Balihonya Dicopot di Bali, Ini Respons Mahfud Md
Mahfud menyatakan masalah pencopotan baliho itu sudah diselesaikan.
Bakal Calon Wakil Presiden (Cawapres) Mahfud Md menanggapi santai pencopotan balihonya di Bali. Dia menyatakan masalah itu sudah diselesaikan.
Balihonya Dicopot di Bali, Ini Respons Mahfud Md
"Silakan saja, kan sudah ada yang menyelesaikan," ujarnya kepada wartawan di Aula Prof Amiruddin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, Kamis (2/11).
- Relawan Sesalkan Baliho Ganjar Dicopot di Pematang Siantar: Padahal Sepakat Pekan Depan Dibersihkan
- Mahfud MD Jadi Bacawapres 2024, Curhatan Mahasiwa Bimbingan Skripsinya Ini Jadi Sorotan
- Respons Cak Imin soal Rendahnya Pemilih PKB Dukung AMIN
- Marak Kejahatan Hipnotis Libatkan WNA di Bali, Ini Respons Polisi
Ia menambahkan sudah ada tanggung jawab masing-masing untuk masalah Pemilihan Presiden. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ini berharap semua pihak menjaga situasi kondusif. "Ada tanggung jawab masing-masing," tegasnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, Sunanto alias Cak Nanto merespons soal pencopotan baliho bergambar Ganjar-Mahfud Md di Gianyar, Bali Selasa (31/10).
Dia menilai, insiden tersebut menjadi sinyal bahwa penggunaan kekuasaan terus dilakukan. Sebab, pencopotan itu dilakukan bersamaan dengan agenda kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Bali.
"Jadi kalau karena ada presiden terus dicopot karena berbeda, informasinya hanya PDIP dan Pak Ganjar yang dicopot, maka perspektifnya penggunaan kekuasaan menjadi terus dilakukan, dan itu tidak boleh di dalam proses demokrasi yang seperti ini," kata Cak Nanto, kepada wartawan dikutip Rabu (1/11).
Lebih lanjut, dia meminta agar proses demokrasi menjelang Pemilu 2024 bisa berjalan dengan adil, meskipun berbeda dukungan. Menurutnya, hal itu sesuai dengan visi Presiden Jokowi.
Menurutnya, jika demokrasi dijalankan secara tidak adil maka akan berpotensi perpecahan di masyarakat.
"Proses intimidatifnya kan semakin jelas, yang berbeda harus dicegat, yang utama dibiarkan, kan intimidatif. Dan itu membahayakan proses demokrasi dan proses berlangsungnya Pemilu 2024 ini menjadi suatu yang mencekam artinya gitu loh," imbuh Cak Nanto.
Sebelumnya, Kasatpol PP Bali, Nyoman Rai Dharmadi mengatakan perintah untuk mencabut baliho itu memang bertepatan dengan momen kunjungan Jokowi ke Gianyar.
Dia beralasan, penertiban baliho murni untuk membangun suasana netral. Arahan yang diberikan Pj Gubernur juga tidak spesifik menurunkan baliho Ganjar-Mahfud saja, namun seluruh baliho yang mengganggu.
"Sesuai dengan perintah Pak Pj Gubernur, saya diminta mencabuti atribut parpol di lokasi acara," kata Nyoman Rai Dharmadi, Selasa (31/10).
"Saya tidak memandang itu bendera PDIP, Ganjar-Mahfud, tidak ada kaitannya," sambungnya.
Nyoman menjelaskan, pencabutan baliho ini pun bersifat sementara. Dia membebaskan kepada seluruh pihak jika ingin memasang baliho itu kembali.