Tim SAR Masih Cari ABK KMP Windu Karsa Jatuh di Laut Selat Sunda
Radmiadi mengatakan pencarian korban telah dilakukan dari semalam dan dilakukan pencarian kembali mulai pagi tadi.
Tim pencari dan penyelamat hingga kini masih mencari keberadaan Rindang Roch Basuki, anak buah kapal (ABK) KMP Windu Karsa Dwitiya jatuh di laut Selat Sunda dekat Pelabuhan Merak, Banten.
Sebelumnya, pada Senin (22/4) sore kemarin, dua kapal feri, yaitu KMP Windu Karsa Dwitiya tujuan Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan dengan KMP Virgo 18 tujuan Pelabuhan Merak, Banten bersenggolan di sekitar Pelabuhan Merak, Banten. Satu ABK bernama Rindang Roch Basuki terpental ke laut akibat peristiwa itu. Sejumlah penumpang terluka akibat benturan.
-
Kenapa Lampor Opak mencari manusia? Saat itu, ada mitos lain bahwa tidak boleh menyebut nama "lampor" saat masih berada di luar rumah. Sang nenek bercerita kalau prajurit Kraton itu suka mencari manusia untuk dijadikan prajurit tambahan.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Di mana lokasi batu lesung yang dipercaya membawa berkah di Lampung Barat? Salah satu yang terkenal adalah batu lesung di Desa Luas, Kecamatan Batu Ketulis.
-
Kenapa orang pingsan? Pingsan adalah kondisi sementara di mana seseorang kehilangan kesadaran karena penurunan aliran darah ke otak.
"Sampai dengan siang ini, korban belum ditemukan, dan tim SAR gabungan masih melakukan pencarian," kata Koordinator SAR PT ASDP Pelabuhan Merak, Banten Radmiadi, saat dihubungi dari Lampung Timur, Selasa (23/4).
Radmiadi mengatakan pencarian korban telah dilakukan dari semalam dan dilakukan pencarian kembali mulai pagi tadi.
Pencarian dilakukan oleh tim pencari gabungan, di antaranya dari SAR PT ASDP Merak, Bakamla, Basarnas, Satpol Airud, TNI AL, Asosiasi Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap).
Bersama tim penyelamat sekitar 50 orang, keluarga korban turut serta. "Personel yang terlibat mencari banyak, ada 50 orang lebih, dan dilakukan juga upaya penyelaman hari ini," katanya.
Radmiadi menjelaskan, pencarian dimulai dari titik lokasi kapal bersenggolan sampai radius 5 mil. "Ke arah barat sampai Pulau Tempurung, ke arah selatan sampai ke arah Anyer, ke utara sampai Suralaya," ujarnya.
Dia menyatakan, pencarian masih terus dilakukan sampai dengan siang ini. "Kalau tidak ketemu hari ini, akan dilakukan terus pencarian, karena standar operasionalnya tujuh hari," katanya. Seperti diberitakan Antara.
Baca juga:
6 Truk Tenggelam Bersama KMP Seluang di Sekadau Kalbar
Kapal Nelayan Terbalik di Sungai Indragiri, Satu Penumpang Hilang
Kapal Fery Angkut 60 Santri Tenggelam di Banjarmasin, Tak Ada Korban Jiwa
Kapal Feri Tenggelam di Irak, 80 Penumpang Tewas
Korban Tewas Kecelakaan Speedboat di Sungai Musi jadi 6 Orang, Ini Identitasnya
Speedboat Tabrak Pohon di Pinggir Sungai Musi, 4 Tewas dan 3 Hilang