Usai Gempa, Pengungsi di Bawean Mengeluh Air Jadi Keruh
Air yang biasa digunakan jernih mendadak keruh berwarna kecoklatan.
Usai Gempa, Pengungsi di Bawean Mengeluh Air Jadi Keruh
Warga Bawean mengalami krisis air bersih usai gempa 6,5 magnitudo, Jumat (22/3). Hal ini dikarenakan air yang biasa digunakan jernih mendadak keruh berwarna kecoklatan.
- Mengapa Air Putih Terasa Begitu Segar saat Diminum Ketika Kehausan
- Pilu Warga Karawang Tak Bisa Mandi hingga Cuci Beras karena Air Bendungan Tercemar Limbah, Warna Berubah Hitam Pekat dan Berbau
- Kuatnya Gempa Batang Berdampak sampai Pekalongan, Rumah Warga Rusak
- Pengungsi Gempa Bawean Mulai Terserang Penyakit
Ahmad Muzayyin, warga Dusun Pasir Panjang, Desa Kepuh Teluk, Kecamatan Tambak, Bawean, Kabupaten Gresik, mengatakan, air yang digunakan untuk mandi, mencuci hingga dikonsumsi menjadi keruh.
"Kami bingung mau mandi gimana, karena airnya mendadak kotor berwarna kecoklatan," kata Muzayyin, Sabtu (23/3).
Muzayyin mengatakan, air yang biasa digunakan warga setempat berasal dari sumber langsung di pegunungan. Di mana air yang biasanya jernih bening, kini berubah warna kecoklatan usai terjadi gempa.
Akibatnya, warga setempat mengalami krisis air bersih. Terlebih bagi mereka yang punya bayi dan anak kecil dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan.
"Saya eggak tahu harus bagaimana agar bisa dapat air bersih, karena selama ini air yang digunakan warga langsung dari sumber di pegunungan, tapi sekarang kotor. Kasihan yang punya bayi dan anak kecil, khawatir kesehatannya," ujarnya.
Lain halnya dengan Amnah, warga Dusun Tanjunganyar, Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, Bawean yang menyebut kondisi air di wilayahnya bersih dan jernih. Sehingga dia tidak khawatir akan kondisi air kotor seperti yang terjadi di wilayah Kecamatan Tambak.
"Di sini airnya juga bersumber langsung dari pegunungan, tapi Alhamdulillah bersih, masih jernih," katanya.
Hal berbeda disampaikan Amin, warga Desa Kepuh legundi. Dia menyatakan, air yang ada di desanya juga sempat berwarna keruh dan tidak layak untuk dikonsumsi. Namun, hari ini air sudah berangsur normal kembali.
"Kemarin airnya juga (kotor) seperti itu, sekarang sudah berangsur normal," tegasnya.
Fenomena air bercampur lumpur juga terjadi di Dusun Tambak Barat, Desa Tambak, Kecamatan Tambak, Bawean. Lebih dari satu sumber mata air bercampur lumpur abu-abu tampak muncul dari sela-sela lantai paving.
Munculnya fenomena air panas ini pun dibenarkan oleh Badrus, warga setempat. Ia menyatakan, awal mula terjadi semburan setelah gempa laut sekitar pukul 16.00 WIB, Jumat (22/3). Gempa pada saat itu disebut dengan kekuatan yang terbesar dari gempa-gempa sebelumnya.
"Setelah gempa dengan dengan kekuatan magnitudo 6.5SR, ada sekitar 8 titik lubang yang mengeluarkan semburan lumpur warna abu-abu," ungkapnya.