Usai divisum, dugaan 4 wanita Rohingya dilecehkan nihil
Dari hasil visum tidak ditemukan unsur pelecehan seksual terhadap pengungsi Rohingya.
Empat wanita pengungsi Rohingya yang diduga mendapat pelecehan seksual sudah melakukan visum. Dari hasil visum tersebut tidak ditemukan adanya unsur pelecehan seksual terhadap empat imigran gelap itu.
"Hasil visumnya sudah keluar dan telah kami terima, berdasarkan hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya unsur pelecehan seksual terhadap empat etnis Rohingya dan isu tersebut tidak benar," ujar Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Lhokseumawe AKBP Anang Triarsono, di Lhokseumawe, Jumat (2/10), dikutip dari Antara.
Anang mengatakan, isu adanya pelecehan seksual tersebut berhembus di saat petugas mengembalikan imigran Rohingya yang keluar dari tempat penampungan, kemudian petugas menyerahkan lagi ke komunitasnya.
Selanjutnya, munculah isu adanya pelecehan seksual, sehingga ucapan tersebut memprovokasi yang lainnya, karena tipikal mereka yang emosional sehingga yang lainnya menjadi terpancing terhadap isu tersebut.
"Isu pelecehan seksual itu sangat cepat beredar, gara-gara isu tersebut sehingga para imigran gelap tersebut menjadi emosi dan bahkan ingin keluar dari tempat penampungan. Namun kini suasananya sudah mulai kondusif," tutur Anang.
Tambahnya, pengamanan di tempat penampungan tetap diperketat, hanya saja para warga Rohingya tersebut tidak dibuat seperti tahanan namun tetap dilakukan pengawasan. Meskipun demikian, ada juga yang ingin kabur dari penampungan tersebut.
Setelah kejadian tersebut, Polres Lhokseumawe telah menyiagakan petugas sebanyak 10 personel, kemudian dibantu dari Kodim 0103 Aceh Utara sebanyak 10 personel dan dari Polres Aceh Utara 10 personel serta dari petugas Satpol PP dan Imigrasi.
"Pengamanan akan terus kita perketat, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan sehingga tetap kondusif," kata Anang.
Terkait dengan hal tersebut, Kapolres Lhokseumawe bersama Pemerintah Kabupaten Aceh Utara akan bermusyawarah kembali, untuk menyusun bagaimana langkah-langkah yang terbaik dalam melakukan penanganan pengungsi Rohingya.
Baca juga:
4 Pengungsi Rohingya di Aceh alami pelecehan saat pulang ke shelter
Fahri Hamzah minta pemerintah bawa masalah Rohingya ke forum Asean
Pengungsi saling berkelahi, Polisi geledah barak Rohingya di Aceh
Fokus di ASEAN, ISIS paling gencar rekrut imigran Rohingya
Pengungsi Rohingya dan Bangladesh tertangkap basah isap ganja
-
Bagaimana pelaku melakukan pelecehan seksual? Korban penyandang disabilitas tidak bisa berteriak atau menolak. Dia merasa takut dan ketergantungan," katanya.
-
Bagaimana rangsangan payudara memengaruhi gairah seksual wanita? Sebuah penelitian oleh Roy Levin dari University of Sheffield dan Cindy Meston dari University of Texas menemukan bahwa merangsang payudara atau puting payudara meningkatkan gairah seksual sekitar 82 persen dari wanita yang diikutsertakan dalam penelitian tersebut.
-
Mengapa para pemijat difabel netra di Yogyakarta rentan terhadap pelecehan seksual? Arya sendiri tidak tinggal di losmen, melainkan di asrama sekolah dengan biaya yang cukup murah. Rawan terkena pelecehan Di tahun yang sama, Arya pertama kali memperoleh pengalaman tak menyenangkan dilecehkan oleh salah seorang pasiennya. Hari sudah hampir malam ketika ia sedang bersiap memulai kerja lepasnya sebagai pemijat di losmen itu. Tak lama kemudian, datanglah seorang pasien. Dari suaranya, Arya menduga kalau ia adalah seorang lelaki paruh baya.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan seksual? Video itu berisikan pengakuan dan permintaan maaf seorang pria atas pelecehan seksual yang dilakukannya.
-
Siapa pelaku pelecehan seksual terhadap korban penyandang disabilitas? Satuan Reserse Kriminal Polres Cimahi Kota Provinsi Jawa Barat meringkus pelaku berinisial AR (62) yang melakukan pelecehan seksual kepada penyandang disabilitas yang merupakan keponakanya sendiri.
-
Kapan pelecehan seksual terhadap korban terjadi? Menurutnya, korban mengalami pelecehan seksual oleh pelaku selama kurun waktu enam bulan.