Warga Korban Banjir di Samarinda Mulai Terserang Gatal-gatal
Sebagian warga mulai bersih-bersih. Terlihat juga warga korban banjir mengeluarkan barang elektronik, kasur, hingga furniture rusak akibat terendam berhari-hari.
Banjir yang merendam ribuan rumah warga di 13 kelurahan di 3 kecamatan di Samarinda, selama sepekan ini berangsur surut. Warga mulai bersih-bersih. Namun, warna air mulai cokelat kehitaman mulai mengakibatkan gatal-gatal.
Pantauan merdeka.com di salah satu kawasan terparah di perumahan Griya Mukti Sejahtera (GMS) di kelurahan Gunung Lingai misalnya. Ketinggian air tersisa 30-50 cm.
-
Di mana banjir terjadi di Semarang? Banjir terjadi di daerah Kaligawe dan sebagian Genuk.
-
Kenapa banjir terjadi di Semarang? Curah hujan tinggi yang mengguyur Semarang pada Rabu (13/3) hingga Kamis dini hari menyebabkan sejumlah daerah dilanda banjir dan tanah longsor.
-
Kapan banjir terjadi di Semarang? Curah hujan tinggi yang mengguyur Semarang pada Rabu (13/3) hingga Kamis dini hari menyebabkan sejumlah daerah dilanda banjir dan tanah longsor.
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Di mana banjir di Cirebon timur terjadi? Banjir di wilayah Cirebon timur ini kemudian viral di media sosial pada Rabu (6/3). Dalam video yang beredar terlihat sejumlah karyawan kesulitan mengevakuasi kendaraan roda dua miliknya yang terparkir di area pabrik.
Sebagian warga mulai bersih-bersih. Terlihat juga warga korban banjir mengeluarkan barang elektronik, kasur, hingga furniture rusak akibat terendam berhari-hari.
"Mulai surut pelan-pelan, kursi (furnitur) saya keluarkan semua, rusak. Heran, kok surutnya lambat sekali, sampai berhari-hari," kata Sadi, warga GMS, ditemui Sabtu (15/6).
Sadi menerangkan, warna air banjir memang sudah mulai berwarna cokelat kehitaman. "Yang pasti, kalau kaki berendam lama, pasti merah-merah, gatal. Saya ada minta obat gatal di posko banjir," ujar Sadi.
Pun demikian, tinggi muka air (TMA) di kawasan Jalan Dr Sutomo, juga terpantau surut. "Jalan masuk ke gang surut, tapi belum benar-benar surut. Apa yang kita bisa bersihkan, mulai kita bersihkan. Mudahan air tidak naik lagi," kata warga Jalan Dr Sutomo, Eci (26).
Sepanjang hari ini juga, TNI dan Polri dibantu relawan kebencanaan, di samping terus mendistribusikan bantuan logistik, juga berjibaku melakukan aksi bersih-bersih fasilitas umum misalnya masjid, yang terendam banjir. "Di samping itu, kita lakukan pembaharuan data terdampak banjir, karena banjir terus surut. Teman-teman relawan terus berupaya mendistribusikan bantuan logistik," kata Koordinator Relawan Info Taruna Samarinda (ITS) Joko Iswanto.
Diketahui, banjir merendam ribuan rumah di Samarinda, Kalimantan Timur, sejak Sabtu (8/6). Pemkot menetapkan masa tanggap darurat bencana banjir selama sepekan 8-14 Juni 2019, dan diperpanjang kembali hingga 21 Juni 2019. Tidak kurang 56 ribu jiwa di 13 kelurahan, jadi korban terdampak banjir akibat luapan DAS Karang Mumus.
Baca juga:
Darurat Banjir Samarinda, Gubernur Kaltim Kucurkan Rp2,5 Miliar
Samarinda Berpotensi Tenggelam 20 Tahun Lagi
Pemkot Siapkan Rp5 Miliar Dana Darurat Banjir Samarinda
BNPB Turun Langsung Tangani Banjir Samarinda
Banjir 1,5 Meter Rendam Rumah Warga, Masa Tanggap Darurat di Samarinda Diperpanjang
Luapan Sungai Karang Mumus Diduga Jadi Penyebab Banjir Samarinda
TNI & Polri Akan Tambah Pasukan Bantu Korban Banjir di Samarinda