunia. "Kami sampaikan terimakasih karena kementan memberi bantuan terhadap masyarakat terdampak cuaca ektrem secara cepat. Saya kira ini sangat bermanfaat untuk masyarakat di tiga distrik yang terdampak yaitu Agandugume, Lambewi dan Oneri," ujar Darwin di Posko Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Puncak, Jalan Haetubun Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Senin (7/8).
Autopsi jenazah, kata dia, dilakukan untuk memastikan penyebab meninggalnya Zanambani, pada 19 September 2020 lalu. "Mudah-mudahan penggalian dan autopsi berjalan lancar," kata dia.
Istri dan keluarga almarhum, kata dia, juga sudah mengizinkan autopsi dilakukan. Zanambani diduga ditembak saat sedang memberi makan ternak babinya.
Sebelumnya Ketua TPGF Intan Jaya, Benny Mamoto, menyatakan autopsi terhadap jenazah Zanambani harus dilakukan untuk memastikan penyebab kematiannya. "Dari autopsi itulah penyidik bisa melanjutkan penyidikan guna menetapkan tersangkan," kata Mamoto.
Autopsi jenazah pendeta Yeremia Zanambani akan melibatkan tim dokter forensik dari Universitas Hasanuddin Makassar. Yeremia Zanambani diketahui tewas ditembak pada 19 September 2020 beberapa waktu lalu.
"Selain melibatkan Unhas juga melibatkan tim forensik dari Polda Sulawesi Selatan," kata Wakil Kepala Polda (Wakapolda) Papua Brigjen Pol Mathius Fakhiri, Jumat (26/2).
Mathius mengatakan, dilibatkannya para pihak dari Makassar itu sesuai permintaan keluarga almarhum Pendeta Yeremia yang ingin autopsi dilakukan tim yang netral. Berbagai persiapan saat ini dilakukan agar pelaksanaan autopsi dapat berlangsung aman dan tanpa gangguan termasuk terhadap tim forensik.
"Faktor keamanan sangat penting sehingga belum dipastikan kapan autopsi dilakukan," kata Fakhiri yang mengaku sedang dalam perjalanan menuju Timika. Dikutip Antara.
Komisioner Komisi Nasional untuk Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Choirul Anam, menyatakan pihaknya bersedia ikut mengawasi autopsi terhadap jenazah Pendeta Yeremia Zanambani yang tewas ditembak pada 19 September 2020. Mereka bahkan telah menunggu proses itu sejak akhir tahun lalu.
"Kami yang juga diajak untuk melakukan pengawasan dan atau terlibat dalam autopsi tersebut. Kami bersedia, seperti sejak awal komitmen kami," kata Anam saat dihubungi, Senin (15/2).
Komnas HAM telah mendapatkan surat pernyataan kebersediaan keluarga untuk melakukan autopsi terhadap jenazah Pendeta Yeremia. "Kami juga dapat surat pernyataan keluarga yang bersedia autopsi, ini surat penting, sama dengan surat sebelumnya. Oleh karenanya kami berharap segera bisa ditindaklanjuti dalam kerangka penegakan hukum," ujarnya.
Pelaksanaan autopsi sesuai dengan rekomendasi Komnas HAM. Prosesnya haruslah pro-justitia untuk keputusan demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. "Apalagi penegakan hukum bagian dari rekomendasi Komnas HAM. Autopsi ya harus pro-justitia, guna kepentingan penegakan hukum," jelasnya.
Anam mengatakan, pihaknya telah menunggu adanya proses autopsi sejak akhir tahun lalu. Mereka berharap upaya itu secepatnya dapat dilakukan. "Kita nunggu, dan nunggu sejak akhir tahun lalu untuk melakukan autopsi ini. Secepat mungkin bisa autopsi lebih baik," ujarnya.
Baca juga:
Autopsi Jenazah Pendeta Yeremia Melibatkan Tim Forensik Universitas Hasanuddin
Autopsi Jenazah Pendeta Yeremia akan Dilakukan Tim Dokter dari Makassar
Autopsi Jenazah Diharapkan Segera Menuntaskan Penyidikan Kematian Pendeta Yeremia
Komnas HAM Bersedia Awasi Autopsi Jenazah Pendeta Yeremia
Keluarga Setuju Jenazah Pendeta Yeremia Diautopsi oleh Tim Medis Independen
TGPF: Penetapan Tersangka Penembakan Pendeta Yeremia Tunggu Hasil Autopsi