Anies Baswedan: Mau Tidak Kita Kembali ke Era Kolusi Nepotisme seperti dulu?
Pasangan AMIN hari ini menggelar senam dan jalan sehat di Depok, Jawa Barat.
Anies berorasi di depan ribuan pendukungnya di Depok.
Anies Baswedan: Mau Tidak Kita Kembali ke Era Kolusi Nepotisme seperti dulu?
Bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan mengatakan, untuk melakukan perubahan saat ini harus berhadapan dengan kekuatan besar. Anies optimistis kekuatan itu akan bisa dilawan dengan berkumpulnya massa yang ada di Kota Depok yang menginginkan adanya perubahan.
Dia pun meminta agar pendukungnya di Kota Depok melakukan gerakan untuk terwujudnya perubahan tersebut. Anies meminta agar rumah-rumah warga didatangi.
"Siap menjangkau warga semua? Datangi 40 rumah ke depan, 40 rumah ke belakang, 40 rumah ke kanan, 40 rumah ke kiri. Jangkau semua, kita masih punya waktu. Ajak kepada semuanya," katanya, Sabtu (28/10).
- Singgung Putusan MK yang Bikin Gibran Jadi Cawapres, Anies Nilai Nepotisme Bisa Menular ke Daerah
- Mantan Ketua MK Anwar Usman Dilaporkan ke KPK Terkait Dugaan Nepotisme
- VIDEO: Ucapan Galak Anies, Negara Bukan Milik Satu Dua Keluarga Tapi untuk Seluruh Rakyat!
- Perindo Harap MKMK Jawab Keresahan Publik soal Nepotisme di Lembaga Tinggi Negara
Anies bertanya pada massa yang berkumpul di area Grand Depok City (GDC) apakah mereka menginginkan harga sembako kembali murah atau tidak. Dia pun mengajak warga untuk melakukan perubahan.
"Apakah kita ingin sembakonya tetap mahal? Ingin sembako murah?"
"Perubahan!" sahut massa.
Anies pun menyinggung mengenai biaya pendidikan. Dia menanyakan apakah warga ingin pendidikan murah atau mahal. Dia pun kembali bertanya pada massa apa yang diperlukan.
"Perlunya apa,?" tanya Anies sekali lagi.
Kembali massa pun menjawab bahwa yang diperlukan adalah perubahan.
"Perubahan," jawab massa lagi.
Anies juga menyinggung soal nepotisme.
"Mau tidak 'hengki pengki' hidup di negeri ini? Mau tidak kita kembali ke era kolusi nepotisme seperti dulu. Saya sampaikan kepada semua, kita bergerak bukan hanya untuk perubahan saja, tapi kita ingin mengembalikan kewarasan dalam bernegara. Setuju?" ujarnya.
Anies menyebut perubahan yang dilakukan juga untuk mengembalikan etika dalam bernegara. Ditegaskan, negara ini milik seluruh rakyat Indonesia dan bukan milik satu atau dua keluarga.
"Kita bekerja untuk mengembalikan itu semua. Dan kalau kita ingat para pendiri republik ini, mereka orang-orang yang terdidik. Mereka memiliki semua kelebihan, tetapi mereka mendirikan republik bukan untuk keluarganya. Mereka mendirikan republik untuk seluruh rakyat Indonesia. Setuju itu dikembalikan?" ujarnya.
Karena itu sambung Anies, ajak tetangga dan saudara untuk bergerak melakukan perubahan. Jika semua di Depok dan Jawa Barat bergerak, kata dia, maka nasional bisa dikuasai.
"Dan itu artinya kita harus menang bukan hanya presiden dan wakil presiden, tapi juga DPR RI, DPRD, DPD dan semuanya. Saya berharaap seluruh partai pengusung dan pendukung ajak semua untuk bergerak," pungkasnya.