TNI AL sebut dampak ledakan di Priok tak seperti peristiwa 1984
Pada kejadian 1984, ledakan di Kompleks Marinir menyebabkan ratusan roket berterbangan.
Ledakan yang terjadi di gudang amunisi markas Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL, Pondok Dayung, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (5/3) pagi tadi sekitar pukul 09.20-09.25 bukan pertama kalinya. Peristiwa serupa terjadi pada 1984 kejadian serupa di Markas Marinir Cilandak, Jakarta Selatan.
"Saya jamin gudang amunisi ini berbeda dengan meledaknya gudang amunisi Cilandak tahun 1984," kata Untung di lokasi, Rabu (5/3).
Untung menjelaskan, yang membedakan ledakan tahun 1984 dan pagi tadi yaitu dampak ledakan tersebut dan jenis amunisinya pun berbeda. Salah satu perbedaan jenis amunisi tersebut yaitu adalah amunisi roket pada tahun 1984, sedangkan pada ledakan tadi pagi adanya amunisi TNT.
Ledakan pertama itu memiliki dampak yang jauh lebih luas. Tak hanya para anggotanya yang turut merasakan tetapi menyebar ke seluruh penduduk Ibu Kota.
"Itu berterbangan kemana-mana. Hampir seluruh Jakarta terkena efeknya. Untuk itu saya berani memastikan dua kejadian tersebut berbeda, yang satu ada amunisi roketnya dan yang hari ini tidak," tegasnya.
Untung mengklaim gudang amunisi di Pondok Dayung hanya menyimpan senjata-senjata ringan seperti pistol dan senjata-senjata lain yang memang di disain untuk satuan khusus yakni Komando Pasukan Katak (Kopaska).
"Tapi adanya cadangan bahan peledak TNT ini yang barang kali efek ledakan menjadi hebat," pungkasnya.