Warga minta terduga teroris Siyono dikubur di luar desa usai otopsi
Keluarga besar Siyono menolak keras usulan warga itu.
Sejumlah perwakilan warga Desa Pogung Kecamatan Cawas, Klaten, Rabu (30/3) pagi, mendatangi rumah Wagiyono, kakak kandung terduga teroris Siyono. Sekitar 10 warga dipimpin Kepala Desa Pogung Djoko Widoyo dan Kadus II Sadiman menemui keluarga Siyono.
Di lokasi tak jauh dari rumah Siyono, mereka diterima oleh Wagiyono dan Marso, ayah kandung Siyono. Di depan keluarga Siyono, Kades Djoko Widoyo menyampaikan hasil kesepakatan warga dalam rapat semalam. Mereka menolak otopsi yang akan dilakukan oleh tim dokter Muhammadiyah terhadap jenazah Siyono serta menolak jika jenazah tersebut akan dimakamkan kembali di desanya.
Atas pernyataan sikap tersebut, keluarga Siyono menyampaikan keberatannya. Kendati demikian, jika otopsi tetap dilakukan, keluarga Siyono berjanji akan membicarakannya dengan warga dan perangkat desa.
"Kami keberatan dengan pernyataan sikap warga, karena seandainya nanti jadi diotopsi mau dimakamkan di mana kalau tidak di desa ini. Warga tidak berhak menentukan atau memutuskan dimakamkan di mana, karena bumi ini milik Allah," ujar Wagiyono.
Wagiyono berjanji pihak keluarga akan semaksimal mungkin mengusahakan agar tidak terjadi otopsi. Dia beralasan otopsi yang akan dilaksanakan bukan keinginan keluarga besar korban.
"Keluarga kami sebenarnya tidak ingin ada otopsi, nanti kalau jadi otopsi pihak keluarga dan penyelenggara otopsi akan membicarakan dulu dengan pemerintah desa Pogung. Keluarga tidak menginginkan ini terjadi, karena kami sudah terlalu berat dengan semua permasalahan ini," keluhnya.
Sebelumnya, rencana tim Dokter Muhammadiyah yang akan melakukan otopsi terhadap jenazah terduga teroris Siyono batal dilakukan. Perangkat Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten bersama sejumlah tokoh masyarakat menolak jika otopsi dilakukan di desa mereka.
Mereka juga tak mengizinkan jenazah Siyono yang dimakamkan pada hari Minggu 13 Maret 2016 lalu, kembali dimakamkan di wilayahnya usai diotopsi nanti.
"Semalam kami telah melakukan rapat dengan seluruh ketua RW, ketua RT dan tokoh masyarakat desa Pogung. Pada dasarnya warga mendukung isi surat pernyataan yang dibuat oleh keluarga almarhum Siyono. Isi surat tersebut meminta perlindungan ke pemerintah desa dan apabila ada salah satu keluarga yang mengingkari surat pernyataan yang dibuat bersama pemerintah desa maka warga masyarakat akan memberi persyaratan dan sanksi," ujar Djoko Widoyo seusai rapat.