Wapres Ma’ruf Amin: Saya Lama Menanti 20 Oktober 2024, Kalau Bisa Dipercepat Lebih Baik
Ma’ruf juga mengungkapkan harapannya agar pemerintahan yang baru dapat melanjutkan program-program pembangunan yang telah dijalankan.
Menjelang purna tugas, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengaku sangat siap menghadapi transisu pemerintahan 20 Oktober mendatang.
Bahkan, Ma'ruf berkelakar dirinya ingin pelantikan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden bisa lebih cepat.
- Wapres Ma'ruf Amin Dapat Tabungan Hari Tua dan Pensiun Jelang Purna Tugas, Berapa Jumlahnya?
- Wapres Ma'ruf Amin jelang Akhir Masa Jabatan: Saya Mohon Maaf atas Hal yang Belum Penuh Dikerjakan
- Wapres Ma’ruf Amin Apresiasi Peningkatan Layanan Haji 2024
- Wapres Ma'ruf Amin Minta Pemerintah Daerah Kembangkan Ekonomi Syariah
"Sudah siap jauh-jauh hari untuk 20 Oktober ya, bahkan sudah lama saya menanti datangnya 20 Oktober. Kalau bisa dipercepat itu lebih baik, tapi saya yakin tidak bisa dipercepat," kata Ma’ruf dalam keteranganny, Minggu (13/10).
Ma’ruf juga mengungkapkan harapannya agar pemerintahan yang baru dapat melanjutkan program-program pembangunan yang telah dijalankan oleh pemerintah saat ini dan tidak lagi memulai program dari nol.
“Kita berharap bahwa pemerintah yang akan datang itu kan tidak mulai dari awal semuanya. Pak Prabowo melanjutkan. Itu kan sudah ada tongkat-tongkat yang sudah dibangun, ya ekonominya, infrastrukturnya, sumber daya manusianya,” ujar Ma’ruf.
Ma’ruf menekankan adanya keberlanjutan ini, program-program yang sudah berjalan tidak akan berhenti di tengah jalan. Selain itu, pemerintahan baru akan memiliki kesempatan untuk mengevaluasi dan menyempurnakan apa yang masih perlu ditingkatkan.
“Saya kira dengan kita mau melakukan sesuatu lompatan baru ini, milestonenya sudah ada. Tongkat-tongkatnya sudah ada, hingga bagaimana melakukan berikutnya dan menunjukkan yang belum ada,” lanjutnya.
Ma’ruf berharap proses pergantian kepemimpinan nasional dapat berjalan dengan lancar dan situasi politik tetap kondusif. Menurutnya, stabilitas politik merupakan faktor kunci untuk kelancaran pemerintahan yang baru dalam melaksanakan program-programnya.
“Menurut saya, ke depan itu apabila tidak terjadi situasi apa-apa, kondisinya bagus, itu (pemerintahan baru) akan lebih cepat bergerak, dan itu yang saya harapkan. Bahwa stabilitas politik, keadaan ini, supaya aman-aman saja. Kalau tidak aman, maka tidak bisa dijalankan,” pungkasnya.