Tuntut kemerdekaan, mahasiswa Papua di Yogya dihadang polisi
"Kami ingin memperingati proklamasi kemerdekaan Papua Barat ke 47 dan meminta pengakuan kemerdekaan kami," kata Agus.
Aksi mahasiswa Papua di Yogyakarta memperingati proklamasi kemerdekaan Papua Barat yang jatuh pada hari ini dihadang kepolisian dan juga Ormas Paksi Katon di Jalan Kusuma Negara, Yogyakarta, Selasa (01/07).
Massa aksi yang berangkat dari Asrama Papua, dicegat petugas tak jauh dari asrama. Saat dicegat, sempat terjadi ketegangan di antara kedua belah pihak.
Pihak mahasiswa papua menyatakan sudah mendapatkan izin dari Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk melakukan aksi ini, sementara pihak Paksi Katon maupun pihak kepolisian tidak berhak menghalangi aksi mereka.
"Kami hanya ingin melakukan aksi demonstrasi, ini diperbolehkan oleh negara demokrasi," kata salah seorang koordinator saat bernegosiasi dengan pihak Paksi Katon.
Sementara itu Ormas Paksi Katon mengatakan, mereka boleh melanjutkan aksi ke titik nol jika mereka mau melepas atribut Bendera Papua (Bintang Kejora) dan poster-poster yang mereka bawa.
"Lepas bendera, poster-poster yang kalimatnya tidak benar dan memprovokasi, kalau mau kami biarkan sampai perempatan Gondomanan," kata Ketua Paksi Katon M. Suhud.
Menurut Suhud, Paksi Katon melarang mereka melanjutkan aksi karena aksi tersebut merupakan bagian dari separatisme Indonesia. "Kalau demo yang membangun, pasti kami izinkan, tapi kalau begini, kita sebagai warga Indonesia juga tergerak untuk menjaga keutuhan NKRI," terang Suhud.
Karena tidak terjadi kesepakatan, akhirnya para mahasiswa membacakan pernyataan sikap di Jalan Kusuma Negara dan tidak melanjutkan aksi.
Menurut koordinator aksi, Agus Dogomo, aksi mereka dilakukan untuk memperingati hari proklamasi kemerdekaan papua barat yang sudah pernah dinyatakan oleh orang tua mereka. Karena itu dia meminta Indonesia, PBB dan semua negara yang terkait dengan kemerdekaan Papua Barat untuk mengakui kemerdekaan mereka.
"Kami ingin memperingati proklamasi kemerdekaan Papua Barat yang ke 47, dan meminta pengakuan kemerdekaan atas kami," kata Agus seusai aksi.
Selain itu mereka juga menuntut penarikan militer dari Papua dan juga perusahaan asing di Papua yang masuk tanpa izin. "Tarik militer, tarik perusahaan asing tanpa izin, itu juga yang kami inginkan," ujarnya.
Meski massa aksi sudah membubarkan diri, hingga pukul 12.00 WIB, pihak kepolisian dan Paksi Katon masih berjaga di Jalan Kusuma Negara untuk mengantisipasi aksi susulan.