Ahmad Sahroni NasDem Usulkan Cara Ini untuk Buktikan Dugaan Penggelembungan Suara PSI
Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk segera mengantisipasi lonjakan suara PSI.
Menurut Sahroni, dinamika politik setiap Pemilu per lima tahun di lapangan memang selalu ada.
Ahmad Sahroni NasDem Usulkan Cara Ini untuk Buktikan Dugaan Penggelembungan Suara PSI
Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk segera mengantisipasi lonjakan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan penghitungan secara manual.
- Begini Reaksi Surya Paloh Ditanya Pilih Ahmad Sahroni atau Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta
- NasDem DKI: Ahmad Sahroni Sosok Paling Kuat Maju Pilgub DKI 2024
- Sempat Mangkir, Ahmad Sahroni Diperiksa KPK Terkait Kasus TPPU SYL Pekan Depan
- Komisi III Minta Kejagung Tetap Jaga Netralitas di Pemilu 2024
"Sayang seribu sayang kalau ini tidak diantisipasi oleh KPU secepatnya, secara apa? Secara manual," kata Sahroni saat ditemui di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta dilansir Antara, Selasa (5/3).
merdeka.com
Menurut Sahroni, dinamika politik setiap Pemilu per lima tahun di lapangan memang selalu ada. Sehingga, menurut dia, terkadang memang wajar jika terdapat kesalahan peng-input-an angka.
Tetapi, lanjut dia, yang menjadi pertanyaan jika terdapat kenaikan signifikan jumlah suara, khususnya jika lonjakan tersebut hanya terjadi pada suara salah satu partai saja.
Langkah cepat, baik oleh KPU maupun Bawaslu tersebut pun, diharapkan Sahroni bisa dilakukan tidak hanya apabila terdapat lonjakan suara salah satu partai dalam Pemilu 2024, namun semua partai dengan konsep yang sama.
"Intinya kalau ada kenaikan signifikan, mesti diklarifikasi sesegera mungkin," tutur Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto meminta masyarakat menunggu hasil penghitungan KPU terkait dengan lonjakan suara PSI.
"Kita lihat nanti hasil dari KPU aja ya," kata Hadi saat mengunjungi Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta, Selasa.
Adapun Anggota KPU RI Idham Holik di Jakarta, Senin (4/3), sudah sempat menegaskan bahwa tidak ada penggelembungan terhadap jumlah suara PSI
Idham menjelaskan bahwa yang tidak akurat justru optical character recognition (OCR) atau teknologi yang mengekstrak teks dari gambar dalam membaca foto Formulir Model C1-Plano atau catatan hasil penghitungan suara Pemilu 2024.
"Di sini pentingnya peran serta aktif pengakses Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) untuk menyampaikan telah terjadinya ketidakakuratan tersebut," kata Idham.