UNM terjunkan 263 sarjana ke daerah-daerah tertinggal
Propinsi yang dimaksud masing-masing NTT, Papua, Papua Barat, Sulawesi utara, Kaltim, Maluku dan Maluku Utara.
Untuk kali ke limanya, Universitas Negeri Makassar (UNM) mengirim lagi ratusan sarjana-sarjananya ke daerah-daerah tertinggal. Mereka yang jumlahnya 263 orang ini dilepas secara resmi oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Prof Mohammad Nasir didampingi Dirjen Kelembagaan Ipten dan Dikti, Dr Ir Patdono Suwigjo. Tahun 2014 lalu, angkatan ke IV sebanyak 234 orang.
Pelepasannya secara seremoni di lantai II gedung Menara Pinisi, kampus UNM di Jalan AP Pettarani, Kamis, (20/8), disaksikan juga rektor UNM, Prof Arismunandar. Sarjana-sarjana ini adalah peserta program Sarjana Mendidik Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T) bagian dari program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia (MBMI) dari Dirjen Dikti.
Para sarjana ini akan diterjunkan ke tujuh kabupaten yakni Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat, Waropen Papua, Berau Kalimantan Timur, Mahakam Ulu Kalimantan Timur, Maluku Tenggara Barat, Kepulauan Aru dan Kabupaten Halmahera Utara. Mereka akan bertugas selama satu tahun.
"Program ini bertujuan membantu daerah terdepan, terluar dan tertinggal dalam mengatasi permasalahan pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik sekaligus memberikan pengalaman pengabdian kepada sarjana pendidikan," kata Prof Arismunandar.
Sejak 2011 hingga tahun 2015 ini, UNM telah membina 1.557 sarjana pendidikan sebagai peserta SM-3T yg mengabdi di 14 kabupaten pada tujuh propinsi. Propinsi yang dimaksud masing-masing NTT, Papua, Papua Barat, Sulawesi utara, Kaltim, Maluku dan Maluku Utara.
Dalam seremoni pelepasan ini, Menristek Dikti menitip harapan agar para sarjana ini memberi sumbangsih terbaik buat Indonesia. Di kesempatan yang sama, Menristek Dikti menerima buku dari alumni program SM-3T ini yang memuat catatan perjalanan pengabdian mereka di daerah tugas.