3 Isu berbahaya buat Jokowi di 2019 versi LSI Denny JA
Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) masih paling tinggi sebagai calon presiden 2019. Jokowi menempati posisi teratas dengan elektabilitas 48,50 persen.
Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) masih paling tinggi sebagai calon presiden 2019. Jokowi menempati posisi teratas dengan elektabilitas 48,50 persen.
Namun ada tiga isu yang mengancam suara Jokowi di 2019. Isu tersebut adalah masalah ekonomi, isu agama, serta isu tenaga kerja asing. Isu ekonomi diperkirakan jadi senjata lawan politik Jokowi untuk menggerus dukungan.
-
Kapan survei LSI Denny JA dilakukan? Sebagai informasi, survei LSI Denny JA ini dilakukan mulai 26 Januari hingga 6 Februari 2024.
-
Berapa elektabilitas PSI menurut survei LSI Denny JA? Elektabilitas PSI hanya sebesar 1,5 persen. Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas menilai, kehadiran Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI belum membuat elektabilitas partai tersebut naik.
-
Bagaimana cara LSI Denny JA melakukan survei tentang elektabilitas partai? Sebagai informasi, survei ini menggunakan metodologi sampling multi-stage random sampling pada 1.200 responden. Adapun survei ini memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada Jateng berdasarkan survei LSI? Survei LSI: Kaesang Unggul di Pilkada Jateng Berkat Pengaruh Presiden Jokowi Djayadi menegaskan, Pilkada Jawa Tengah masih sangat cair.
-
Siapa yang melakukan survei LSI? Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis peta dukungan apabila Pilpres 2024 berlanjut ke putaran kedua. Dengan posisi pasangan nomor urut dua Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dipastikan melaju ke putaran kedua.
-
Kapan LSI melakukan survei? “Kalau melihat data-data ini, yang belum menentukan pilihan untuk pilihan kedua masih sangat besar. Itu berarti dinamika dukungan masih sangat tinggi,” Adapun survei ini dilakukan pada awal Desember 2023, memakai metode random digit dialing (RDD) dengan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
"Isu ekonomi kita lihat psikologi umum publik resah dengan kondisi ekonomi yg sulit," kata peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (2/2).
Survei ini dilakukan pada waktu 7-14 Januari 2018. Responden 1.200 orang dipilih secara acak dan dilakukan wawancara tatap muka dengan kuisioner. Survei ini memiliki margin of error kurang lebih 2.9 persen.
Menurutnya, selama kurang lebih empat tahun kepemimpinan Jokowi, publik menyatakan kepuasan kinerja sebanyak 70 persen. Kendati demikian, hasil survei menunjukkan masyarakat kurang puas terhadap masalah perekonomian. Dalam isu ekonomi sendiri ada 3 variabel yang memperlihatkan keresahan publik terhadap kondisi ekonomi selama dipimpin Jokowi.
Pertama adalah pengangguran. Publik menilai makin meningkat sebanyak 48.4 persen. Lalu kebutuhan pokok yang publik melihatnya, semakin berat dengan persentase 52,6 persen. Serta lapangan pekerjaan, dianggap semakin berat dengan persentase penilaian 54 persen.
Variabel terakhir, kata Adjie, makin diperparah dengan isu masuknya tenaga kerja asing. Adjie menilai, Jokowi apabila bisa mengelola tiga isu di atas, maka peluang maju dua periode terbuka lebar.
"Jokowi akan semakin kuat jika 3 isu tersebut bisa dikelola dengan baik. Tetapi Jokowi akan melemah jika 3 isu tersebut diabaikan," tandasnya.
Baca juga:
Dukungan Jokowi - Cak Imin maju Pilpres 2019 terus mengalir
PDIP bela Jokowi: Kalau citra jelek, melamar saja ditolak calon mertua
PDIP: Kalau Fadli Zon sebut Jokowi 2 periode, bisa diapakan di Gerindra?
Golkar nilai Fadli Zon tutup mata keberhasilan pemerintahan Jokowi
Hanya Cak Imin muncul di bursa Cawapres dinilai belum terjadi krisis kepemimpinan