Warga Jaktim Ditipu Vendor Perumahan hingga Rp300 Juta, Tagih Uang Kembali Malah Dapat Ancaman
Warga Jakarta Timur bernama Fatmawati (31) harus kecewa lantaran menjadi korban penggelapan dan penipuan saat membeli rumah.
Warga Jakarta Timur bernama Fatmawati (31) harus kecewa lantaran menjadi korban penggelapan dan penipuan saat membeli rumah. Fatmawati diduga ditipu vendor perumahan hingga uang muka Rp300 juta raib.
Fatmawati akhirnya membuat laporan atas penipuan dan penggelapan kesepakatan pembelian rumah ke 'Lapor Mas Wapres' dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sesuai nomor tercetak #8473526.
- Cabuli Ibu Rumah Tangga, Kakek Berusia 59 Tahun Beri Uang Rp10 Ribu Sebagai Permintaan Maaf
- Akhir Pelarian Wanita Perampok Sadis Nenek Pemilik Warung, Perhiasan Korban Dijual Buat Modal Kabur
- Catat! 35 Ribu Warga KTP Jaksel Tapi Tak Tinggal di Jakarta NIK-nya Segera Dihapus
- Ternyata, Pengeluaran Rata-Rata Masyarakat Jakarta Hampir Rp3 Juta Setiap Bulan
Selain itu, dia juga melaporkan pihak vendor rumah, PT Aksen Cipta Pratama berinisial TAW ke Polsek Cipayung. Laporan itu telah teregister dengan nomor LP/B/392/VIII/2024/SPKT/ POLSEK CIPAYUNG/POLRES METRO JAKTIM/POLDA METRO JAYA pada 6 Agustus lalu.
Semula, Fatmawati telah membuat perjanjian membeli rumah dengan pihak vendor untuk membeli satu unit rumah senilai Rp1,1 miliar di jalan Pagelarang, Bambu Apus, Cipayung Jakarta Timur. Uang muka sebesar Rp300 juta telah disetorkannya ke pihak vendor.
“Namun sudah 1 tahun berjalan prosesnya mandek dan janji membalikkan dana DP. Namun tidak ditepati sampai saat ini,” ungkap Fatmawati kepada wartawan, Rabu (17/12).
Akibatnya, uang muka Rp300 juta kepada vendor raib, termasuk perjanjian uang kompensasi Rp198 juta yang seharusnya bila waktu 3 bulan bila rumah belum berdiri harus dibayarkan vendor.
"Masalah semakin rumit, karena pihak vendor yang selalu berkelit ketika ditagih janjinya," ujarnya.
Vendor Malah Mengancam
Bukannya mendapat kejelasan soal janji pengembalian uang tersebut, Fatmawati justru mendapat teror dari pihak vendor melalui pesan WhatsApp.
"Developer mengancam dan keluarga akan menghancurkan keluarga saya. Karena tidak terima perlakukan kami seperti melapor dan lain-lain," beber dia.
Semenjak ancaman datang, kata Fatmawati, banyak hal-hal yang dirasanya aneh menimpa dirinya seperti percobaan hipnotis dan ancaman lain yang dirasakan oleh keluarganya.
"Januari developer meminta maaf. Karena melakukan hal gaib, agar saya nurut seperti terhipnotis," ungkapnya.
Berdasarkan keterangan polisi, pemilik vendor rupanya sudah kabur dengan tidak memenuhi panggilan dari penyidik kepolisian.
"Terakhir dicari, kata polisi TAW kabur, enggak tahu ke mana. Sampai sekarang masih nunggu dari polisi," ucapnya.