Waseso bantah diberi pilihan, setop kasus Pelindo II atau dimutasi
"Saya tetep bekerja sebagai penegak hukum melakukan penindakan, tidak membeda-bedakan," kata Budi Waseso.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso membantah jika dia diberikan pilihan tetap menjabat Kabareskrim atau menghentikan kasus dugaan korupsi Pelindo II. Menurutnya, selama menjabat Kabareskrim tak pernah membedakan kasus-kasus apapun.
"Kata siapa itu, nggak ada itu fitnah. Saya tetep bekerja sebagai penegak hukum melakukan penindakan, tidak membeda-bedakan," kata Budi Waseso saat menjawab pertanyaan apakah benar diberikan pilihan tetap menjadi Kabareskrim tapi kasus Pelindo II berhenti di Kantor BNN, Jakarta, Selasa (8/9).
Waseso pun menegaskan bahwa pilihan tersebut tidak benar. Dia sudah menyerahkan jabatannya kepada petinggi Polri.
"Nggak ada itu, itu (isu) dari mana," kata Waseso.
Seperti diketahui, kabar pencopotan Komjen Pol Budi Waseso dari posisi Kabareskrim ramai mencuat setelah Menko Polhukam Luhut Panjaitan menyatakan Presiden Jokowi tak mau penegakan hukum dilakukan secara gaduh karena membawa efek buruk pada perekonomian.
Komjen Budi Waseso belakangan tengah mengusut sejumlah kasus kakap, beberapa di antaranya adalah kasus mafia sapi dan perkara dugaan korupsi atas pengadaan mobil crane di Pelindo II.
Atas instruksi Komjen Budi Waseso, petugas Bareskrim Polri melakukan penggeledahan di kantor Pelindo II. Penggeledahan sampai-sampai dilakukan di kantor Dirut Pelindo II, RJ Lino.
Saat itu, Lino langsung menelepon Menteri Bappenas Sofyan Djalil dan mengancam jika Presiden Jokowi tak segera menyelesaikan persoalan itu dirinya akan mundur.
Baca juga:
Fahri soal Pelindo: Jokowi selesaikan dong, jangan intervensi polisi
Komjen Budi Waseso resmi menjabat sebagai Kepala BNN
Komisi III DPR gelar rapat dengan Kapolri, bahas Pelindo dan Waseso
Jadi Kepala BNN, akankah Budi Waseso galak sikat bandar narkoba?
Dianggap intervensi Budi Waseso soal Pelindo II, JK didesak mundur
-
Mengapa Budi Waseso berpendapat Pramuka penting? Pasalnya, kata dia, kegiatan Pramuka sudah ada dari zaman kemerdekaan Indonesia. "Kalau kita bicara Pramuka jangan hanya sekarang. Artinya, itu harus berawal dari sejarah. Dari zaman kemerdekaan, sebelum kemerdakaan Pramuka itu sudah aktif dan sudah ada. Dulu namanya pandu-pandu disatukan jadi Pramuka.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Siapa Lettu Soejitno? Lettu R.M. Soejitno Koesoemobroto lahir di Tuban pada 4 November 1925. Ia merupakan putra R. M. A. A. Koesoemobroto, bupati Tuban ke-37. Semasa hidupnya, ia mengalami tiga zaman yaitu zaman penjajahan Belanda, Jepang, dan Kemerdekaan RI.
-
Apa permintaan utama Budi Waseso kepada Menteri Nadiem? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Bagaimana menurut Budi Waseso, Pramuka seharusnya diterapkan? "Oleh sebab itu, mungkin kemarin Permen (Permendikbud) itu menurut saya harus dicabut. Karena kalau kita memulai dari itu ya kita harus scr keseluruhannya harus ada izin keppres-nya enggak. Artinya, tidak serta merta hanya melalui keputusan menteri," jelasnya.