Tim KNKT selidiki kebakaran KM Mutiara Sentosa malam ini
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membentuk tim investigasi kasus terbakarnya Kapal Motor (KM) Mutiara Sentosa I di Perairan Masalembu, Madura, Jumat (19/5) kemarin.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membentuk tim investigasi kasus terbakarnya Kapal Motor (KM) Mutiara Sentosa I di Perairan Masalembu, Madura, Jumat (19/5) kemarin.
Tim yang dipimpin Kapten Hendrik Ardyne Barnes tiba di Terminal Gapura Surya, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur sekitar pukul 19.00 WIB. Dia datang didampingi salah satu anggotanya, Kunto Prayogo. Untuk beberapa tim yang belum datang, akan menyusul.
Kunto mengatakan, kedatangannya ke Surabaya dalam rangka penyelidikan terhadap penyebab kebakaran KM Mutiara Sentosa I. Untuk tim investigasi yang lain, kata Kunto, akan menyusul.
"Kami masih akan melakukan penyelidikan. Untuk saat ini kami belum memiliki data. Sabar," kata Kunto, Sabtu (20/5) malam.
Dia juga menyebut, langkah awal yang akan dilakukan pihaknya adalah menggali keterangan dari para saksi. Dalam hal ini, penumpang kapal selamat yang saat ini tengah diangkut KM Dharma Kartika IX menuju Surabaya.
Informasinya, kapal milik PT Dharma Lautan Utama itu akan tiba di Gapura Surya pukul 21.30 WIB. Namun, hingga pukul 21.30 WIB, kapal tersebut belum terlihat datang.
Saksi, masih kata Kunto, bisa dari penumpang maupun kru kapal. "Siapapun yang melihat kejadian kebakaran bisa kami gali informasinya melalui wawancara, yang bisa kita mulai malam ini. Kalau tidak memungkinkan malam ini, akan kita lakukan besok," katanya.
Jika sudah dilakukan wawancara, lanjutnya lagi, tim KNKT akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kebakaran, yaitu di Perairan Masalembu.
"Meskipun barang bukti telah menjadi abu, nanti bisa kami ketahui sumber api dari sampel abu yang tentunya melalui proses pemeriksaan laboratorium," ucapnya.
Proses penyelidikan sendiri, menurut Kunto, bisa memakan waktu enam bulan, bahkan lebih. Untuk selanjutnya, kesimpulan hasil penyelidikan ini nanti, akan direkomendasikan ke Dirjen Perhubungan Laut dan instansi terkait lainnya.
"Ini dimaksudkan, agar bisa dilakukan pengambilan tindakan lebih lanjut kepada perusahaan pemilik kapal," tandasnya.
Seperti diketahui, KM Mutiara Sentosa I rute Surabaya-Balikpapan dikabarkan terbakar di Perairan Masalembu pada Jumat kemarin. Dalam insiden itu, lima orang dikabarkan meninggal dunia.
Baca juga:
Kepulan asap masih terlihat di KM Mutiara Sentosa I yang terbakar
Lima jenazah korban meninggal KM Mutiara Sentosa tiba di Surabaya
Korban KM Mutiara Sentosa I tiba di Surabaya, salah satunya balita
Penumpang KM Mutiara Sentosa yang terbakar diduga melebihi kapasitas
193 Korban KM Mutiara terbakar di Masalembu ditemukan selamat
Jasa Raharja pastikan korban KM Mutiara Sentosa I dapat Rp 25 juta
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Dimana lokasi dari kampung Tegalsari di Kota Surabaya? Keberadaan kampung Tegalsari di Kota Surabaya berkaitan erat dengan perjuangan seorang panglima perang Majapahit yang bernama Kudo Kardono.
-
Di mana Gedung Cerutu terletak di Kota Tua Surabaya? Mengutip Liputan6.com, ada dua bangunan cagar budaya di Kota Tua Surabaya kawasan Jalan Rajawali.Pertama, Gedung Cerutu.
-
Kenapa kapal KM Dewi Jaya 2 tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Dimana lokasi Tugu Pahlawan di Surabaya? Tempat wisata di Surabaya yang populer dan wajib dikunjungi selanjutnya adalah Tugu Pahlawan. Monumen yang dibangun di pusat kota Surabaya ini ditujukan untuk mengenang jasa pahlawan yang telah gugur. Di bawah taman Tugu Pahlawan ini terdapat museum yang berisi foto dokumentasi pembangunan Tugu Pahlawan.
-
Kapan Taman Purbakala Sriwijaya diresmikan? Menghabiskan waktu pembangunan lebih kurang 4 tahun, TPKS telah diresmi beroperasi pada tahun 1990 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto.